Atap sebagai elemen penting dari sebuah bangunan perlu direncanakan dengan baik. Selain memberikan perlindungan, desain atap yang menarik akan menambah keindahan dari bangunan tersebut.
Dalam pelaksanaannya, atap yang direncanakan perlu memiliki struktur rangka yang kuat. Struktur yang kuat dapat memberikan ketahanan untuk menerima beban hujan dan variasi kecepatan angin yang mengalami kontak langsung dengan atap.
Untuk menciptakan struktur rangka atap yang kuat maka kita perlu untuk mempertimbangkan bahan yang akan digunakan. Pemilihan bahan dapat menyesuaikan tingkat ketersediaan, biaya serta kemampuan sumber daya manusia yang akan melaksanakannya.
Berikut adalah beberapa bahan yang sering digunakan sebagai bahan utama struktur rangka atap yang ada di Indonesia.
Kayu
Pemanfaatan kayu sudah dilakukan sejak dahulu di Indonesia untuk membuat struktur atap. Dalam pelaksanaannya, Kayu yang digunakan biasanya berukuran 5/10 atau 8/12 untuk kuda-kuda dan 5/5 atau 5/7 untuk gording. Pengunaan dimensi yang lebih kecil biasanya dipakai untuk membuat kaso atau reng. Kayu yang akan digunakan dipotong terlebih dahuluh untuk membentuk titik sambungan dengan kayu lain. Sifat kayu yang mudah dibentuk, awat dan umur panjang membuat kayu dapat digunakan sampai sekarang. Kayu yang digunakan berada pada rentang Kelas I dan Kelas II.
Baja Ringan
Inovasi dunia konstruksi menghasilkan sebuah teknik pembuatan struktur atap yang baru. Sejak diperkenalkan pada awal tahun 90-an, Baja Ringan sudah mengambil hati para konstruktor di Indonesia. Selain terfabrikasi dengan kualitas yang dijaga, terjangkaunya biaya serta kemudahan dalam pelaksanaan membuat baja ringan menjadi bahan yang paling banyak digunakan khususnya di perkotaan. Profil baja ringan yang dipakai adalah Kanal C sebagai kuda-kuda dan Reng A sebagai gording dan tempat menumpu penutup atap. Baja Ringan menggunakan skrup untuk memperkuat ikatan strukturnya.
Baja Profil
Penggunaan Baja Profil sering sekali digunakan pada atap konstruksi gudang dengan kebutuhan bukaan ruang yang besar. Profil yang sering digunakan adalah IWF untuk kuda-kuda dan CNP untuk gording/purlin. Dengan bentangan yang lebar, struktur atap dengan aja profil biasanya menggunakan bracing yang dipasang menyilang pada struktur untuk memperkuat struktur tersebut. Untuk sambungan pada struktur baja profil, bisa dilakukan dengan metode pengelasan atau menggunakan baut. Penggunaan Profil dipengaruhi oleh gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur atap tersebut.
Demikian untuk jenis-jenis bahan yang sering digunakan sebagai komponen utama struktur atap. Penentuan dari jenis bahan yang akan digunakan perlu mempertimbangkan faktor ketersediaan bahan, spesifikasi bangunan yang akan dibangun, biaya, waktu dan sumber daya manusia yang memadai.