Industri

Apa yang Menyebabkan Area Tambang Meledak?

Tambang batubara bawah tanah bukanlah area yang aman justru berbahaya jika tidak melihat resiko yang disekitar areanya.

Mengapa Area Tambang Bisa Meledak?

Pertambangan adalah salah satu Industri terpenting di Indonesia. Batubara masih menjadi andalan dalam kebutuhan energi Indonesia.

Mengingat jumlah peruntukannya ke pembangkit listrik tenaga uap. Proses penambangan sendiri dengan cara mengupas tanah penutup lalu membongkar lapisan batubara. Sederhananya Batubara adalah akumulasi dari sisa bahan organik berupa tumbuhan yang terfosilkan.

Semakin dalam letak atau lapisan batubara dari permukaan tanah semakin menyulitkan proses penambangan. Hal ini mempertimbangkan proses pemindahan, sistem penambangan, transportasi dan peralatan.

Batubara umumnya dimanfaatkan energi yang berupa panas diasosiasikan dengan udara (oksigen).  Sederhananya, proses pembakaran terjadi karena tidak ada unsur bahan bakar, udara, dan percikan api.

Area tambang memiliki resiko kecelakaan yang dapat dikurangi dengan melakukan identifikasi. Peristiwa ini dapat terjadi di  stockpile (penumpukan) batubara hingga proses penambangan bawah tanah. 

Dengan kondisi ini bisa menyebabkan ledakan tambang terlebih di area kerja. Berikut ini hal yang menyebabkan ledakan tambang pada batubara bawah tanah tentunya kamu harus tau!!!

1. Kelistrikan Tambang 

Dalam membantu kesinambungan penambangan batubara bawah tanah tentu membutuhkan energi listrik.

Listrik digunakan untuk menggerakan alat transportasi, ventilasi, penirisan air dalam tambang bawah tanah.. Listrik ini sangat membantu untuk mengeluarkan batubara keluar dari area penambangan.

Kebutuhan energi listrik akan pertambangan bawah tanah umumnya tidaklah kecil terlebih. Adakalanya beberapa alat harus digunakan dalam waktu yang cukup lama seperti ventilasi.

Apalagi batubara mempunyai produk sampingan berupa gas metan. Dengan terus beroperasinya ventilasi dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja dan ledakan tambang. Ledakan tambang terjadi kerena percikan api dari alat kelistrikan yang digunakan. 

2. Debu Batubara

Proses penambangan menggunakan alat seperti coal pick untuk membedakan batuan lapisan Batubara. Selama proses penguraian, batubara akan membentuk debu batubara di area kerja terowongan batubara.

Debu batubara bisa menjadi penyebab ledakan tambang. Jika jumlah debu batubara berterbangan udara terkena percikan  alat seperti coal pick. 

Tumpukan batubara di sekitar mempunyai resiko dalam ledakan jalur pengangkutan batubara keluar tambang. Debu batubara mengurangi visibilitas para pekerja dan dapat mengurangi efisiensi kerja. 

3. Gas Metana 

Gas metana sebenarnya adalah hasil proses dekomposisi organisme yang mudah terbakar. Mengingat batubara adalah akumulasi sisa organisme menjadi fosil dalam waktu tertentu. Proses dekomposisi yang menghasilkan gas metan selama proses pembatubaraan.

Gas metana akan muncul dari sela-sela (cleat) batubara dan mengendap di langit-langit. Kepekatan gas metan udara dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja. Sebagai informasi, gas ini tidak berbau.

Gas metan yang mudah terbakar dan campuran 5 persen hingga 15 persen di udara berpotensi menimbulkan ledakan. Ketika udara mengandung sekitar 9,5 persen metana, maka telah mencapai titik oksidasi sempurna. Yang berarti bahwa bahan bakar telah bercampur dengan oksigen dalam jumlah yang tepat. 

Dengan adanya potensi seperti ini diharapkan dapat memahami resiko bekerja di dunia pertambangan. 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait