Industri

Mengenal Carbon Footprint Label dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan

Carbon footprint label adalah label yang memperlihatkan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan untuk pembuatan suatu produk

Isu pemanasan global terus disuarakan, banyak industri yang kini mulai terbuka dan peduli terhadap lingkungan. Industri makanan maupun pakaian juga ikut ambil andil. Saat ini muncul beberapa inovasi untuk meningkatkan kesadaran para konsumen akan masalah lingkungan. Salah satunya dengan memperlihatkan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan pada sebuah produk.

Carbon Footprint Label

Carbon footprint label menunjukan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan untuk pembuatan suatu produk, mulai dari proses produksi, pengemasan hingga pengiriman kepada konsumen.

Label ini biasanya tertera pada kemasan produk dengan satuan gram atau kilogram. Mirip dengan label nilai gizi pada produk makanan.

Cara menghitung Carbon Footprint Label

Carbon footprint label dihitung oleh konsultan yang memahami standar kuantifikasi jejak karbon produk. Perhitungan ini dimulai dari bahan baku hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen.

Sebagai contoh, merek sepatu Allbird menyertakan carbon footprint label bernilai 9 kg CO2. Ini adalah angka emisi CO2 yang mencakup seluruh siklus hidup sepatu mulai dari ekstraksi bahan baku, produksi, pengemasan, pengiriman, penggunaan hingga pembuangannya saat sudah tidak terpakai.

Contoh tersebut merupakan gambaran mengenai perhitungan jejak karbon pada suatu produk. Namun perlu diingat, bahwa ketika produk sampai ke tangan konsumen. Perusahaan sudah tidak bisa memantau secara langsung penggunaannya. oleh karena itu perhitungan ini menjadi semakin rumit.

Apakah Carbon Footprint Label efektif untuk menyadarkan konsumen terhadap lingkungan?

Setiap inovasi yang hadir pasti memiliki tantangannya tersendiri. Termasuk kehadiran carbon footprint label pada kemasan sebuah produk. Banyak aktivis lingkungan meragukan langkah ini karena penghitungan jejak karbon sangatlah rumit. Dan belum terdapat metodologi standar yang bisa digunakan.

Hal ini mengharuskan setiap perusahaan untuk menetapkan metodologinya sendiri. Menurut aktivis lingkungan disinilah menjadi akar masalah dari transparansi. Ditambah lagi terdapat beberapa istilah ilmiah yang membingungkan para konsumen.

Oleh karena itu perlu adanya edukasi dan pemahaman kepada konsumen agar dapat mengerti semua informasi pada carbon footprint label. Namun dibalik semua kerumitannya, carbon footprint label menjadi sinyal positif bahwa  industri sudah mulai fokus terhadap isu lingkungan.

Pemasangan label karbon menjadi langkah awal menuju kesadaran bersama terhadap pemanasan global. Hal ini bisa berjalan efektif jika kita sebagai konsumen bisa bersikap lebih bijak untuk tidak hanya memperhatikan nilai gizi atau kualitas saja. Tak lupa memikirkan nilai karbon yang berdampak pada lingkungan.

Dengan begitu diharapkan tercipta sebuah kesadaran ikut berperan aktif dalam memperlambat dampak buruk akibat pemanasan global.

Share:

0 Komentar