Inovasi Dalam Material Konstruksi
Semen merupakan senyawa merekatkan pasir dan batu dengan bantuan air kemudian membentuk mineral. Dalam proses pembentukan semen sendiri terutama semen portland memiliki serangkaian tahapan. Seperti tahapan klin dengan emisi karbon yang luar biasa besar langsung ke atmosfer.
Hampir semua proses manufaktur meninggalkan jejak karbon. Terutama saat semen dicampurkan pasir, air, dan batu. Dalam menanggulangi emisi karbon akibat proses klin ada cara yang perlu diketahui.
1. Geopolimer
Geopolimer adalah material berbasis polimer dari pasir (SiO2) yang diperkenalkan oleh Prof. Davidovits. Material memiliki banyak kegunaan seperti kontruksi, adsorbent, insulator, komposit, bahkan enkapsulasi limbah nuklir. Para peneliti terus melakukan kajian tentang geopolimer sampai bisa digunakan bangunan berstruktur rumit.
Dan menjadikan keuntungan lebih adalah sumber daya yang luar biasa banyak di bumi. Limbah seperti Fly Ash Bottom Ash (FABA) batu bara dan slag menjadi bahan baku pembuatan geopolimer.
Proses pembuatan geopolymer memakai soda api (NaOH) atau potasium kausit (KOH) sebagai senyawa aktuator, yang kemudian membentuk polimer anorganik. Dari sisi bahan baku dan sifat kimia mirip dengan zeolite.
Zeolite menggunakan ikatan ion pemrosesan suhu tinggi dan ikatan kovalen untuk pemrosesan suhu rendah.
Sebuah perusahaan beton pracetak di Australia mulai memproduksi prototipe bantalan rel kereta, pipa beton dan lainnya.
Hal ini juga menguntungkan bagi pelaku bisnis bahkan aktivis lingkungan dalam mencapai tujuannya. Semen geopolimer dapat dijadikan sebagai absorben. Sebab, pori-pori permukaan luar dapat menyerap logam berat seperti arsen (As), Timbal (Pb), Krom (Cr).
2. Semen LC3
Semen LC3 dikembangkan oleh EPFL Swiss dipimpin oleh Prof Karen Scrivener. Pembuatan semen juga menggandeng beberapa institusi dunia seperti ITT Delhi dan ITT Bombay. Semua hasil riset tersebut disponsori oleh Swiss Agency for Development and Coorperation (SDC).
Limestone Calcined Clay Cement (LC3) adalah semen rendah karbon. Calcined Clay atau Tanah liat dikalsinasi – atau metakaolin – diproduksi dengan memanaskan sumber kaolinit hingga antara 650 ° C dan 750 ° C.
Kaolin terdapat secara alami, seperti pada endapan lempung cina dan beberapa tanah tropis. Dalam produk sampingan industri seperti beberapa limbah lumpur kertas dan tailing pasir minyak. Caranya dengan mengurangi proses klin dan menambah proses kalsinasi. Setelah itu, dicampurkan di tempat tertentu.
Semen ini memiliki sifat mekanis dan kimia yang mirip dengan semen portland. Kontraktor dapat mengaplikasikan dalam menentukan jumlah anggaran dalam segi teknis seperti standarisasi.
Saat ini, semen LC3 sudah digunakan beberapa negara. Dari segi bentuk dan warna pun menyerupai semen portland.
Dengan adanya inovasi akan menambahkan taman bacaan perkembangan sains dan teknologi terus kearah lebih baik tanpa merusak lingkungan.