Transfer teknologi adalah cara membangun negeri
Transfer Teknologi adalah salah satu cara dalam memajukan negeri. Transfer teknologi artinya proses memindahkan kemampuan, teknologi, pengetahuan antar institusi dalam berbagai bentuk.
Proses transfer teknologi perlu memperhatikan tingkat kesiapan teknologi agar bisa digunakan secara luas. Sebagai contohnya, era kolonial hingga saat ini masih ada bukti dalam berbagai bentuk. Berikut ini ada beberapa bukti transfer teknologi yang luar biasa dalam memajukan nusantara.
1. Semen merah bangunan Hindia-Belanda
Bangunan Belanda yang merupakan bekas Era Kolonial yang masih tetap kokoh hingga sekarang. Disamping teknik merancang yang presisi, para arsitek Belanda sangat memperhatikan tingkat detail konstruksi. Selain menggunakan bahan bangunan berkualitas tinggi, pembuatan struktur rancangan juga sesuai fungsinya.
Salah satunya seperti Bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat yang yang dirancang oleh Ir. Van Breen pada 1912. Tidak hanya untuk mencegah banjir, tapi juga saluran irigasi bagi persawahan di sekitar area bendungan dan pemasok air untuk warga Jakarta. Rahasianya adalah Semen Merah buatan Belanda. Semen ini terkenal ampuh ketika bangunan bergetar atau goyang oleh gempa atau semacamnya.
Semen merah adalah hasil penggilingan batu bata atau genting sehingga menghasilkan butiran halus. Alumina dan silika adalah unsur utama semen merah. Didapatkan dari perpaduan tanah liat dan pasir yang merupakan bahan dasar batu bata.
2. Jalur rel kereta api Hindia-Belanda
Rel kereta api dibangun untuk meningkat aksesibilitas keperluan logistik. Pemerintah Hindia-Belanda menggunakannya untuk mempermudah mengambil dan memindahkan sumberdaya ke daerah tertentu. Di dalam berbagai buku sejarah, perusahaan Staatsspoorwegen adalah pemilik penuh Belanda. Dan sekarang berganti nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
Pemindahan sumberdaya dan logistik membutuhkan kereta api. Kehadiran kereta api secara tidak langsung memberikan efek baik kepada masyarakat. Serupa dengan keresidenan pantai barat sumatera, Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) yang saat itu sedang mengangkut batubara hasil laporan eksplorasi W. H. Van Greve. Pembangunan Rel kereta api dari pantai barat (Teluk Bayur) - Tambang (Sawahlunto) mengeluarkan jutaan gulden.
3. Pertambangan Batubara Tertua Indonesia
Pertambangan batubara sudah terjadi era kolonial Belanda. Fungsi dan tujuannya untuk memasok kebutuhan energi industri hingga rumah tangga.
Metode pertambangannya tidaklah jauh beda dengan zaman sekarang. Berdasarkan literatur yang ada mereka mengembangakan metoda pertambangan sand filling. Metode ini memanfaatkan pasir dengan karakteristik khusus sebagai penyanggaan penambangan batubara bawah tanah
Sekarang ini, kawasan pertambangan batubara bawah tanah berubah menjadi Kota Sawahlunto. Hingga kini beberapa terowongan dibuka untuk menjadi meseum tidak untuk operasi pertambangan. Dengan nilai historisnya, kota ini masih mengandalkan sektor pertambangan dalam penggerak ekonominya.
4. Institusi pendidikan bekas Hindia-Belanda
Pada era kolonial, pemerintah Belanda mengizinkan beberapa rakyat indonesia untuk sekolah. Bahkan rakyat indonesia diizinkan melanjutkan studi di Belanda. Pada zaman itu studi diutamakan untuk kepentingan Belanda dan layanan publik seperti Teknik Sipil, Dokter, Ilmu Tanaman.
Institusi pendidikan peninggalan Belanda ini masih eksis hingga sekarang adalah Institut Teknologi Bandung Universitas Airlangga.