Bahan bakar fosil merupakan jenis energi yang tidak dapat diperbaharui karena tercipta terjadi secara alami dalam waktu yang sangat panjang (ratusan hingga milyaran tahun). Beberapa peneliti juga mengatakan jika energi fosil telah terbentuk bahkan sebelum zaman dinosaurus.
Secara garis besar bahan bakar fosil terdiri dari batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Jenis-jenis tersebut tersebar di beberapa titik bumi, dengan koordinat tidak menentu (tidak merata).
Pembentukan bahan bakar fosil merupakan hasil dekomposisi alami hewan dan tumbuhan yang hidup di zaman dahulu. Tubuh makhluk hidup yang terkubur di bawah permukaan bumi berubah bentuk akibat tekanan dan panas bumi yang sangat tinggi sampai menjadi bahan bakar.
Minyak dan gas terbentuk dari penguburan hewan/tumbuhan yang terurai dengan kondisi tidak ada oksigen dan berada di tekanan dan temperatur sangat tinggi. Uraian tersebut bermigrasi melalui pori-pori bumi hingga terkumpul di reservoir. Batu bara juga mengalami hal yang sama. Namun, ada di kondisi tekanan dan temperatur yang tidak terlalu tinggi.
Pentingnya bahan bakar fosil
Saat ini, bahan bakar fosil digunakan untuk menghasilkan panas dan energi melalui proses pembakaran dengan cara yang berbeda-beda. Bahan bakar fosil memenuhi 80 persen kebutuhan energi dunia. Meliputi kebutuhan energi listrik maupun transportasi.
Selain diubah menjadi energi, bahan bakar fosil juga digunakan pada bidang kosmetik, plastik, hingga bahan baku produksi obat-obatan. Walau menjadi objek utama dalam sektor industri, namun bahan bakar fosil menjadi pertimbangan karena tidak dapat diperbaharui.
Jenis-jenis bahan bakar fosil
- Batubara
- Minyak
- Gas alam
1. Batubara
Batubara merupakan bahan bakar berbentuk padatan yang mengandung unsur karbon di dalamnya. Sebelum menjadi padatan yang sangat keras, batubara mengalami proses panjang hingga akhirnya matang atau disebut Antrasit.
Sebelum menjadi Antrasit, batubara yang kurang keras (belum matang) disebut lignit atau batubara gambut. Proses kimia dengan adanya tekanan dan suhu yang akhirnya membuat batu bara menjadi keras. Saat ini, batubara diklasifikasikan untuk membedakan kualitasnya. Pembagian klasifikasi berdasarkan kadar air yang terkandung dan kandungan karbonnya.
Batubara lignit memiliki kadar air yang sangat tinggi dan kandungan karbon yang lebih sedikit. Dengan begitu, dapat menghasilkan energi lebih sedikit dibandingkan dengan batubara yang sudah matang. Di sisi lain, batubara antrasit memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi dan keras daripada batubara lignit. Batubara antrasit menghasilkan energi yang lebih tinggi.
2. Minyak
Minyak mentah adalah bahan bakar fosil hidrokarbon berbentuk cairan yang ditemukan dilapisan kerak bumi. Minyak mentah yang berasal dari sumbernya masih belum bisa digunakan sebagai sumber energi karena mengandung air, gas, dan padatan. Oleh sebab itu, butuh pengolahan lebih lanjut untuk menjadikannya sebagai bahan bakar.
Minyak mentah memiliki kandungan komposisi yang berbeda-beda dari setiap lokasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan kilang pemurnian untuk mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar. Dari proses pengolahan di kilang pemurnian biasanya diperoleh beberapa produk seperti gas alam, bensin, solar, minyak tanah, nafta, dan lain sebagainya.
3. Gas alam
Reservoir yang berada di bawah permukaan bumi menjadi tempat penampungan minyak dan gas alam. Oleh karena itu pengeboran (eksplorasi) gas alam memiliki keuntungan lebih dikarenakan memperoleh dua bahan bakar fosil sekaligus. Di dalam reservoir, gas alam berada di atas minyak mentah. Karakter gas alam yang langsung dari pengeboran memiliki ciri tidak berbau dan berwarna.
Gas alam terdiri dari campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah metana, etana, dan propana. Gas alam menjadi sumber energi yang paling ramah lingkungan karena mengeluarkan lebih sedikit gas pencemaran. Tentu hal tersebut sangatlah penting, dimana saat ini kurva pemanasan global semakin tinggi.