Bagi generasi milenial, teknologi Virtual Reality atau VR mungkin sudah tidak terdengar asing.  Karena teknologi ini sudah cukup lama diaplikasikan di berbagai bidang.

Virtual reality terdiri dari dua kata, yaitu “virtual” yang berarti maya dan “reality” yang berarti realitas. Sehingga virtual reality dapat di artikan sebagai realitas maya atau realitas yang tidak nyata. Virtual reality merupakan sebuah teknologi yang membuat penggunanya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut.

Virtual reality merujuk pada simulasi yang dihasilkan oleh komputer, di mana seseorang dapat berinteraksi dalam lingkungan maya menggunakan perangkat elektronik, seperti kacamata khusus atau sarung tangan yang dilengkapi dengan sensor. Dalam lingkungan maya yang disimulasikan ini, pengguna dapat memiliki pengalaman yang terasa begitu nyata.

Konsep Virtual Reality

Konsep virtual reality berasal dari kombinasi dua kata, yaitu maya (virtual) dan nyata (real). Hal tersebut mengarah pada pengalaman pengguna yang mendekati kenyataan melalui penggunaan teknologi VR. Teknologi ini menciptakan lingkungan khayalan yang disajikan kepada indra kita dengan informasi buatan, membuat pikiran kita percaya bahwa itu (hampir) menjadi kenyataan.

Melalui teknologi VR, pengguna melihat suatu dunia maya yang sebenarnya merupakan gambar-gambar dinamis hasil dari simulasi komputer. Perangkat pendukung VR membuat pengguna dapat berinteraksi dengan dunia maya dan mendapatkan reaksi balik yang seolah-olah nyata.

Selanjutnya, perangkat lunak menciptakan dan menyajikan dunia maya yang dialami oleh pengguna yang memakai perangkat keras seperti kacamata, headphone, dan sarung tangan khusus.

Elemen-elemen Virtual Reality

 

Perangkat virtual reality memiliki beberapa elemen, yaitu:

1. Dunia virtual

Komponen utama VR adalah realita maya. Elemen ini menciptakan dunia maya dalam bentuk screenplay yang akan dilihat oleh pengguna.

2. Immersion

Walaupun kamu merasa seperti benar-benar masuk ke dalam dunia maya, akan tetapi hal itu tidak benar. VR akan membuat indramu merasa seakan akan berada di dunia nyata. Perasaan yang membuatmu berada di dunia nyata yang sebenarnya fiktif tersebut merupakan sensasi yang diciptakan oleh elemen ini.

Immersion dibagi dalam 3 jenis, yaitu:

1. Mental immersion, sebuah sensasi yang membuat kita seolah olah berada di dunia nyata.
2. Physical immersion, sensasi yang membuat fisik penggunanya dapat merasakan suasana sekitar dunia maya tersebut.
3. Mentally immersed, sensasi yang menyebabkan kita larut dalam dunia tersebut.

3. Sensory feedback

Elemen inilah yang menyampaikan informasi yang berada di dunia maya ke indra kita. Sensory feedback yang mencakup penglihatan, pendengaran dan sentuhan, membuat perangkat VR dapat mendeteksi perubahan posisimu. Sehingga dunia maya akan terasa semakin nyata.

4. Interactivity

Interactivity merupakan elemen yang bertugas untuk merespon aksi dari pengguna, sehingga pengguna dapat berinteraksi dan mendapatkan respon balik dari lingkungan di sekitar dunia maya.

Contoh Penggunaan Virtual Reality

1. Film 3D

Film tiga dimensi (3D) merupakan contoh paling sederhana dari penggunaan teknologi VR. Dengan menggunakan kacamata 3D khusus, seseorang dapat merasakan pengalaman menjadi bagian dari film. Efek cahaya dan suara yang dihasilkan oleh film 3D membuat penglihatan dan pendengaran kita percaya bahwa itu semua terjadi tepat di depan kita.

2. Pelatihan dan simulasi

Dengan adanya teknologi ini, pelatihan dan simulasi dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dan hemat. Dengan VR, kita tidak membutuhkan keberadaan alat dan bahan simulasi, cukup dengan peralatan VR yang bisa digunakan bergantian. VR juga dapat mengurangi resiko kecelakaan yang dapat berakibat fatal.

Walaupun nama virtual reality terkesan mewah dan mahal, akan tetapi teknologi tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita. Kita sudah mengenal teknologi ini, selanjutnya apakah kamu ingin mencobanya?