Gerakan Kapal
Dalam pelayaran di laut bebas, selain melakukan gerakan maju, kapal mengalami gerakan – gerakan lain. Gerakan – gerakan ini disebabkan oleh gaya dari luar maupun dari kapalnya sendiri, antara lain yaitu gelombang laut, tiupan angin, pergeseran benda – benda yang ada di dalam kapal tersebut.
Gerakan – gerakan ini dapat diperinci menjadi 6 macam gerakan pada kapal, antara lain.
- Gerakan rolling (oleng), yaitu gerakan berputar kapal menurut sumbu memanjang x.
- Pitching (angguk), yaitu gerakan berputar kapal menurut sumbu melintang y.
- Heaving yaitu gerakan berputar kapal menurut vertikal z.
- Surging, yaitu gerakan maju mundur kapal menurut sumbu x.
- Swaying, yaitu gerakan kiri kanan kapal menurut sumbu y.
- Yawing, yaitu gerakan naik turun kapal menurut sumbu z.
Alat yang Digunakan untuk Mengurangi Keolengan pada Kapal
1. Bilge Keel (Lunas Sayap)
Pada umumnya bilge keel itu berbentuk pelat dasar yang dibuat dari baja. Namun ada yang terbuat dari kayu berlapis baja. Memiliki bentuk V dan terpasang pada pada lambung kapal.
Panjang dari bilge keel ini biasanya 2/3 dari panjang kapal dan dapat lebih, tapi tidak kurang dari setengah panjang kapal.
Tinggi dari bilge keel bervariasi dari 30 sampai 60 cm, tergantung dari sisi dan bentuk midship section. Tinggi bilge keel yang kecil akan kurang efektif bila bidang datarnya membentuk sudut yang tertentu dengan badan kapal.
Bilge keel lebih efektif untuk olengan yang besar dari pada olengan yang kecil. Serta mampu mengurangi gerakan olengan yang besar untuk kapal yang bergerak.
2. Sayap Oleng (fins)
Sayap oleng ini berbentuk seperti sirip dengan penampang berbentuk foil yang streamline. Hasilnya tidak kalah dengan bilge keel. Sayap oleng ini letaknya di sekitar bilge keel yang dapat diatur oleh alat penggerak (motor) didalam kapal sehingga sayap dapat dikeluarkan atau dimasukkan.
Kekurangan dari sayap oleng adalah mudah tertutup kerang dan lumpur, maka harus selalu dibersihkan.
3. Kereta Stabilitet
Kereta ini diisi penuh dengan timah hitam, diletakkan diatas rel secara melintang di dalam kapal. Letak dari rel ini sedapat mungkin berdekatan dengan sumbu putar kapal.
Untuk menjalankannya dipakailah motor listrik yang dapat dikontrol untuk mengurangi olengan pada kapal. Sehingga ketika kapal oleng kekiri, kereta akan bergerak menuju kekanan supaya kapal stabil.
4. Tangki Anti Oleng (Stabilizer Tank)
Tangki ini terdiri dari tangki kanan dan tangki kiri. Kedua tangki ini pada bagian bawah akan terhubung pada bagian bawah.
Katup yang terdapat pada saluran udara tadi dipakai untuk mengatur jalannya air di kedua tangki tadi. Tujuannya agar naik turunnya jangan sampai bersamaan dengan olengan kapal.