Ketika hendak melakukan pengurusan pendaftaran tanah petugas Badan Pertanahan Nasional akan mengukur tanah menggunakan alat pita ukur atau meteran. Pengurusan tanah meliputi pemecahan, pemisahan, ataupun penggabungan tanah.
Namun, mengapa di zaman modern seperti ini mengukur tanah masih memakai pita ukur? Padahal jika dilihat, penggunaan pita ukur sudah digunakan sejak zaman dahulu.
Jawabannya karena meteran merupakan alat ukur yang paling teliti dalam pengukuran bidang tanah. Alat ini praktis dan cepat untuk mendapatkan hasil pengukuran. Apabila pada lokasi bidang tanah area perumahan, umumnya petugas ukur tanah menggunakan pita ukur. Pita ukur memiliki panjang yang bervariasi, mulai dari 25 meter,50 meter hingga 100 meter.
Dalam istilah pertanahannya, pengukuran menggunakan pita ukur disebut juga dengan pengukuran jarak langsung. Dimana pengukuran dilakukan secara langsung di lapangan sesuai kondisi saat itu dengan mengukur yang menghubungan 2 titik sehingga memperoleh hasil jarak langsung . Apabila dalam pengukuran bidang tanah menggunakan meteran tidak cukup panjang, maka diperlukan alat tambahan yang bernama Jalon atau disebut juga dengan pole stick.
Jalon merupakan alat bantu untuk melakukan pengukuran tanah. Sekilas bentuknya seperti tombak, karena ujungnya memiliki bentuk yang runcing, namun dicat berwarna merah dan putih. Jalon digunakan sebagai penanda titik terakhir ukuran pita ukur yang digunakan. Selain itu fungsi jalon juga sebagai pembantu meluruskan pita ukur ketika medan di lapangan kondisinya curam atau terjal. Panjang jalon sekitar 1,5 meter hingga 3 meter. Namun saat ini penggunaan jalon mulai berkurang karena pita ukur seringkali digunakan untuk mengukur tanah di kawasan pekarangan atau perumahan dan sangat jarang digunakan untuk mengukur areal bidang tanah yang luas seperti area pertanian dll. Jalon hanya masih digunakan ketika sedang pelatihan kerja atau kuliah di kampus yang memiliki keterkaitan ilmu geodesi untuk tujuan Pendidikan.
Jenis pita ukur berdasarkan bahannya, yaitu jenis fiber, plastik, dll. Pita ukur yang terbuat dari bahan fiber lebih awet dan kuat, serta tahan terhadap segala cuaca, sehingga dapat digunakan hingga jangka panjang. Kekurangannya yaitu harganya yang mahal. Sedangkan pita ukur yang memiliki bahan plastik memiliki harga yang lebih murah, namun cepat putus dan kurang tahan terhadap hujan. Umumnya ketika melaksanakan tugas pengukuran, petugas ukur akan menggunakan pita ukur yang memiliki bahan fiber karena keunggulan yang dimiliki walaupun sedikit lebih mahal.