Istilah Augmented Reality masih terdengar asing bagi beberapa kalangan. Augmented Reality juga terdengar seperti sebuah istilah canggih dari masa depan. Padahal tanpa kita sadari, keseharian kita sudah menerapkan teknologi Augmented Reality ini.
Pada tahun 2008, Ronald T. Azuma mendefinisikan Augmented Reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata yang berjalan secara interaktif dalam waktu nyata dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata.
Singkatnya, Augmented Reality atau AR merupakan teknologi yang menggabungkan dunia maya dan dunia nyata secara real time. Istilah dalam bahasa Indonesia adalah realitas tertambah. Tentu saja AR tidak sepenuhnya menggantikan lingkungan nyata yang ada di sekitar kita, melainkan hanya menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Cara kerja Augmented Reality
Perangkat Augmented Reality atau AR umumnya membutuhkan alat masukkan seperti kamera atau webcam, alat keluaran seperti monitor atau Head Mounted Display (HMD), alat pelacak, serta perangkat untuk menjalankan program AR. Tidak perlu perangkat khusus untuk mengaksesnya, kamu bisa menggunakan berbagai perangkat seperti handphone, kacamata khusus, kamera, layar, dan sebagainya.
Perangkat-perangkat tersebut akan menampilkan informasi berupa bentuk video, gambar, animasi, dan model 3D. Hasil yang dikeluarkan oleh AR ini dapat dilihat melalui cahaya alami dan buatan.
Jenis-Jenis Augmented Reality
Augmented Reality memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Marker Based Augmented Reality (AR berbasis marker)
Beberapa orang sering menyebutnya sebagai image recognition. Jenis AR ini membutuhkan kamera untuk memindai agar mendapatkan objek visual. Objek visual bisa berbentuk apa saja mulai dari kode QR yang dicetak hingga simbol khusus.
Perangkat AR ini dapat menghitung posisi dan orientasi marker untuk memposisikan konten. Maka, marker dapat menampilkan animasi digital yang dapat dilihat oleh pengguna.
2. Markerless Augmented Reality
Jenis ini merupakan salah satu jenis Augmented Reality yang dipakai secara luas. Markerless AR melibatkan teknologi GPS, pengukur kecepatan, kompas digital serta akselerometer yang tertanam pada perangkat sebagai penyedia data berdasarkan lokasi kamu.
Smartphone menggunakan teknologi markerless augmented reality dan memiliki fitur pendeteksian lokasi. Jenis ini umumnya untuk memetakan arah, dan aplikasi seluler berbasis lokasi lainnya.
3. Projection Based Augmented Reality
Projection based Augmented Reality bekerja dengan cara memproyeksikan cahaya buatan ke permukaan nyata. Pada beberapa kasus, ada kemungkinan pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain secara hologram.
Contohnya adalah hologram pada film bergenre sci-fi seperti Star Wars. AR jenis ini mampu membaca interaksi antara pengguna dengan proyeksi melalui perubahannya.
4. Superimposition Based Augmented Reality
Superimposition Based Augmented Reality dapat mengganti tampilan asli dengan augmented secara penuh maupun sebagian. Di sinilah object recognition memainkan peranan penting.
Contoh Penerapan Augmented Reality
Berikut ini adalah contoh bagiamana penerapan Augmented Reality atau AR dalam kehidupan manusia:
1. Game pokemon go!
Game ini mempunyai daya tarik tersendiri pada masanya karena memiliki konsep menggabungkan dunia nyata dengan karakter Pokemon favorit kita. Rasanya seolah olah kita sedang berada di dunia Pokemon.
Permainan ini tidak hanya dimainkan di satu tempat, tetapi pemain harus berjelajah kemanapun dalam mencari Pokemon dan monster-monster lucu yang tersebar di berbagai tempat. Game ini menggunakan bantuan GPS untuk melacak pergerakan pemain dan kamera. Teknologi AR akan menampilkan Pokemon di layar smartphone saat pemain menggunakan kamera.
2. Filter Instagram
Instagram merupakan media sosial yang fokus pada platform berbagi foto dan video. Aplikasi ini menyediakan filter-filter menarik dan menghibur, yang dapat memperindah foto dan video. Filter-filter tersebut dibuat menggunakan AR sebagai objek 3D dan juga menggunakan sentuhan teknologi Artificial Intelligence sebagai logikanya.
3. AR medic
AR sering digunakan untuk pelatihan medis, baik berupa aplikasi maupun peralatan operasi lainnya. AR membantu siswa untuk memahami anatomi tubuh tanpa harus membedahnya.
Penggunaan AR Medic sudah masuk dalam ranah akademik. Siswa di Klinik Cleveland, Case Western Reserve University sudah menggunakan headset AR untuk mempelajari seluk beluk anatomi.
4. Google Translate
Google translate tidak hanya menerjemahkan kalimat melalui suara atau tulisan yang kita ketik. Google translate juga menyediakan fasilitas terjemah melalui foto. Hasil terjemah akan muncul menggantikan kalimat yang ada di dalam foto.
5. Snapchat
Snapchat merupakan salah satu media sosial yang menerapkan teknologi Augmented Reality. Aplikasi ini menyediakan elemen-elemen Augmented Reality dalam bentuk berbagai transformasi real-time, filter, dan efek khusus yang disebut Lenses.
Lenses dapat mengubahmu menjadi hewan, menukar wajahmu dengan orang lain, atau membuatmu memuntahkan pelangi. Teknologi AR menjadikan snapchat menyenangkan untuk digunakan.
Itulah beberapa contoh penerapan teknologi Augmented Reality dalam kehidupan sehari-hari. Manakah yang sudah kamu pakai dalam keseharianmu?