Fun Fact

Mengenal Ismail Al-Jazari, Sang Bapak Teknologi Temur Tengah

Ismail Al-Jazari mendapat julukan sebagai Bapak Modern Engineering berkat inovasinya yang banyak mempengaruhi rancangan mesin mesin modern saat ini

Ade Apristiawan20 Oktober 2022

Sebelum peradaban barat menciptakan berbagai teknologi yang bisa kita gunakan sampai saat ini, ilmuwan muslim telah melakukannya delapan ratus tahun yang lalu. Ismail AL-Jazari yang bernama lengkap Badi Az-Zaman Abu Izz bin Ismail bin Ar-Razaz AL-Jazari lahir pada 1136 M. Ia berasal dari wilayah antara Sungai Tigris dan Eufrat, daerah Mesapotamia Irak.

Semasa hidupnya, ia mengikuti jejak sang ayah yang mengabdi sebagai kepala insinyurdi istana Artuku di wilayah Artuqid pada abad ke 12 dan 13. Yang mana pada masa itu berkuasa wilayah timur Anatolia dan Jazira yang sekarang menjadi Negara Turki. Ia lebih cenderung sebagai Practice Engineer dari pada ilmuwan penemu karena ketertarikannya kepada proses sistem pengerjaan alat dibanding dengan dasar teknologinya. 

Mesin-mesin hasil ciptaannya dibuat berdasarkan uji coba daripada perhitungan teoritis. Sebagai salah satu contoh cendekiawan muslim dan ahli mekanika serta industri, ia banyak menciptakan robot humanoid. Kecerdasan dan ketekunan membuatnya mendapat gelar The Father of Robotic atau Bapak Robotik.

Julukan tersebut dikarenakan konsep robotik yang ia rancang banyak menginspirasi ilmuwan saat ini. Penemuannya telah memanfaatkan inovasi dan ilmu pengetahuan selama beberapa abad era sebelumnya. Penemuan yang ia buat juga terinspirasi penemu Banu Musa, Al-Saghani bahkan Archimedes.

Menariknya dari rancangan yang ia buat adalah yang paling mutakhir dan canggih serta efisien. Inspirasi dalam mengembangkan ide-ide dari para pendahulunya mampu membuat perubahan yang sangat signifikan pada masa itu.

Tahun 1206, karya yang ia rancang selama seperempat abad Ismail Al-Jazari telah memberi dunia karya berupa buku yang ia tulis yang berjudul Kitab Fi Ma’rifat Al-Hiyah Al-Handasiyyah atau The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Device. Didalam buku ini berisikan lebih dari seratus rancangan yang ia buat beserta dengan diagram secara penjelasan detailnya. bahkan ilustrasi berwarna untuk menunjukan semua perangkat cocok satu dengan lainnya.

Pada bukunya ia telah menulis kalimat “saya telah menemukan bahwa beberapa ilmuwan sebelumnya telah membuat perangkat dan telah menjelaskan apa yang mereka ciptakan. Mereka tidak mempertimbangkan sepenuhnya dan juga tidak mengikuti jalan yang benar untuk semuanya, dan bimbang antara yang benar dan yang salah”.

Robot tertua di dunia

Salah satu karya fenomenal yang dibuatnya ialah robot musik otomatis. Terdiri dari dua pemain drum, satu pemain harpa dan satu pemain suling yang berada diatas perahu. Robot ini telah dirancang untuk memainkan lagu sesuai mekanisme dan ketukan yang berbeda - beda.

Di dalam konsep robot rancangannya ia menggunakan prisip hidrolika untuk menggerakan mesin. Ciptaan Nya ini bertujuan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam acara jamuan di dalam istana. Dari hasil penemuannya tersebut, ia diangkat menjadi kepala insinyur Dinasti Artuqid. 

Elephant Clock rancangan jam paling rumit dan canggih di dalam sejarah

Ismail Al-Jazari juga membuat inovasi baru dibidang mekanika penghitung waktu yang bernama Elephant Clock atau Jam Gajah. Penunjuk waktu ini berbentuk gajah yang mengandun unsur budaya dari Asia, burung phoenix dari mesir, patung naga dari Cina dan kereta beserta patung manusia menggambarkan dari Timur Tengah.

Elephant Clock diciptakan dengan kecanggihan yang melampaui karya – karya penemu lain pada zamannya. Selain tampilan luarnya yang sangat indah dan menarik, mekanisme dari mesin ini merupakan pusat kecanggihan yang mengguncang decak kagum.

