Kreatifitas

Ilmuwan Mengembangkan Metode 3D Untuk Mencetak Sel Sperma, Solusi Kemandulan Pria

Penerapan metode 3D di dunia kesehatan kini kian masif, bahkan para ilmuwan dari University of British Columbia berhasil mencetak sel-sel baru dengan meniru anatomi manusia. Sel-sel tersebut diyakini dapat diubah menjadi sel sperma untuk pembuahan.

chandra syah putra24 Maret 2022

British Columbia - Awalnya penyembuhan untuk penyakit infertilitas pria dianggap tidak mungkin di dunia ini. Namun hal tersebut berhasil dipatahkan oleh sekelompok ilmuwan dari University of British Columbia. Sebab sekelompok ilmuwan tersebut berhasil mencetak sel testis manusia secara 3D.

Penemuan mencetak sel-sel baru tersebut memberikan tanda awal yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan/diubah menjadi sel sperma. Hal tersebut memberikan sebuah harapan bagi para pria yang mandul untuk mempunya anak.

Dr. Ryan Flannigan mengatakan dalam sebuah rilis universitas, jika “Infertilitas mempengaruhi 15 % pasangan, dan pria adalah penyebab utama setidaknya setengah dari  jumlah kasus tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, kami mencetak 3D sel-sel baru ke dalam struktur yang sangat spesifik meniru anatomi manusia. Menurut kami, ini adalah cara terbaik untuk merangsang produksi sperma, dan jika berhasil tentu akan menjadi pintu awal bagi permasalahan kemandulan yang dialami pasangan yang saat ini tidak memiliki anak.”

Umumnya, pria dewasa memiliki tabung kecil yang disebut tubulus seminiferus untuk menghasilkan sperma di dalam testis. Namun pria dengan infertilitas parah (azoospermia non-obstruktif) tidak akan menghasilkan sperma ketika ejakulasi. Hal itu dikarenakan produktivitas tubulus yang buruk/bermasalah.

Untuk beberapa pria yang bermasalah dengan hal tersebut, biasanya dokter melakukan operasi pada tubulus mereka. Sayangnya hanya sedikit yang berhasil. Tidak jarang pula para pasien mengalami komplikasi yang lebih parah pasca operasi selesai.

Membangun sel-sel testis

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ryan Flannigan, bersama timnya, mereka melakukan biopsi untuk mengumpulkan sel induk yang paling berkualitas dari testis pasien. Selanjutnya, para peneliti menumbuhkan sel-sel tersebut dan mencetaknya secara 3D menjadi struktur tubular berongga atau menyerupai tubulus seminiferus.

Hasil dari percobaan tersebut menunjukkan jika sel-sel tersebut dapat bertahan selama 12 hari setelah dicetak. Para peneliti juga menemukan jika sel tersebut mulai matang dan dapat berperan dalam produktivitas sperma.

Dr. Ryan Flannigan melaporkan jika; “sel yang dicetak tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemeliharaan sel induk spermatogonium, hal itu menjadi kunci dari permasalahan testis ketika membuat sperma.”

Melatih sel agar bisa membuat sperma lagi

Ketua tim peneliti, Dr. Ryan Flannigan melatih sel-sel hasil cetak dengan metode 3D agar bisa memproduksi sperma.

Sel-sel tersebut diberikan nutrisi untuk mempertahankan faktor pertumbuhan. Tujuannya untuk menyempurnakan struktur tabung hingga membuat sel mampu melakukan interaksi dengan sel lainnya hingga mengalami produktivitas sel sperma.

Jika hal tersebut berhasil, maka tabung tubulus bisa menghasilkan sperma lagi dan bisa membuahi sel telr.  Kini para peneliti sedang mendalami permasalahan infertilitas pasien yang berbeda-beda, dan berusaha menemukan solusi melalui persamaan gejala.

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait