Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI)

Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan rakyat nomor 12/PRT/M/2015 tentang eksploitasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi menyebutkan bahwa irigasi artinya usaha penyediaan, air buat menunjang pertanian. Jaringan irigasi terdiri atas saluran, bangunan, bangunan pelengkap yang digunakan, serta pembuangan air irigasi

Prasarana adalah penunjang keberhasilan program irigasi di dalam menaikkan produktivitas tanaman. Dalam Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI), prasarana fisik merupakan bangunan utama, saluran pembawa, bangunan di saluran pembawa, bangunan saluran pembuang, jalur masuk, kantor perumahan serta gudang.

Untuk mempertahankan kondisi Sistem Jaringan Irigasi yang berkesinambungan dengan mengoptimalkan pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi sesuai menggunakan kaidah-pelaksanaan irigasi sesuai perencanaan. Seringkali infrastruktur mengalami beberapa penurunan fungsi sudah termakan usia. Dengan demikian untuk memperbaiki sarana yang rusak berat ialah melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan secara berkala. Indeks kinerja sangat diharapkan buat memilih kelayakan serta memberikan solusi pada akibat evaluasi.

Pembaharuan PAKSI diperlukan untuk menyampaikan manfaat sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Penilaian indeks kinerja dapat menggunakan perangkat lunak di smartphone. Data-data yang disimpan mencakup data survey, lokasi koordinat survey, lepas survey dan  foto.

Pada pekerjaan ini, akan dilakukan updating PAKSI disetiap Balai/Balai besar  wilayah Sungai yang mencakup semua wewenang baik sentra/Provinsi/Kabupaten. 

Kegiatan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI)

IKSI dilaksanakan sesuai Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 serta Permen PUPR lainnya terkait irigasi rawa pasang surut serta lebak. Sebagaimana dengan pelaksanaan PAI, kegiatan IKSI dilakukan sesudah kegiatan konstruksi terselesaikan dilakukan.

Hal ini dilakukan guna mengukur kinerja sistem irigasi yang ada pada tingkat. IKSI dilakukan setiap tahun untuk memastikan kinerja sistem irigasi. Keluaran aktivitas IKSI berupa informasi kinerja sistem irigasi, rekomendasi aktivitas OP dan konstruksi buat rehabilitasi, peningkatan atau bangun baru.

Enam indikator indeks kondisi jaringan irigasi. :

• Indikator bangunan utama, bobot bagian 32,5%.
• Indikator saluran pembawa, bobot bagian 25%.
• Indikator bangunan saluran pembawa, bobot bagian 22,50%.
• Indikator saluran pembuang dan bangunan, bobot bagian 10%.
• Indikator jalan masuk/Inspeksi, dengan bobot bagian 5%.
• Indikator Kantor Perumahan dan Gudang bobot bagian 5%.

Penjumlahan indeks kondisi adalah Indeks Kondisi Jaringan Irigasi total. Rehabilitasi irigasi dilakukan pada saat Indeks Kondisi Jaringan Irigasi < 60%. Jika diatas itu, dilakukan pemeliharaan dengan klasifikasi sebagai berikut:

• Indeks Kondisi Jaringan Irigasi > 90%, pemeliharaan rutin.
• Indeks Kondisi Jaringan Irigasi 80-90%, pemeliharaan berkala.
• Kondisi Jaringan Irigasi 60-80%, pemeliharaan  SM (Spesial Maintenance).

Berdasarkan permenpu NO.32/PRT/M/2007 tentang pedoman Operasi dan Pemeliharaan, ada enam indikator yang tercantum pada blangko indeks kinerja, yaitu:

• Indikator prasarana fisik, dengan bobot bagian 45%
• Indikator produktivitas tanam, dengan bobot bagian 15%.
• Indikator sarana penunjang, dengan bobot bagian 10%.
• Indikator organisasi personalia, dengan bobot bagian 15%.
• Indikator dokumentasi, dengan bobot bagian 5%.
• Indikator P3A/GP3A/IP3A, dengan bobot bagian 10%

Batas Indeks Kondisi Jaringan Irigasi sebagai berikut:

• Indeks Kondisi Jaringan Irigasi Baik Sekali: Kl > 90
• Indeks Kondisi Jaringan Irigasi Baik:  nilai 90% > Kl > 80%
• Indeks Kondisi Jaringan Irigasi sedang: nilai 80% > Kl > 60%
• Indeks Kondisi Jaringan Irigasi Kurang: nilai Kl < 60%

Dapat dikatakan batas OP dan rehabilitasi adalah pada saat indeks kondisi jaringan irigasi < 60%.