Pengetahuan

Sabun: Tokoh Pemersatu Minyak dengan Air

Pernahkah kalian mendengar istilah air dan minyak tidak bisa bersatu? Apakah hal tersebut selamanya benar? Ternyata tidak selamanya fakta itu benar, lho! Ada suatu komponen yang mampu menyatukan mereka berdua. Komponen apakah itu?

Pernahkah kamu mendengar pernyataan bahwa air dan minyak tidak bisa bersatu. Tentu saja, hal tersebut benar. Jika kamu menuangkan air ke dalam sebuah bejana, kemudian menuangkan minyak di bejana yang sama. Kamu akan melihat kedua komponen tersebut tidak menyatu.

Kita akan melihat bahwa akan terbentuk suatu lapisan/batas dari kedua senyawa tersebut. Minyak memiliki densitas yang lebih kecil dariapda air sehingga posisi minyak akan berada di atas air.  

Apakah hal tersebut akan berlaku selamanya? Pada kenyataannya, minyak dan air masih bisa dicampurkan dengan menggunakan sabun.

Reaksi Saponifikasi

Dalam proses pembuatannya, sabun merupakan senyawa berjenis surfaktan yang dihasilkan dari proses saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi antara asam lemak (trigliserida) dengan basa kuat, seperti larutan NaOH.

Reaksi ini akan menghasilkan gliserol dan garam asam lemak. Garam asam lemak inilah yang biasa kita manfaatkan fungsinya sebagai sabun.

Sabun memiliki fungsi sebagai pengemulsi (pemersatu) antara minyak dan air.

Senyawa garam asam lemak yang dihasilkan berupa rantai panjang dengan "kepala" dan "ekor" pada setiap komponennya. Nah, perlu diketahui bahwa minyak dan air memiliki sifat berbeda dalam polaritasnya. Minyak memiliki sifat non polar dan air memiliki sifat polar.

Polaritas adalah sifat yang mengatur bagaimana sebuah senyawa dapat berikatan dengan senyawa lainnya. Perbedaan sifat dari air dan minyak membuat mereka tidak bisa menyatu.

Di sinilah peran dari sabun digunakan. Sabun memiliki sifat non polar di satu sisi dan sifat polar di sisi yang lainnya. Bagian "kepala" sabun memiliki sifat polar yang dapat mengikat air, sedangkan bagian "ekor" sabun bersifat non polar. Ekor dari sabun inilah yang akan berikatan dengan lemak dan minyak.

Contoh paling sederhana adalah ketika memegang makanan berminyak seperti gorengan. Saat mememagang, tangan kamu akan terasa licin. Jika kita hanya mencuci tangan dengan air mengalir (tanpa sabun), tentu rasa licin tersebut akan tetap kita rasakan. Air tidak dapat berikatan dengan minyak yang menempel pada kulit, sehingga minyak tidak ikut terbawa bersamaan air.

Oleh karena itu, sabun sebagai zat tambahan untuk mengikat air sekaligus minyak ahar keduanya dapat terbawa keluar dari kulit. Ketika air dan minyak sudah berikatan, maka akan terbentuk emulsi yang menjadikan kedua komponen menyatu. Secara sederhana, peran sabun di sini adalah sebagai biro jodoh untuk minyak dan air. Hihi, menarik ya?

Penggunaan sabun tentu wajib dilakukan ketika mencuci tangan. Tidak hanya untuk menghilangkan minyak bekas, sabun juga dapat menghilangkan bakteri dan kuman pada kulit. Secara umum, bakteri dan kuman pun memiliki lapisan minyak yang disebut fosfolipid bilayer atau envelope lipid bilayer.

Peran sabun di sini juga sebagai pengikat dari bakteri dan kuman tersebut. Nah, fungsi sabun di sini memang sangat penting, ya? Jadi, mulai saat ini jangan lupa untuk selalu menggunakan sabun ketika mencuci tangan, ya!

 

Share:

0 Komentar