Industri

Metana Hidrat Sumber Energi dan Bencana

Gas metan dapat terperangkap dalam bentuk padatan es di dasar laut hal ini bisa menjadi sumber energi masa depan dan bom waktu bagi kehidupan manusia.

Metana Menjadi Sumber Bencana, Lah Kok Bisa? 

Metana (CH4) salah satu menjadi alternatif energi pembangkitan listrik. Produk turunannya berguna dalam industri kimia. Metana atau gas metan sendiri terjadi proses dekomposisi yang dibantu oleh sebuah organisme.

Proses organisme ini terjadi di tumbuhan membusuk, kotoran hewan bahkan di lapisan batubara. Batubara merupakan bekas organisme yang telah mati berjuta-juta tahun yang dibuktikan senyawa organik di mikroskop elektron.

Namun banyak yang tidak tau bahwa gas metana dapat tersedimentasi di kerak atau mantel. 

1. Metana hidrat atau gas hidrat

Metana adalah suatu padatan menyerupai es. Terbentuk dari molekul air yang berikatan hidrogen, membentuk sebuah sangkar dan gas metan sebagai molekul pendatang yang terperangkap. 

Metana hidrat dapat stabil pada suhu rendah dengan tekanan lebih dari 35 bar. Dengan demikian, dasar laut merupakan lokasi atau zona ideal untuk pembentukannya. Dasar laut hampir selalu dingin dengan suhu 0 sampai 4 derajat Celcius. Pada kedalaman sekitar 350 meter, tekanan air dapat menstabilkan hidrat.

Zona dimana kondisi pembentukan gas hidrat dimungkinkan. Keberadaan Gas Hydrate Stability Zone atau zona kestabilan gas hidrat dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur di lokasi tersebut.

Selain itu, keberadaan gas hidrat harus didahului dengan gas metana dan air pada lokasi zona kestabilan gas hidrat.

2. Kegunaan metana hidrat

Gas hidrat dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkitan listrik, dan proses industri. Industri menggunakan gas alam untuk produksi bahan kimia, pupuk, dan produksi hidrogen.

Dalam sektor rumah tangga dan komersial memanfaatkan gas untuk  memasak, pemanasan, dan bahan bakar alat pendinginan. Gas alam  juga berguna untuk bahan bakar moda transportasi.

Gas metana ini adalah komponen terbesar dalam gas alam yang terdiri dari 70-90% metana.

Dengan bahan bakar gas alam sendiri memiliki emisi yang lebih rendah dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini secara tidak langsung mengurangi jejak karbon ke atmosfer.

3. Tantangan metana hidrat

Gas hidrat memiliki tiga prinsip metode produksi yaitu depresurisasi, injeksi termal, dan stimulasi kimia.

Resiko dalam eksploitasi metana hidrat adalah bocornya gas metana ke atmosfer selama pengeboran maupun produksi. Masalah geomekanik, metana hidrat sebenarnya membantu menopang struktur batuan di reservoirnya.

Terjadinya perubahan tekanan dan temperatur selama produksi membuat gas hidrat meninggalkan batuan. Kenaikan suhu permukaan bumi dapat mengganggu deposit metana hidrat sebelum eksplorasi.

Metana hidrat akan sangat berbahaya jika tidak dimanfaatkan menjadi energi.

Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan temperatur. Gas hidrat berpotensi lepas ke atmosfer tanpa terkendali. Seperti yang kita ketahui metan lebih banyak menyerap panas dibanding karbon dioksida. 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait