Opini

Kereta Cepat Indonesia : Modernitas Hingga Kesadaran Pentingnya Menggunakan Transportasi Publik

Kereta cepat bukanlah suatu teknologi baru. Jerman adalah negara pengembang kereta api cepat pertama di dunia. Meskipun realisasinya, Jepang terlebih dahulu membangun kereta cepat pertama pada 1964.

Ariel Ardian Noer10 April 2022

Ratusan tahun lalu untuk bergerak mengelilingi sekitar kota atau untuk melakukan perjalanan, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal dan waktu tempuh yang sangat lambat. Dimana pada saat itu transportasi yang digunakan masyarakat masih menggunakan kuda.

Hingga akhirnya sekitar tahun 1900-an, kita patut berterima kasih kepada Henry Ford. melalui perusahaan Ford Motor Company yang telah memproduksi mobil pribadi secara massal pertama di dunia. Bahkan dikategorikan sebagai mobil dengan harga murah pertama.

Hal ini tentu membuat pergerakan baru bagi aktivitas transportasi di jalan raya dan efisiennya moda transportasi masyarakat. Seiring berjalannya waktu, seseorang yang hendak melakukan perjalanan harus menempuh waktu yang lebih lama karena kepadatan arus lalu lintas.

Penyebabnya adalah semakin banyaknya jumlah mobil-mobil pribadi yang berada di jalan raya. Sejak saat itu sampai sekarang, jalan raya dipenuhi oleh mobil-mobil pribadi. Ini menjadi salah satu penyebab kemacetan. Awalnya ini menjadi solusi yang murah dan cepat. namun, seiring dengan berjalannya waktu, mobil pribadi bukan lagi solusi mobilitas pergerakan masyarakat.

Pertumbuhan kendaraan pribadi dengan kapasitas jalan raya yang tidak berimbang menjadi masalah yang sulit diselesaikan.

Wilayah Jakarta dan sekitarnya, pertumbuhan antara kendaraan dengan kapasitas jalan raya berbanding 10:1. Direktur Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengungkapkan, “pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai 10%, sementara pertumbuhan jalan raya masih dibawah 1%” (merdeka.com).

Permasalahan ini pada umumnya juga terjadi di kota-kota lain di Indonesia bahkan dunia. Meskipun pemerintah selalu melakukan pembangunan jalan-jalan baru atau  pelebaran pada jalan yang sudah ada. Tetap saja akan ada batas dimana tidak ada lahan lagi yang bisa digunakan untuk membuka jalan baru ataupun pelebaran jalan.

Salah satunya karena pertimbangan pembangunan fasilitas masyarakat dalam suatu rancangan tata kota/wilayah. Meskipun begitu, masalah ini masih tetap dapat diusahakan. Salah satunya dengan adanya peralihan dari kendaraan pribadi beralih menggunakan transportasi umum sebagai aktivitas berkendara.

Transportasi publik yang dimaksud adalah bus, kereta (berbasis rel) dan taksi. Kini, secara umum di tingkat global sedang mengalami tren peningkatan kearah yang lebih baik. Dari segi teknologi transportasinya sendiri hingga minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.

Menurut seorang Konsultan Transportasi Tomás Herrero Diez dalam blogs.worldbank.org yang ditulis pada tahun 2018, “dalam dua dekade terakhir, jumlah pengguna transportasi bermotor di Indonesia mengalami kenaikan cukup signifikan”.

Meskipun begitu, dalam beberapa tahun terakhir ini Indonesia mulai berbenah melakukan beberapa rancangan hingga pelaksanaan program-program yang solutif terkait pembangunan sarana hingga prasarana transportasi publik.

Baru-baru ini ada transportasi publik Mass Rapid Transit (MRT) di Ibukota Jakarta, pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek dan di Palembang. Surabaya dan kota penyangga di sekitarnya juga melakukan kajian dan rencana untuk penyediaan LRT dan ART (Autonomous Rail Rapid Transit). Pengadaan transportasi Bus Rapid Transit (BRT) di Makassar dan berbagai transportasi publik lainnya yang telah dibangun atau sedang direncanakan di daerah luar pulau Jawa.

