Bagaimana cara menangani limbah nuklir?
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tidak lepas dari limbah radioaktif yang dihasilkan. Selalu timbul pertanyaan bagaimana mengelola dan menyimpannya. BATAN -satunya lembaga yang menjadi pengelola limbah radioaktif.
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pemegang izin radioaktif di sektor industri, rumah sakit, instansi pemerintah, dan akademisi. Industri menggunakan zat radioaktif untuk mengukur ketebalan kertas, kemudian menghasilkan limbah radioaktif.
Pemegang izin menggunakan jasa pengolahan limbah ke BATAN dan masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak. Semua negara memiliki strategi penanganan limbah nuklir dan proses pengelolaan jangka panjang.
Berdasarkan UU No 10/2007 tentang Ketenaganukliran dan di PP No 61/2013 Tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif disebutkan, BATAN satu-satunya lembaga yang berkewajiban pengolahan sampai penyimpanan limbah radioaktif.
Dalam berbagai ulasan, fasilitas pengelolaan limbah di BATAN relatif lengkap di Asia Tenggara. Limbah disimpan setelah melalui proses pengolahan. Usia limbah yang tersimpan mencapai puluhan hingga ratusan tahun.
Umumnya nuklir banyak digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Seperti semua teknologi penghasil energi, penggunaan energi nuklir menghasilkan beberapa produk limbah.

Bentuk limbah nuklir
Lebih dari 90% total volume terdiri dari barang yang terkontaminasi ringan, seperti peralatan dan pakaian kerja. Itupun hanya mengandung 1% dari total radioaktivitas.
Sebaliknya, sebagian besar terdiri dari bahan bakar nuklir bekas limbah tingkat tinggi. Tentunya telah ditetapkan sebagai limbah dari reaksi nuklir. Limbah ini menyumbang 3% dari total volume limbah yang mengandung 95% dari total limbah.
Efisiensi PLTN sangat tinggi
Bahan bakar nuklir sangat padat energi. Untuk menghasilkan listtik hanya butuh sedikit energi untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar. Akibatnya, sejumlah kecil limbah yang dihasilkan.
Rata-rata, limbah reaktor yang memasok kebutuhan listrik seseorang selama setahun akan sebesar batubara. Hanya 5 gram dari ini adalah limbah tingkat tinggi. Beratnya saja hampir sama dengan selembar kertas.
Bentuk penanganan limbah nuklir
Sederhananya limbah nuklir memiliki bentuk cair, padat dan aerosol. Limbah nuklir berbentuk padat, dilakukan upaya berupa pemadatan, pembakaran dan imobilisasi. Limbah ini kemudian diikat dengan semen dan batuan bitumen.
Penanganan limbah cairnya sendiri menggunakan evaporasi dan penukaran ion. Sedangkan aerosol sendiri menggunakan beberapa alat penyaring agar tidak tembus atmosfer lepas.
Semua limbah sangat ditentukan oleh waktu paruh untuk mengeluarkan radiasi dari unsur nuklir. Selama ribuan tahun membutuhkan penyimpanan di dalam tanah sebelum diikat oleh senyawa khusus.