Plastik merupakan barang yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Sudah menjadi teman akrab karena saking sering ketemunya. Plastik pertama kali ditemukan pada tahun 1951 oleh seorang ilmuwan bernama Sten Gustaf Stulin.
Tujuan awal pengunaan plastik pada kehidupan manusia
Tujuan awal dari diciptakannya plastik adalah untuk mengurangi penggunaan kantong kertas. Kantong kertas pada masa itu dianggap banyak menghabiskan sumber daya alam. Dewasa ini, plastik malah menjadi sumber utama kerusakan lingkungan. Sangat bertolak belakang dengan tujuan awalnya plastik diciptakan.
Jumlah sampah terbanyak di Indonesia
Ibarat sebuah hubungan nih, jika plastik tidak dipakai lagi maka berubah nama menjadi limbah plastik. karena sudah kehilangan nilai guna dan tidak terpakai. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan tumpukan sampah di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton. Ironisnya, kebanyakan dari sampah tersebut adalah plastik.
Banyaknya sampah jenis ini tak lain dan bukan akibat kemudahan dalam mendapatkan plastik serta harganya yang relatif murah. Indonesia sendiri merupakan negara kedua dengan penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, dilansir dari Jenna R. Jambeck, ahli lingkungan. Kebanyakan sampah plastik yang ada sekarang berakhir di lautan. Salah satu jenis sampah plastik yang saat ini menjadi perhatian adalah sedotan palstik.
Berapa jumlah sedotan plastik di Indonesia
Divers Clean Action menyebutkan jumlah sedotan plastik yang ada di Indonesia mencapai lebih dari 93 juta buah setiap harinya. Tentu bukan angka yang kecil. Mari kita coba sedikit berhitung, jika satu sedotan umumnya memiliki panjang 25 cm. Maka panjang seluruh jumlah sampah sedotan setiap harinya adalah sepanjang 23250 km. Ga kebayang berapa jauh sedotan yang bisa kita hubungkan.
Limbah sedotan ini sangat buruk bagi lingkungan, terutama biota laut. Setiap tahunnya, sepertiga biota laut termasuk terumbu karang mati karena sedotan plastik sekali pakai yang berakhir di lautan. Kerusakan terumbu karang akan sangat fatal mengingat fungsi terumbu karang yang sangat vital pada ekosistem laut. Sungguh sedih ketika melihat biota laut mati tersedak hanya karena sedotan yang kita pakai.
Tentu tak ingin rasanya mewariskan sampah ini ke generasi berikutnya. Kerusakan lingkungan karena sampah sedotan ini bisa jadi dirasakan oleh anak cucu karena ulah nenek moyangnya sendiri. Dari generasi kitalah mulai untuk mengatasi masalah ini agar tidak berdampak ke masa depan.
Bagaimana cara mengurangi pemakaian limbah plastik
Cara paling mudah adalah mulai dari diri sendiri dan dikerjakan mulai dari hari ini. Karena diri sendiri dan detik ini adalah hal paling dekat dengan kita. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengurangi penggunaan sedotan plastik.
Kita bisa mengganti sedotan plastik dengan produk-produk sedotan yang lebih ramah lingkungan. Ada banyak sedotan ramah lingkungan bisa kita jumpai, seperti sedotan stainless steel, sedotan kertas, sedotan kaca dan lain-lain. Tak apa membeli sedotan yang lebih mahal sedikit demi bumi tetap asri. Lagian sedotan ramah lingkungan bisa dipakai berulang.
Memilah sampah anorganik seperti sedotan plastik dan organik juga bentuk kontribusi yang dapat kita lakukan. Kita bisa memaksimalkan fungsi tempat sampah organik dan anorganik yang tersedia. Setidaknya kita membantu pekerjaan pengolah sampah lebih mudah.
Membuat gerakan yang berdampak
Bergerak sendiri tentu tidak efektif agar kebiasaan menggunakan sedotan plastik dapat tergantikan. Ibarat sapu lidi, kalau cuma pakai satu lidi ga bisa nyapu dengan efektif. Harus banyak lidi yang diikat dulu baru bisa bekerja optimal.
Kamu bisa menginisiasi gerakan yang mendukung kampanye anti sedotan plastik. Mulai dari gerakan sedotan ramah lingkungan, kelompok seni sampah sedotan plastik, dan lain sebagainya. Lakukan gerakan bersama dengan tujuan dan aksi yang nyata akan berdampak sangat luas bagi masyarakat.
Kalau kamu seorang peneliti, kamu bisa bikin kegiatan riset yang bisa mengurangi dampak lingkungan dari sampah sedotan plastik. Tentu hasil riset kamu akan berdampak sekali bagi lingkungan. Berbagai peran dan profesi dapat ikut serta dalam gerakan ini, dengan catatan tulus ikhlas membantu pengurahan sampah ini.
Masih banyak cara untuk berkontribusi mengurangi limbah ini. sedikit besar aksi yang kita lakukan di masa ini akan berdampak bagi anak cucu kita di masa depan. Kita cuma tinggal pilih peran apa yang dapat kita lakukan. Kalau bukan dari kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. mari jaga bumi kita dari bahayanya sampah sedotan plastik.