Kreatifitas

10 Bangunan Masjid Terunik Di Indonesia

Ini dia 10 bangunan masjid terunik di Indonesia, bahkan ada yang mendapatkan penghargaan Internasional

Nurham Elok Pratiwi21 September 2023

Pada tahun 2022 menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), Indonesia kembali menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Populasi penduduk muslim di Indonesia diperkirakan sebanyak 237,56 juta jiwa, setara dengan 86,7% populasi penduduk dalam negeri.

Berdasarkan data RISSC tersebut, pemerintah Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim berbenah dalam pembangunan tempat ibadah umat muslim. Selain itu, pemerintah daerah membangun masjid sebagai daya tarik wisatawan.

Indonesia memiliki tempat ibadah yang unik dari segi arsitektur bangunannya. Banyak masjid dengan konsep bangunan unik, untuk menarik wisatawan berkunjung ke masjid tersebut, diantaranya adalah:

Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar keenam di dunia dan terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Jakarta Pusat provinsi DKI Jakarta. Masjid Istiqlal menjadi salah satu situs cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, serta menjadi destinasi wisata religi di Indonesia.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Pembangunan memerlukan waktu 17 tahun dengan menghabiskan anggaran mencapai 7 miliar rupiah dari dana APBN.

Masjid Istiqlal diresmikan sebagai masjid nasional oleh presiden kedua Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978 dengan daya tampung 200.000 jemaah. Pembangunan Masjid Istiqlal dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban anak dari Lutheran tradisional seorang pendeta.

Arsitek Friedrich mengusulkan tema Ketuhanan dengan gaya arsitektur formalisme baru dan internasional. Dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometric serta baja anti karat. Bangunan utama masjid terdiri dari lima lantai yang bermakna lima rukun islam, jumlah shalat dalam sehari dan jumlah sila dalam Pancasila.

Bangunan utama dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, serta ayat kursi yang melingkari kubah besar tersebut. Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang besar yang melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961. Menara tunggal Masjid Istiqlal setinggi 96,666 yang melambangkan angka 6.666 jumlah keseluruhan ayat dalam Al-Quran. 

Masjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat, terletak di daerah kota Padang kecamatan Padang Utara provinsi Sumatera Barat yang memiliki luas 4.430 meter persegi. Masjid ini dibangun pada tanggal 21 Desember 2007.

Pembangunan berakhir pada tanggal 4 Januari 2019 dengan menghabiskan total biaya anggaran sekitar 325-330 triliun rupiah. Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat dirancang oleh Rizal Muslim yang beranggotakan tiga orang yaitu, Muh. Yusliyansyah, Ropik Adnan dan Irvan P. Darwis dari kantor konsultan Urbane Bandung.

Masjid Raya Sumatera Barat memiliki daya tarik pada arsitektur atap masjid tanpa kubah. Bentuk atap masjid seperti rumah adat Sumatera Barat yaitu Rumah Gadang, atap masjid berbentuk segi empat dengan keempat sudut atap menjulang ke langit sehingga mirip dengan Rumah Gadang.

Bentuk atap melengkung menggambarkan kejadian peletakan Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang ujung kainnya dipegang oleh empat orang perwakilan suku di kota Mekkah.

Masjid Raya Sumatera Barat memiliki ciri bangunan berbentuk lonjong mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau. Terdapat juga ukiran minang dan kaligrafi pada dinding luar bangunan masjid yang menambah kesan yang unik dari Masjid Raya Sumatera Barat. Keunikan arsitektur dari Masjid Raya Sumatera Barat meraih penghargaan internasional Abdullatif Al Fozan Award 2021.

Masjid Dian Al-Mahri

Masjid Dian Al-Mahri atau dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas yang terletak di kota Depok Jawa Barat adalah masjid terluas se-Jabodetabek yang berdiri diatas lahan 70 hektar dengan luas sebesar 8.000 meter persegi. Masjid Dian Al-Mahri didirikan oleh Dian Djuriah Rais seorang pengusaha dibidang properti. Dian mendesain Masjid Dian Al-Mahri berdasarkan arsitektur islam yang kuat yaitu mengacu pada daerah asal kelahiran islam yaitu Timur Tengah. Masjid Dian Al-Mahri dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006.

Julukan Masjid Kubah Emas karena atap kubah masjid dilapisi dengan emas murni, selain itu terdapat relief di atas podium imam, dekorasi langit-langit masjid dan mahkota pilar masjid. Pemasangan emas dilakukan dengan tiga teknik yaitu dengan teknik serbuk emas yang terpasang di mahkota pilar, teknik gold plating terdapat pada lampu gantung, pagar mezanin, ornamen kaligrafi kalimat tasbih dan pucuk langit-langit kubah, sedangkan kubah utama dan kubah menara menggunakan teknik gold mozaik solid.

Arsitektur Masjid Kubah Emas berdasarkan filosofi islam dilihat dari kubah yang berjumlah lima melambangkan rukun islam dan enam menara masjid melambangkan rukun imam. Pintu Masjid Kubah Emas sebanyak 17 melambangkan jumlah rakaat shalat rawatib umat islam. Terdapat 33 jendela dimana terdapat tiga nama Allah (Asmaul Husna) pada setiap jendela sehingga terdapat 99 asmaul husna.

Masjid Al-Irsyad

Masjid Al-Irsyad adalah masjid yang terletak di Padalarang kabupaten Bandung Barat provinsi Jawa Barat. Masjid Al-Irsyad di desain oleh gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang terinspirasi dari bentuk ka’bah. Dibangun pada tahun 2009 selesai pada tahun 2010 dan diresmikan tepat di bulan suci Ramadhan yaitu pada 17 Ramadhan 1431 Hijriah atau 27 Agustus 2010.

Pembangunan Masjid Al-Irsyad menghabiskan dana sebesar 7 miliar rupiah. Bangunan ini memiliki luas bangunan 970 meter persegi dan luas lahan sekitar 8.000 meter persegi dengan daya tampung 1.500 jemaah. Keunikan dari Masjid Al-irsyad adalah pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan, bangunan berbentuk kubah besar tanpa kubah.

Keempat dinding kubus masjid memiliki banyak lubang yang membentuk dua kalimat syahadat dalam bahasa Arab, dua kalimat  syahadat melekat pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata yang dirancang sebagai kaligrafi tiga dimensi raksasa. Didalam interior masjid jumlah lampu yang dipasang sebanyak 99 buah yang melambangkan asmaul husna. Masing-masing lampu berbentuk kotak mewakili setiap nama-nama Allah SWT. Dibagian mihrab sengaja tanpa dinding yang menggambarkan setiap makhluk yang shalat mereka akan menghadap Allah SWT.

Warna eksterior dan interior didominasi oleh warna abu-abu, putih dan hitam sehingga terlihat begitu elegan dan futuristik. Lanskap dan ruang terbuka didesain berbentuk garis-garis melingkar yang diambil dari konsep yawaf yang mengelilingi ka’bah.

Masjid Al-Irsyad mendapatkan sejumlah penghargaan di bidang arsitektur karena keunikan dari desain masjidnya. Pada tahun 2010 Masjid Al-Irsyad terpilih masuk lima besar Nasional Frame Building Association kategori Building Of The Years 2010 arsitektur religius. Konsep bangunan yang ramah lingkungan menjadikan Masjid Al-Irsyad memperoleh penghargaan Futurarc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction Information Asia.

Masjid Al Jabbar

Masjid Al Jabbar adalah masjid yang terletak di jalan Cimincrang No.14, Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat dan berada di samping Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Masjid Al Jabbar dikenal juga sebagai masjid terapung karena berada di tengah danau. Peresmian tempat ibadah ini sudah dilakukan pada tanggal 30 Desember 2022.

Masjid Al jabbar dibangun di lahan seluas 25 hektar dengan luas bangunan utama 99 m x 99 m. Daya tampung jamaah sekitar 30.000 orang dengan 10.000 orang di area indoor dan 20.000 orang di area plaza masjid.

Masjid Al Jabbar dirancang oleh gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan memadukan arsitektur modern kontemporer dengan aksentuasi masjid Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat. Luas dan tingginya lantai salat Masjid Al Jabbar dihiasi 27 relung terbuat dari relief tembaga. Relief berupa motif batik yang mewakili setiap kota dan kabupaten, sekaligus mengekspresikan kekayaan seni masyarakat Jawa Barat.

