Penipuan phishing terus menargetkan pengguna Internet.
Hal ini diketahui meningkat sejak kebijakan belajar di rumah siswa diterapkan.
Ya, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang penipuan dunia maya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Google Indonesia mengadakan webinar bersama Kementerian Perlindungan Anak (Kemenpppa) Republik Indonesia yang bertajuk “Agile Internet”.
Konferensi pers virtual tersebut diadakan pada Selasa (21/7) dan dihadiri oleh Google Asia Pacific Webmaster Outreach Strategist Aldrich Christopher. "Ada banyak penjahat yang membuat email phishing dan situs web yang sangat mirip dengan situs resmi," kata Aldrich.
Itu sebabnya Google juga menawarkan beberapa fitur yang memudahkan anak-anak memahami phishing.
1. Lihat logo
Email dan pesan phishing sering kali melibatkan korban dalam tampilan situs web yang terlihat seperti situs web aslinya.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat, seperti logo. Hal ini wajar karena beberapa penjahat siber sering lupa bahwa pesan palsu itu berisi logo.
Jika Anda memiliki logo situs web, Anda harus berhati-hati jika ada perbedaan bentuk atau warna.
2. Hati-hati salah eja
Di situs web resmi, beberapa perusahaan menggunakan bahasa dan frasa yang terstruktur dengan baik.
Nah, untuk situs penipuan, pola kalimat yang digunakan seringkali berantakan dan menggunakan bahasa sehari-hari. Mungkin juga ada situs web resmi yang menggunakan teknologi di situs web mereka.
Tapi itu tidak terlalu banyak, dan mungkin Anda bisa melihat kredibilitasnya dari perspektif yang berbeda.
3. Apakah URL situs web memiliki logo kunci kecil seperti "https: //"?
Langkah ketiga dalam mengidentifikasi ciri-ciri email phising adalah dengan mencantumkan "https: //" di awal alamat website.
Juga, ajari anak Anda untuk membedakan antara tempat yang aman, bukan logo gembok di sisi kiri layar laptop. Jika logo kunci berwarna hijau, itu menunjukkan bahwa situs web yang Anda kunjungi aman.
Sementara itu, jika gembok berwarna merah, berarti situs web yang Anda kunjungi memiliki risiko keamanan.
4. Apakah ada layar yang berisi spam?
“Saat Anda membuka tautan di email, Anda sering melihat jendela pop-up yang menunjukkan adanya virus,” kata Aldrich.
Dalam hal ini, email mungkin akan dihapus.
5. Tinjau syarat dan ketentuan email.
Menurut Aldrich, email phising biasanya menerima hadiah.
Jika anak Anda menerima pesan, Anda harus meninjau persyaratan penggunaan di bagian bawah email.
Kemudian ajari anak Anda untuk hati-hati memeriksa harga yang ditampilkan melalui email atau situs web.
Ini adalah fitur email phishing yang dapat mengajari anak-anak tautan mana yang asli atau palsu. Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman Nextren yang memiliki anak usia sekolah.