Pengetahuan

Mengenal Potensi Plastik Menjadi Sumber Hidrogen

Sampah adalah masalah lingkungan yang bisa diatasi dengan cara syngas tetapi ada cara baru dalam mengatasi masalah lingkungan terlebih dapat menghasilkan energi hijau berupa Hidrogen.

Mengubah plastik menjadi sumber hidrogen 

Penggunaan plastik telah menjadi masalah lingkungan yang masif, terus meningkat setiap tahunnya. Sejumlah 4,9 miliar ton plastik di bumi saat ini berakhir di tempat pembuangan sampah. Jumlah ini terus meningkat setiap tahun.

Sejumlah besar limbah terlarut ke dalam ekosistem, di mana unsur-unsurnya memecahnya.

Akibatnya, sekitar 8 juta ton mikroplastik masuk ke danau, sungai, dan laut dunia setiap tahun. Yang tentunya menimbulkan ancaman serius bagi tanaman dan satwa liar. Jumlah ini bisa tiga kali lipat pada tahun 2040 dengan hampir 29 juta ton mikroplastik di lautan setiap tahun.

Salah satu faktor utama yang mendorong polusi plastik adalah kurang daur ulang. Hanya sembilan persen plastik yang didaur ulang.

Saat ini sampah plastik sudah dapat diubah menjadi hidrogen menggunakan metode lain. Dengan fasilitas komersial sedang dikembangkan untuk mengubah plastik. Namun, pendekatan baru menjanjikan untuk menjadi lebih cepat dan lebih hemat energi.

Sebagian besar pendekatan yang ada menggunakan suhu lebih dari 750 °C untuk menguraikan plastik menjadi syngas, campuran hidrogen dan karbon monoksida. Setelah itu, barulah menggunakan langkah memisahkan hidrogen.

Studi baru sumber hidrogen dari plastik 

Kepadatan hidrogen dalam kantong plastik adalah sekitar 14 persen. Kemungkinan menawarkan sumber baru bagi negara-negara yang mengincar produksi hidrogen bersih untuk mengatasi perubahan iklim.

Prof.Edwards seorang Kimiawan bersama rekannya dari Universitas Oxford di Inggris telah menemukan metode untuk mengubah botol plastik, tas, dan kemasan plastik menjadi sumber hidrogen yang bersih. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Catalysis.

Metode ini diawali memecahkan plastik menjadi potongan-potongan kecil dengan blender dapur. Berikutnya mencampurnya dengan katalis oksida besi dan aluminium oksida. Ketika dipanaskan dengan generator gelombang mikro pada 1000 watt, katalis menciptakan titik panas di plastik dan mengeluarkan hidrogen. Hasilnya dapat memulihkan 97 persen gas dalam plastik dalam hitungan detik.

Selain gas hidrogen, para ilmuwan juga menemukan produk sampingan bernilai tinggi lainnya dari proses daur ulang – tabung nano karbon. Tabung berukuran nano berisi karbon murni dianggap sebagai bahan ajaib di zaman ilmiah modern.

Meskipun 1000 kali lebih tipis dari rambut manusia, nanotube karbon lebih kuat dari baja dan serat karbon. Lebih konduktif dari tembaga, dan lebih ringan dari aluminium. Cocok untuk aplikasi nanoteknologi.

Hasilnya studinya menunjukkan solusi potensial yang menarik untuk sampah plastik. Meski dilakukan dalam skala kecil, namun sudah ada rencana pengujian skala besar di waktu mendatang. Dengan menggunakan sekitar 300 gram plastik untuk setiap pengujian. 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait