Tahun ini adalah tahun kedua lulusan baru mencari pekerjaan selama pandemi. Dalam situasi ketidakpastian dan krisis seperti saat ini, lulusan muda atau lulusan baru menghadapi tantangan yang lebih besar. 

Ketika lulusan baru melamar pekerjaan, perusahaan akan lebih menuntut dan mungkin juga memberikan gaji yang tidak diinginkan oleh pencari kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2020, jumlah posisi kosong juga turun menjadi 75%. 

Terakhir, ini akan berdampak negatif pada kesehatan mental orang yang baru saja diberhentikan dan menganggur (termasuk lulusan baru). Mereka rentan terhadap tekanan, terutama ketika mereka menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam proses rekrutmen.

 

Untuk meningkatkan kemungkinan bahwa perekrut akan membaca lamaran Anda, Anda harus menerapkan sikap yang sopan dan etis saat melamar pekerjaan sebagai lulusan baru. Kedua hal ini harus ditetapkan sejak awal lamaran untuk memberikan kesan yang baik dan menjadi pertimbangan saat Anda memasuki tahap perekrutan berikutnya. Perekrut juga dapat melihat cerminan kepribadian pelamar dalam bekerja berdasarkan sikap dan standar etika yang telah terbentuk sejak awal.

Lulusan baru dapat menerapkan tips berikut saat mencari pekerjaan. Dengan menerapkan strategi yang tepat saat melamar pekerjaan, peluang yang digunakan akan lebih efektif dan bermanfaat.

1. Pengingat pertama bagi lulusan baru: tujuan karier yang jelas 

Setelah lulus dari universitas, lulusan baru harus memperjelas tujuan dan strategi karier mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Ini akan membantu menentukan tempat kerja yang akan diterapkan berdasarkan karakteristik dan diharapkan dapat membantu mencapai tujuan tersebut. 

Secara umum, tujuan karier adalah salah satu pertanyaan dalam wawancara kerja. Hal ini menunjukkan bahwa seorang lulusan baru memiliki rencana dalam hidupnya, yang juga memberinya motivasi untuk bekerja.

2. Lulusan baru harus bisa menulis email teks yang baik 

Cara pelamar kerja menulis email teks dapat menentukan kesan perekrut. Bagian ini akan menunjukkan bagaimana mencoba membangun interaksi yang baik dengan perekrut.  Ada beberapa hal yang harus ditulis di badan email.

Pertama salam HRD dari perusahaan, kalau tahu bisa dituliskan. Kedua, pada paragraf pertama, kita dapat menyebutkan tujuan email dan di mana mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan.

Ketiga adalah pernyataan diri tentang relevansi pribadi dengan perusahaan dan posisi yang dilamar, apa yang dapat diberikan kepada perusahaan, dan laporan pengalaman kerja yang memadai, tetapi tidak disebutkan dalam resume. Keempat, ungkapkan antusiasme Anda untuk bergabung dengan perusahaan, ucapkan terima kasih kepada penerima email, dan lampirkan contact person yang dapat Anda hubungi. 

3. Jelaskan garis besar deskripsi pekerjaan dalam pengalaman kerja sebelumnya 

Ketika menyebutkan pengalaman kerja di resume Anda, tidak cukup untuk menyebutkan pekerjaan yang telah Anda jalani. Oleh karena itu, perlu dijelaskan secara singkat rincian lingkup pekerjaan yang diselesaikan agar perekrut dapat memahami pengalamannya. Format penulisan dapat dibulatkan, yang lebih mudah dibaca dan perekrut tidak akan membuang banyak waktu untuk membaca.

4. Mengatur portofolio pada platform yang mudah diakses 

Dalam beberapa pekerjaan, portofolio diperlukan bagi perekrut untuk memahami kualitas dan kemampuan kandidat melalui berbagai proyek yang mereka ikuti. Agar perekrut terlihat lebih profesional dan lebih mudah diakses, pencari kerja dapat memanfaatkan berbagai layanan blog gratis, seperti WordPress, Wix, dll. 