Singkatnya, cara kerja yaitu pada bagian perut gajah merupakan sebuah tangki berisi air dengan volume tertentu. Didalamnya terdapat sebuah mangkuk air yang bekerja menggunakan prinsip Archimedes. Pada mangkuk tersebut berisolasi sekitaran tepinya dibuat agar tidak tenggelam secara vertikal. Mangkuk yang telah mengambang di dalam air pada perut gajah memiliki lubang kecil. Dimana secara bertahap terisi air dan tenggelam miring. Pada proses tenggelamnya mangkuk, ujungnya telah disambungkan menggunakan tali dan akan menarik tali untuk mengontrol mekanisme tiga puluh buah bola yang akan dijatuhkan satu per satu diatas kereta gajah.

Setiap bola yang jatuh akan mendorong roda gigi jatuh ke arah keluar melalui kepala burung. Pada roda gigi, porosnya terdapat tiang yang menghubungkan patung burung phoenix di paling atas kereta. Kepada kepala burung yang terletak di tepi kereta dimana mengeluarkan bola lalu ditangkap patung naga menggunakan mulutnya untuk menambah beban sehingga posisinya memutar kebawah untuk mengantarkan bola kedalam guci di sebelah patung penunggang gajah.

Pergerakan patung naga menghantarkan bola mekanismenya membuat patung sultan Salahuddin didalam kereta menunjukan waktu secara berurutan setiap setengah jam serta putaran patung seekor burung phoenix juga mengeluarkan suara suling angin.

Hasil dari penemuan Elephant Clock membuat para ilmuwan takjub dengan keahlian Ismail AL-Jazari. Maka dari itu, ia mendapat gelar tertinggi pada bidang mekanika dan robotika modern. Pada kesempatan lain Elephant Clock dibuat replikanya oleh beberapa ilmuan lalu dipamerkan di Mall Ibnu Batutah, Dubai pada tahun 1976. Organisasi Foundation for Science Technology and Civilisation juga pernah membuat dalam bentuk 3D animasi di Manchester, UK.

Untuk video ilustrasi Elephant Clock klik pada link dibawah ini.

Elephant Clock Ilustration video

Ahli pompa di abad pertengahan dengan Automatic Water Pump

Sebagai insinyur handal, Ismail Al-Jazari juga membuat alat untuk semua kalangan. Salah satu penemuannya yang berdampak untuk masyarakat adalah pompa air yang bernama Saqiyya. Alat tersebut menerapkan sistem piston dan katup searah di dalamnya yang diciptakan oleh seorang mekanika. Di dalam sistemnya sudah dilengkapi lima sistem yang ia rancang sendiri. Salah satunya perangkat roda rak poros yang berfungsi unutk memaksimalkan untuk menyedot air. Pembuatan alat ini terisnpirasi dari budaya Romawi Byzantium sebagai penjaga api.

Cara kerja Saqiyya berawal dari aliran air sungai yang memutar kincir air yang terhubung pada roda gigi. Roda gigi tersambung pada poros batang piston bergerak maju dan mundur didalam silinder kedua secara bergantian. Pada ruang silinder piston ujungnya terdapat dua buah katup yang searah. Saat gerakan piston menyedot membuat katup pertama terbuka dan air masuk kedalam ruang silinder bersamaan gerakan piston.

Setelah gerakan piston terbalik mendorong maka katup ikut terdorong dan membuat posisinya tertutup kebawah tetapi katup kedua terbuka akibat dorongan aliran air keluar sampai gerakan piston berbalik menyedot kembali. Proses ini berjalan terus sampai air mengalir pada pipa yang sudah tersambung pada kedua ujung katup kedua sisi.

Dampak dari penemuannya tersebut untuk kebutuhan air di wilayah Damaskus dapat terpenuhi terutama masjid, rumah sakit dan rumah penduduk. Teknologi penemuannya digunakan oleh masyarakat Islam di abad pertengahan. Serta berperan besar dalam bidang teknologi water system. 

Untuk video ilustrasi Automatic Water Pump klik pada link dibawah ini.

Automatic Water Pump Ilustration video

Akhir hayat Ismail Al-Jazari

Dari Channel National Geographic, Ismail Al-Jazari wafat pada tahun 1206. Pada tahun itu, ia menuliskan bukunya untuk Sultan istana Artuqid. Ia terus dikenang sebagai cendikiawan muslim yang membawa terobosan besar pada masanya. Dibalik kecerdasan dan kepiawaiannya di bidang teknologi mekanika dan robotika, AL-Jazari juga ahli ilmu agama Fiqih.

Semua teknologi penemuannya tidak digunakan untuk hal negatif lainnya. Sebaliknya, penemuannya bertujuan membantu masyarakat dalam membuat hidup lebih mudah dan menghibur.

Kejeniusannya sebagian besar terabaikan saat ini. Ismail Al-Jazari beserta cendekiawan muslim lainnya di abad pertengahan telah menandai periode dalam sejarah umat manusia. 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait