Pengetahuan

Yuk, Kenali Dua Metode Loading Test untuk Pengujian Jembatan!

Pengujian jembatan dengan metode loading test berfungsi untuk memastikan keamanannya. Dua metode uji jembatan yaitu static dan dynamic loading test.

Pengujian beban pada jembatan atau loading test perlu dilakukan sebelum jembatan dioperasikan untuk umum. Pengujian ini juga diimplementasikan setelah melakukan rehabilitasi atau mengganti bagian tertentu pada jembatan. Mungkin di antara kamu ada yang bertanya-tanya, kenapa sih harus dilakukan loading test?

Loading test diperlukan untuk mengetahui kemampuan beban maksimum suatu struktur serta memastikan keamanan dari suatu struktur. Selain itu untuk mengetahui apakah ada potensi masalah pada konstruksi jembatan agar tidak berdampak fatal pada pengguna nantinya.

Pengujian metode ini menggunakan sebuah beban berat yang akan dibebankan pada jembatan yang akan diuji. Nah metode loading test ini terbagi menjadi dua macam, ada apa aja metodenya? Yuk simak penjelasan berikut ini!

Static Loading Test

Merupakan pengujian yang dilakukan dengan menempatkan beban berat pada jembatan secara diam atau tidak bergerak. Pengujian jembatan secara statis ini berfokus pada pengukuran regangan struktur jembatan, pengukuran pergerakan pile cap, pengukuran pergeseran bearing, dan pengukuran gaya kabel.

Cara pengujiannya biasanya truk-truk yang bermuatan kurang lebih 40 ton disejajarkan di sepanjang jembatan kemudian dianalisa seberapa besar pengaruhnya terhadap jembatan.

Dynamic Loading Test

Pengujian ini dilakukan dengan cara menggunakan beban yang bergerak dan melewati balok. Pengujian jenis ini bertujuan untuk mengukur daya kuat jembatan pada saat menerima benturan antara balok dengan roda kendaraan pada jembatan. Benturan ini yang nantinya akan dianalisis menggunakan alat khusus pengujian beban.

Dalam melakukan pengujian loading test diperlukan alat-alat tertentu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Ada apa saja sih alatnya?

Peralatan-peralatan yang diperlukan saat pengujian yaitu sensor-sensor seperti :

1. Sensor active menghasilkan sinyal elektrik yang kemudian dibaca oleh hardware interface.

2. Sensor strain gauge, alat ini diletakkan di bawah jembatan, untuk mendeteksi suatu regangan.

3. Sensor accelerometer yang dipasang di atas jembatan untuk mendeteksi getaran.

Nantinya data hasil pengukuran ditampilkan di laptop untuk selanjutnya dianalisis. Hasil analisis ini akan memutuskan apakah jembatan tersebut memiliki suatu masalah atau tidak.

Sebagai informasi, ternyata pengujian beban pada jembatan sudah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 41 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan. Pelaksanaan uji beban tidak hanya dilakukan saat selesainya konstruksi jembatan, tapi juga perlu dilakukan secara teratur dalam periode lima tahun sekali.

Share:

0 Komentar