Selain bermanfaat bagi perekrut, membangun portofolio di platform juga memudahkan pencari kerja untuk melacak kemajuan setiap proyek yang mereka kerjakan. 

5. Periksa kesalahan ejaan dan pengetikan 

 Ini terdengar sederhana, tetapi dapat membuat perbedaan besar karena mencerminkan akurasi. Jika kata-kata dari dokumen aplikasi tidak lengkap, kesan perekrut tidak akan terlalu baik. Mereka cenderung mempertanyakan kemampuan pelamar untuk bekerja. Saat Anda memasukkan dokumen dan sebelum mengirim dokumen, periksa beberapa kali untuk memastikan tidak ada kesalahan ejaan atau salah eja.

Hanya CV tanpa surat lamaran dan portofolio 

CV adalah dokumen yang dapat mewakili karier profesional seseorang. Namun, jika Anda tidak menyertakan dokumen pendukung untuk mendukung integritasnya, Anda tidak akan dapat memahami deskripsi pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik. 

Portofolio dan surat lamaran adalah dokumen yang dapat membantu perekrut menentukan keahlian dan pengalaman kerja Anda secara lebih rinci. Akan lebih mudah bagi mereka untuk menilai apakah pelamar kerja memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan oleh perusahaan. 

Menggunakan template surat lamaran untuk semua perusahaan 

Setiap perusahaan memiliki karakteristiknya masing-masing. Tentu saja, keterampilan yang tertulis di formulir aplikasi harus sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan. Oleh karena itu, pelamar harus mencocokkan semua surat pengantar yang dikirim ke beberapa perusahaan.

Selain itu, menggunakan templat surat lamaran tidak menunjukkan antusiasme untuk bekerja di perusahaan terkait, tidak hanya melamar pekerjaan. Hindari pula menyalin dan menempelkan contoh surat lamaran yang beredar di Internet. 

Lulusan baru umumnya melebih-lebihkan kemampuan mereka 

Pelamar kerja harus memastikan bahwa isi tertulis dalam dokumen yang diserahkan konsisten dengan dan dapat menjelaskan keterampilan dan kualifikasi mereka untuk pekerjaan itu. Selain itu, kejujuran adalah sikap yang harus ditekankan saat melamar pekerjaan. Daripada melebih-lebihkan tetapi tidak bisa menunjukkan kemampuan Anda yang sebenarnya, lebih baik memiliki kemampuan yang terbatas dan berharap untuk mengembangkannya. 

Menggunakan lamaran kerja tanpa pemeriksaan latar belakang

Untuk memahami budaya dan lingkungan, pencari kerja harus melakukan penelitian dan menggali latar belakang perusahaan yang ingin mereka tuju. Langkah ini membantu untuk menentukan apakah perusahaan memenuhi kepribadian dan tujuan Anda di bidang keahlian.

Tidak Mengecek Konten Media Sosial Kita 

Perekrut di berbagai perusahaan sering kali memeriksa profil digital atau latar belakang kandidat sebagai pertimbangan tambahan saat merekrut seseorang. Jadi, jika jejaring sosial kita tidak terkunci, tidak apa-apa untuk melihat apa yang perlu dihapus/disimpan untuk melamar pekerjaan. Tidak jarang seseorang memiliki gambaran yang sangat berbeda antara dunia nyata (misalnya melalui lamaran kerja) dan dunia maya.

Misalnya, dalam sebuah wawancara kami mengaku mendukung keragaman, tetapi ternyata kami meng-host konten yang mengulas komunitas/orang tertentu. Kami tidak ingin membuat kesan buruk pada wawancara kerja pertama kami, bukan? Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan aspek media sosial yang sering dipandang sebelah mata oleh banyak pelamar.