Pembangunan kereta cepat di Indonesia

Dalam perkembangan terbarunya lagi, pemerintah juga sedang membangun proyek Kereta Cepat (High-Speed Train) Indonesia. Pembangunan Kereta Cepat Indonesia sedang dalam tahap pengerjaan dengan rute Jakarta – Bandung. Dalam kajian dan perencanaan beberapa tahun kedepan, nantinya juga direalisasikan kereta cepat rute Jogja-Solo-Surabaya.

Kereta cepat bukanlah suatu teknologi baru dalam transportasi publik di tingkat internasional. Jerman adalah negara pengembang kereta api cepat pertama di dunia. Meskipun realisasinya, Jepang terlebih dahulu merealisasikan pembangunan kereta cepat pertama pada 1964.

Dampak dari pembangunan kereta cepat di Jepang dapat kita lihat dengan mudah saat ini. Dimana ketersediaan fasilitas transportasi publik akan mendorong percepatan ekonomi sebuah daerah bahkan dalam ruang lingkup lebih luas. Beberapa pakar yang juga didukung pihak pemerintah bahwa pembangunan kereta cepat bukan lah dampak yang dapat dirasakan dalam jangka waktu pendek.

Pembangunan kereta cepat adalah suatu investasi jangka panjang. Keuntungannya akan lebih dirasakan oleh generasi yang akan mendatang.

Untuk saat ini di Indonesia, keberhasilan yang dapat kita lihat dari layanan transportasi publik adalah adanya MRT dan LRT di Jabodetabek. Hal ini telah membawa dampak positif yang sangat baik dari berbagai aspek. Selain dapat mengurangi polusi udara Jakarta dan mengurangi kepadatan arus lalu lintas, hal ini membuat sebuah kultur budaya masyarakat untuk berjalan kaki.

Hal utama yang harus selalu diperhatikan adalah sistem transportasi terintegrasi yang terpadu antara satu moda dengan angkutan lainnya. MRT terintegrasi atau terhubung secara berdekatan dengan LRT, Transjakarta, hingga moda angkutan sekunder lainnya.

Dengan begitu, perpindahan pengguna dengan tujuan lokasi tertentu lebih akurat dan efisien. Dari berbagai rangkaian pelayanan yang disediakan akan menciptakan kenyamanan dan kepercayaan diri masyarakat agar memanfaatkan layanan transportasi publik. Sehingga menjadi kebiasaan dan budaya baru akan pentingnya menggunakan transportasi publik.

Perbandingan panjang jalan yang dibutuhkan untuk 100 orang dengan menggunakan moda transportasi

Selain kereta cepat, manfaat dari penggunaan transportasi publik secara umum adalah dapat memangkas biaya bahan bakar yang lebih efisien dan estimasi waktu tempuh yang relatif menjadi lebih singkat. Salah satu dampaknya adalah percepatan bidang ekonomi, seperti memangkas biaya produksi suatu barang dan jasa.

Memunculkan lapangan-lapangan pekerjaan atau siklus ekonomi baru. Manfaat lainnya dari penggunaan transportasi publik juga mengurangi tingkat kepadatan (volume) jalan raya. Oleh sebab itu, sirkulasi atau pergerakan kendaraan akan lebih luas dan nyaman.

Selain itu peluang untuk dibuatnya akses ruang bagi para pejalan kaki atau sepeda akan semakin lebar. Tersedianya penghijauan di sepanjang jalan raya membuat suasana bagi pengguna jalan lebih nyaman dan sejuk.

Keuntungan dari penggunaan transportasi publik tersebut tentu tidak akan dirasakan manfaatnya  dalam waktu singkat. Namun akan lebih baik jika mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat akan pentingnya menggunakan transportasi umum sebagai keuntungan jangka panjang.
 

Share:

0 Komentar