Ir. Soekarno atau Bung Karno tidak hanya dikenal sebagai bapak proklamator melainkan sebagai seorang arsitek yang hebat. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Bung Karno adalah lulusan teknik dari salah satu universitas terbaik di Indonesia Technische Hoogeschool te Bandoeng atau Institut Teknologi Bandung.
Sebelum melanjutkan studinya di ITB, Bung Karno menempuh pendidikan Hogere Burger School (HBS) dan lulus pada tahun 1920. HBS adalah pendidikan menengah umum pada zaman Hindia Belanda dengan masa studi 5 tahun ( SMP dan SMA). Barulah pada tanggal 25 Mei 1926 Bung Karno mendapatkan gelar Ir Teknik Sipil.
Ir. Soekarno pernah menjadi asisten profesor
Ir. Soekarno adalah lulusan teknik sipil dengan jurusan pengairan tetapi profesor di ITB bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker mengetahui bakat yang dimiliki Bung Karno. Profesor Charles Prosper Wolff Schoemaker mengajak Bung Karno untuk menjadi asisten di sejumlah proyek arsitek sebagai draftsman. Profesor Charles Prosper Wolff Schoemaker arsitek ternama yang membuat Villa Isola dan Hotel Preanger di Bandung, Jawa Barat yang saat ini masih berdiri kokoh.
Membangun biro insinyur bersama Bapak Beton Indonesia
Berbekal dari pengalaman tersebut Ir. Soekarno mendirikan Biro Insinyur bersama rekannya Ir. Anwari pada tahun 1926. Tidak hanya bekerjasama dengan Ir. Anwari, Bung Karno juga melibatkan Roosseno Soerjohadikoesoemo yang dikenal sebagai Bapak Beton Indonesia. Ir. Soekarno bertugas sebagai penggagas ide arsitektur, sedangkan Roosseno Soerjohadikoesoemo melaksanakan konstruksinya.
Bung Karno banyak melibatkan arsitektur dalam negeri untuk mewujudkan gagasan idenya. Salah satunya adalah Sudarsono, seorang arsitek yang mampu mewujudkan gagasan ide Bung Karno untuk membangun Tugu Monas yang sekarang menjadi ikon Ibu Kota Jakarta. Tidak hanya Tugu Monas, mereka banyak merancang bangunan yang tersebar di beberapa tempat dan terkenal sebagai bangunan publik nasional hingga sampai saat ini.
Mendirikan Monas, Istana Tampaksiring, dan Hotel Indonesia
Beberapa banguna penting yang tidak lepas dari ide gagasan Ir. Soekarno selain Tugu Monas adalah Masjid Istiqlal yang berada di Jakarta dan menjadi salah satu ikon kota Jakarta, hingga menjadi destinasi wisata religi.
Istana Tampaksiring yang terletak di Gianyar Bali adalah salah satu ide gagasan arsitektur dari Ir. Soekarno. Bung Karno menginginkan tempat peristirahatan yang sejuk dan jauh dari keramaian kota yang cocok untuk keluarga presiden dan para tamu negara. R.M. Soedarsono adalah arsitek yang membangun Istana Tampaksiring.
Selain Istana Tampaksiring Hotel Indonesia salah satu ide gagasan arsitektur dari Ir. Soekarno adalah Hotel Indonesia (HI). Hotel ini dibangun di pusat Jakarta dengan lahan seluas 25.082 meter persegi dan dirancang oleh arsitektur dari Amerika Serikat yaitu Abel Sorensen dan Wendy istrinya. Pada saat itu, Hotel Indonesia (HI) dikenal sebagai hotel bintang lima pertama yang ada di Indonesia.
Membuat proyek mercusuar ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games
Pada tahun 1962 Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games keempat, atas dasar itu Presiden Ir. Soekarno banyak menggagas pembangunan stadion, tugu dan hotel untuk Asian Games, sehingga mencuatlah sebutan Proyek Mercusuar Soekarno. Dilansir dari Ruang Guru, Proyek Mercusuar Soekarno merupakan proyek pembangunan ibukota untuk mendapatkan perhatian dari luar negeri.
Selain itu juga membangun membangun gedung CONEFO yang sekarang menjadi DPR, MPR dan DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Monumen Nasional (Monas) dan pusat pertokoan Sarinah.
Beberapa karya Presiden Ir. Soekarno yang masih dirasakan hingga saat ini adalah bentuk peninggalan budaya dari sang Presiden pertama Republik Indonesia. Tidak hanya sekedar peninggalan budaya, beliau meninggalkan jasa yaitu membawa Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang.