Fun Fact

World War III With Russian Technology Version of Nuclear

Sebuah negara yang memiliki akses ke sistem kontrol lapangan dan berbagai robot, maka konflik akan berubah menjadi sebuah perang darat klasik dengan tank dan artileri, sebelum adanya serangan nuklir dimulai.

Abdul Rahim Tanjung3 November 2021

Lewat konferensi pers Nuclear Posture Review (NPR) Februari 2018, Amerika Serikat mengumumkan secara jelas bagaimana metode untuk perang melawan Rusia, Tiongkok, Iran, dan Korea Utara. Untuk misi ini, mereka berencana menggunakan bom nuklir yang memiliki kekuatan lima kiloton. Selain bom nuklir, terdapat tank, artileri, dan penerbangan taktis.

Taktik tersebut juga akan dilakukan untuk mencegah sebuah konflik lokal menjadi konflik global. Bentuk penyerangannya berupa penghancuran maskapai penerbangan atau objek budaya penting. Itu semua dilakukan sebelum ada penawaran kesepakatan damai yang saling menguntungkan.

misil nuklir rusia
Foto: News Punch (Putin: Russia To Continue To Develop World’s Best Nuclear Weapons)

Salah satu muncul tanda adalah konflik non-nuklir yang belum terselesaikan sampai saat ini. Bahkan ada kemungkinan adanya eskalasi nuklir. Mungkin ini merupakan taktik Amerika Serikat untuk melancarkan peluncuran brigade lapis baja di Eropa Timur.. Serta pengiriman F-16 Eurofighter dan Skuadron F-35 Lightning ke Polandia dan Finlandia. Berbeda dengan Rusia yang kemungkinan tidak mau mengalah dan berunding.

Untuk mengantisipasi konflik global, Rusia melakukan pengerahan kompleks misil taktis Iskander-M dengan roket tipe 9M729 di sebuah wilayah Kaliningrad, eksklave atau daerah kantong Rusia yang terletak pada jantung Eropa. Wilayah udara pada area tersebut sudah dijaga oleh MiG-31BM yang memakairudal hipersonik Kinzhal.

Sementara itu, meriam tipe 2S7M Malka 203 mm dan mortir tipe 2S4 Tyulpan 240 mm dipakai kembali. Dahulu saat itu, keduanya telah digunakan untuk menembakkan sebuah ranjau nuklir. Senjata-senjata tersebut dipakai untuk menonjolkan superioritas Soviet di sebuah kawasan dengan perbatasan Jerman Barat. Sehingga Nato menunda rencana untuk menyerang Uni Soviet.

Pada akhirnya, Presiden Vladimir Putin telah menandatangani kebijakan pembuatan penangkal nuklir di Rusia. Salah satu pernyataannya adalah dengan tegas bahwa Kremlin berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi adanya ancaman yang sangat serius yang menyebabkan ketegangan internal negara.

peluncuran roket
Foto: GIZMODO (Hey, Has Anyone Seen Russia's Allegedly Missing Nuclear-Powered Missile?)

Menurut American Military News, pada tahun 1981, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Casper Weinberger meminta Defense Intelligence Agency (DIA) menyiapkan publikasi rahasia yang akan memaparkan ancaman yang telah diketahui oleh Amerika Serikat dan sekutunya NATO. Saat itu, “Kekuatan Militer Soviet” lahir dan selama sembilan tahun sudah mencetak ratusan ribu eksemplar dan didistribusikan ke seluruh pemerintahan.

Semakin banyak orang yang membaca publikasi tersebut, makin banyak orang yakin bahwa ancaman dari Uni Soviet itu nyata. Dan tidak akan menghalangi pembangunan militer Reagan. Berbeda dengan laporan terbaru, pada awal 1980-an lewat sebuah karya seni yang menggambarkan bahwa Uni Soviet memiliki ancaman yang nyata. Salah satu gambar yang paling abadi adalah sepasang Mi-24 Hinds menukik rendah di atas hutan yang tidak dipersenjatai dengan roket dan rudal, melainkan dengan tank bersenjata kimia. 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait