Semenjak bekerja dari rumah digaungkan oleh pemerintah pada masa pandemi COVID-19, kita tak bisa lepas dengan peralatan digital untuk bekerja. Kita umumnya menggunakan beberapa aplikasi seperti Google, Facebook, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut tumbuh di sebuah tempat bernama Silicon Valley.
Siapa yang tak kenal dengan Silicon Valley?
Tempat ini merupakan “Surga” untuk geek karena di sini adalah tempat dimana raksasa teknologi dunia tumbuh dan berkembang. Silicon Valley sendiri bukanlah suatu komplek sebesar perumahan atau CBD, melainkan beberapa kota di Bay Area yang berada di Negara Bagian California, Amerika Serikat, yang terdiri dari beberapa kota seperti Palo Alto, San Jose, Santa Clara, Cupertino, dan San Francisco.
Tempat tersebut menjadi pusat computer science dan semikonduktor terbesar di dunia. Bagaimana tidak, di dalamnya terdapat perusahaan-perusahaan teknologi seperti startup, otomotif, dan bisnis E-commerce. Beberapa perusahaan teknologi yang bercokol di tempat tersebut antara lain adalah Google, Facebook, Linkedin, e-Bay, Tesla, dan masih banyak lagi. Bagaimana tidak, dengan adanya raksasa teknologi tersebut, menyebabkan California menjadi kiblat bagi penggila teknologi di seluruh dunia. Namun, bagaimana apabila Indonesia meniru konsep Silicon Valley tersebut?
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Di samping itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Menurut Statista, pada Maret 2019, Indonesia menempati peringkat kelima sebagai negara pengguna internet terbesar yaitu sebesar 143,26 juta pengguna. Aplikasi yang sangat umum digunakan adalah Google, Whatsapp, Facebook, dan masih banyak lagi. Hal tersebut menjadi salah satu latar belakang utama mengapa “Silicon Valley” harus ada di Indonesia. 3 hal berikut ini menjadi sebab mengapa Indonesia berpeluang besar untuk memiliki “Silicon Valley”.
-
Potensi yang besar
Jika telah diketahui Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, maka Indonesia juga memiliki jumlah lulusan pendidikan yang siap kerja yang cukup besar. Dilansir dari data Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki 137,91 juta angkatan kerja pada Februari 2020. Untuk pendidikan vokasi, di abad ke-21 ini jurusan yang berkaitan dengan teknologi, seperti teknik elektronika, broadcasting, informatika, sangat diminati oleh calon pelajar. Sedangkan untuk Universitas, Teknik Informatika menjadi jurusan teknik yang paling diminati di beberapa kampus. Jumlah angkatan lulusan pendidikan dengan jumlah yang besar ini menjadi salah satu sebab mengapa “Silicon Valley” harus ada di Indonesia.
-
Ladang Investasi yang Besar
Pada bulan Desember 2020, sedang hangat diberitakan bahwa perusahaan otomotif TESLA akan segera masuk ke Indonesia. Hal tersebut mendapatkan respon baik dari pemerintah karena ini akan menjadi peluang investasi di Indonesia. Apabila perusahaan tersebut telah masuk ke Indonesia, maka akan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dari dalam negeri. Sehingga, hal tersebut berpeluang meningkatkan keadaan ekonomi di negara kita tercinta ini.
-
Langkah awal Indonesia sebagai Macan Asia.
Istilah Macan Asia, umumnya dikonotasikan pada negara-negara di Asia yang memiliki perdagangan yang maju. Apa hubungan dengan “Silicon Valley”? Silicon Valley juga menjadi sumber perdagangan yang besar. Meskipun yang dijual di sini merupakan barang digital. Hal tersebut juga didukung dengan besarnya jumlah penggunaan teknologi di abad ke-21 ini.
Di samping itu, sudah selayaknya dalam “Silicon Valley” Indonesia ini memberi ruang bagi anak bangsa yang mempunyai inovasi-inovasi lebih terkait teknologi. Di mana Indonesia dapat menunjukkan kiprahnya dari bidang teknologi.
Demikian 3 alasan mengapa “Silicon Valley” harus ada di Indonesia. Semoga pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya teknologi. Bagaimana pendapat kalian? Tulis di komentar.