Keistimewaan lainnya ada pada lantai dasar atau ma’rodh yang berisi museum sejarah Rasulullah SAW, sejarah perkembangan Islam di tanah air dan sejarah Islam di Jawa Barat. Hal ini menjadikan Masjid Raya Al Jabbar sebagai satu-satunya masjid di Indonesia yang memiliki museum dengan penggunaan teknologi digital terbarukan.

Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah adalah masjid yang terletak di Jalan Gajah Raya, Sambirejo, Kecamatan Gayamsari kota Semarang Jawa Tengah. Masjid Agung merupakan masjid terbesar di Jawa Tengah yang dirancang dengan gaya arsitektur jawa, Islam dan Yunani.

Masjid Agung mulai dibangun sejak tahun 2001, selesai secara keseluruhan pada tahun 2006 dan diresmikan pada tanggal 14 April 2006 oleh bapak Presiden pada saat itu Susilo Bambang Yudhoyono. Masjid Agung Jawa Tengah dirancang oleh arsitek Ir. H. Ahmad Fanani dari PT. Atelier Enam Jakarta.

Masjid Agung Jawa Tengah memiliki luas sekitar 10 hektar dengan luas bangunan induk adalah 7.669 meter. Bangunan utama Masjid Agung memiliki atap berbentuk piramida dengan empat menara di setiap sudut dan beratap limas khas bangunan Jawa yang ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter dengan 4 menara setinggi 62 meter di setiap penjuru atapnya sebagai simbol bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter yang biasa disebut menara asmaul husna.

Didalam menara terdapat museum sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa dan di lantai 19 menara pandang, dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H, teropong di Masjid Agung pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha.

Masjid Safinatun Najah

Masjid Safinatun Najah berada di kelurahan Podorejo kecamatan Ngaliyan Kota Semarang adalah masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Kapal karena bangunan masjidnya berbentuk kapal.

Tidak hanya dari bangunan masjid yang berbentuk kapal tetapi arti dari Safinatun Najah adalah Kapal Penyelamat sehingga masyarakat sekitar menyebutkan Masjid Kapal. Masjid Kapal dibangun pada tahun 2015 diatas tanah seluas 7,5 hektar dengan ukuran bangunannya 2 hektar dan menghabiskan anggaran biaya sebesar 5 miliar rupiah.

Pembangunan Masjid Kapal ini berdasarkan wasiat salah satu keluarga dari Uni Emirat Arab yang mengamanatkan desain arsitekturnya seperti bahtera kapal Nabi Nuh. A.S agar para pengunjung Masjid Kapal dapat mengingat kisah Nabi Nuh. A.S dengan suri tauladannya.

Bangunan Masjid Kapal berwarna kuning kecoklatan yang dibawahnya terdapat bangunan menyerupai galangan kapal berwarna coklat seperti kayu. Masjid Kapal memiliki empat lantai dengan fungsi setiap lantai berbeda, lantai pertama digunakan untuk ruang pertemuan, tempat wudhu dan toilet, lantai kedua sebagai tempat sholat, lantai ketiga dapat digunakan untuk sholat tetapi terdapat ruang perpustakaan.

Lantai keempat sebagai rooftop atau atap digunakan untuk melihat pemandangan sekitar dan terdapat kubah berwarna hijau jika dilihat dari atas mempercantik desain bangunan Masjid Safinatun Najah.

Masjid Al-Akbar Surabaya

Masjid Al-Akbar Surabaya atau dikenal dengan sebutan Masjid Agung Surabaya terletak di wilayah Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya dan tepat di samping Jalan Tol Surabaya-Gempol. Masjid Al-Akbar adalah masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal yang dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektar.

Masjid Al-Akbar dibangun pada tanggal 04 Agustus 1995 dan diresmikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu KH. Abdurrahman Wahid. Masjid Al-Akbar dirancang oleh tim arsitek dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan tim konsultan yang berpengalaman dari Indonesia.

Bangunan Masjid Al-Akbar memiliki panjang 147 meter dan lebar 128 meter, dari segi luas bangunan dan fasilitas penunjang seluas 22.300 meter persegi. Atapnya terdiri dari kubah besar yang ditopang oleh empat kubah kecil dan sebuah menara serta menyerupai setengah telur 1,5 lapis dengan tinggi sekitar 27 meter dan berbentuk piramida terpancung dalam 2 layer dengan tinggi kurang lebih 11 meter dan bentang tumpuan atau diameter 54 m x 54 m. Masjid Al-Akbar memiliki ornamen ukir dan kaligrafi sebagai pelengkap struktur utama masjid, keistimewaan lain dari masjid ini adalah pintu masuk ke ruangan masjid yang tinggi dan besar serta memiliki mihrab terbesar di Indonesia.

