Apakah anda pecinta Marvel? Jika iya, anda pastinya mengenal Captain America, Hulk, Spiderman, dll. Beberapa superhero yang saya sebut berdasarkan ceritanya merupakan manusia hasil modifikasi, baik disengaja maupun tidak disengaja. Modifikasi tersebut membuat mereka memiliki kelebihan yang umumnya tidak lazim dimiliki oleh manusia biasa.
Tahukah anda? Hal serupa ternyata bisa diterapkan di dunia nyata. Namun, penerapannya pada manusia masih bersifat fiksi ilmiah. Metode ini baru diterapkan pada organisme-organisme berukuran mikro seperti bakteri dan ragi.
Cabang ilmu yang mempelajari hal tersebut adalah Synthetic Biology, atau singkatnya ilmuwan sering memanggilnya "Synbio". Penasaran Kelanjutannya? Yuk baca artikel ini.
Apa itu Synthetic Biology?
Synthetic Biology adalah sebuah cabang ilmu sains yang menggabungkan biologi, kimia, ilmu komputer, dan teknik untuk membangun sistem biologis dengan kemampuan yang secara inheren tidak ada di alam. Maksudnya adalah kita memodifikasi organisme dengan kemampuan yang tidak dimiliki organisme tersebut secara alami.
Apakah hal tersebut memungkinkan? Jawabannya iya. Synbio memanfaatkan DNA sebagai sumber informasi utama makhluk hidup, sehingga apabila DNA itu ditranskripsi dan ditranslasikan, akan menghasilkan organisme dengan sifat seperti yang kita inginkan.
DNA dapat diprogram? Faktanya DNA sendiri tersusun atas monomernya, nukleotida, yang jika ditranslasikan menjadi protein dapat menghasilkan kode-kode unik dengan ciri khasnya masing-masing. Kode unik ini dikenal sebagai asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino yang berada di alam dan dapat dirakit.
Setiap asam amino terdiri atas tiga nukleotida yang berbeda, dan perubahan satu nukleotida dapat mengubah sifat dari asam amino tersebut. Prinsip kerjanya sama seperti kode pada pemrograman teknik informatika, dimana sel sama seperti motherboard-nya.
Teknologi ini telah banyak dikembangkan di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi terkenal seperti ITB, IPB, UI, bahkan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) memiliki kelompok khusus yang mempelajari bidang ini. Bahkan bidang ini telah menjadi mata kuliah pilihan di program studi Rekayasa Hayati, ITB.
Sejarah perkembangan synbio di Indonesia
Sejarah perkembangan synbio di Indonesia tidak terlepas dari perlombaan yang diadakan oleh MIT, iGEM (International Genetic Engineering Machine Competition). Beberapa ide yang pernah diikutkan dalam perlombaan ini telah berhasil diaplikasikan pada bidang industri, seperti produksi rhamnolipid, senyawa biosurfaktan yang sangat menjanjikan untuk aplikasi dalam industri minyak, berbasis biologi sintetik yang diadaptasi oleh tim ITB.
Ide lain yang berhasil diaplikasikan pada bidang industri adalah proses pembuatan artemisinin, senyawa aktif untuk antimalaria, berbasis biologi sintetik yang diprakarsai dan dipromosikan oleh Dr. Elfahmi Yaman, Sekolah Farmasi ITB. Menurut beliau, biologi sintetik mampu mengurangi waktu produksi dari 14-18 bulan menjadi hanya beberapa minggu saja.
Anda tertarik memperlajari bidang ini? anda bisa masuk atau melanjutkan studi ke jurusan bioteknologi, teknologi biomedis, ataupun teknologi bioproses. Bahkan di jurusan Rekayasa Hayati ITB, bidang ini telah menjadi mata kuliah pilihan.
Sumber :
[1] O'Leary, C., Silver P., van Opstal E., Rozo M. 2020. Synthetic Biology. Tech Factsheet for Policy Makers Harvard Kennedy School
[2] Suhandono, Sony. 2017. Synthetic Biology: Emerging Bioengineering in Indonesia. AIP Conference Proceeding 1844, 030001. doi : https://doi.org/10.1063/1.4983428
[3] DARPA ISAT. 2003. "Synthetic Biology Study". diakses 27 juli 2021 di : http://dspace.mit.edu/handle/1721.1/38455