Masjid 99 Kubah

Masjid 99 Kubah adalah masjid yang berada di kota Makassar provinsi Sulawesi Selatan, Masjid 99 Kubah dikenal juga dengan sebutan Masjid Asmaulhusna karena jumlah kubahnya sebanyak 99 yang identik dengan nama-nama Allah SWT. Selain untuk tempat ibadah umat islam, Masjid 99 Kubah dikunjungi karena keunikan banguannya sehingga menjadi destinasi wisata religi di kota Makassar dan ikon baru provinsi Sulawesi Selatan. Masjid 99 Kubah dibangun pada tahun 2017 dengan 4 kali tahap pembangunan yang menggunakan anggaran sebanyak 160 miliar rupiah dan diresmikan pada tahun 2022.

Masjid 99 Kubah dirancang oleh Ridwan Kamil gubernur Jawa Barat yang bekerjasama dengan arsitek lokal Muhammad Mursif dengan konsep klasik modern, futuristik dan unik. 99 Kubah yang merupakan ciri khas bangunan masjid dihiasi warna cerah yaitu merah, jingga dan kuning, bentuk kubah membentuk 9 sisi poligon dengan teras 9 lapis yang terbilang unik dalam proses pembangunan Masjid.

Masjid 99 Kubah memiliki luas bangunan 75 x 45 meter persegi, terbagi menjadi tiga area, area pertama ruang sholat yang dapat menampung 3.880 jamaah, area kedua ruang mezzanine dapat menampung 1.005 jamaah dan area ketiga pelataran suci yang dapat menampung 8.190 jamaah sehingga total daya tampung jamaah Masjid 99 Kubah sekitar 13.075 jamaah.

Lantai semi-basement berfungsi sebagai penunjang masjid, seperti toilet, tempat wudhu, kantor Yayasan dan galeri asmaulhusna. Konsep Masjid 99 Kubah hablumminallah memiliki makna hubungan manusia dan Allah yang ditandai dengan satu menara setinggi 90 meter, sedangkan konsep hablumminannas bermakna hubungan sesama manusia ditandai dengan pelataran masjid yang berfungsi sebagai ruang interaksi antara sesama jamaah.

Masjid Tubaba

Masjid Tubaba di Islamic Center memiliki kepanjangan Tulang Bawang Barat (TUBABA) yang akrab dikenal dengan sebutan Masjid 99 Cahaya. Masjid Tubaba berada di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Kecamatan Tulang Bawang Tengah (TBT), Desa Panaragan Jaya, Pulung Kencana Provinsi Lampung. Masjid Tubaba memiliki konsep desain yang tidak biasa karena masjid ini dibuat secara vertikal, tidak ada menara, tidak ada kubah dan sama sekali tidak menunjukan bangunan ini adalah masjid.

Masjid Tubaba dirancang oleh arsitek terkenal Indonesia Andra Matin, memiliki ukuran 34x34 meter yang diambil dari banyaknya jumlah sujud ketika menjalankan sholat wajib umat Islam. Masjid Tubaba ditopang dengan 114 pilar yang melambangkan banyaknya surat dari kitab suci Al-Qur’an. Masjid Tubaba berbentuk persegi lima yang melambangkan lima sholat wajib umat Islam. Mempunyai tinggi 30 meter yang melambangkan jumlah juz dalam Al-Qur’an sebanyak 30 juz. Masjid Tubaba memiliki 99 lubang cahaya untuk menerangi masjid dan berubah sesuai dengan perputaran bumi mengelilingi matahari.

Demikianlah 10 bangunan masjid terunik yang ada di Indonesia berdasarkan beberapa sumber. Beberapa masjid tersebut tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah umat muslim melainkan digunakan untuk wisata religi bagi umat muslim lokal maupun umat muslim internasional. 10 masjid tersebut bisa dijadikan rekomendasi umat muslim untuk melakukan wisata religi, melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, sholat idul fitri dan idul adha. 
 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait