Turki merupakan salah satu negara yang rawan terjadi bencana alam, khususnya gempa. Hal ini disebabkan letaknya yang berada berada di kawasan pertemuan dua patahan aktif, yaitu Patahan Anatolia Utara dan Patahan Anatolia Timur. Dua patahan ini terus bergerak aktif setiap tahun dengan kekuatan besar.
Gempa bumi yang beberapa kali di Turki memakan banyak korban, sejumlah bangunan rusak. Namun ada seorang Arsitek jenius bernama Mimar Sinan yang memiliki karya berupa infrastuktur luar biasa walaupun sudah terkena gempa. Dan karya-karyanya tersebut juga menjadi situs warisan UNESCO.
Biografi Mimar Sinan
Koca Mi'mâr Sinân Âğâ merupakan kepala Arsitek Ottoman (Utsmaniyah) yang lahir pada 17 Juli 1588 di Agirnas, Kayseri, Central Anatolia, Turki. Ayahnya adalah seorang tukang batu dan tukang kayu penganut Kristen Yunani atau Armenia, namun Mimar Sinan masuk Islam pada tahun 1512 ketika direkrut menjadi korps Janissary di masa Kerajaan Ottoman atau Utsmaniyah. Ia menerima pendidikan teknik dan menjabat sebagai insinyur militer. Kemudian naik pangkat dengan cepat menjadi perwira konstruksi hingga kepala artireli. .
Keterampilannya dalam bidang arsitektur dan rekayasa menghasilkan infrastruktur seperti benteng, jalan, jembatan, dan saluran air. Sehingga ketika usia lima puluh, Mimar Sinan diangkat menjadi kepala arsitek kerajaan.
Jumlah proyek yang dikerjakan antara lain 79 masjid, 34 istana, 33 pemandian umum, 19 makam, 55 sekolah, 16 rumah miskin, 7 madrasah, 12 karavan, lumbung penyimpananan, air mancur, saluran air, dan rumah sakit.
Gaya arsitekturnya dipengaruhi oleh Hagia Sophia, dengan ciri khasnya menggunakan kubah raksasa di atas ruang utama yang ditopang oleh banyak kubah kecil di sekelilingnya.
Teknik tahan gempa Mimar Sinan
Mimar Sinan terkenal akan kemampuannya dalam membuat bangunan tahan gempa dengan membuat struktur yang tidak biasa, yaitu mortar bernama "Horasan" dimana ia menambahkan putih telur burung unta dan bawang ke dalam campuran mortar agar lebih kuat dan tahan air. Hal ini disampaikan oleh salah satu media informasi Turki yaitu TRT world.
Dikutip dari kasifiz.com, Mimar Sinan telah menerapkan sistem yang menyerupai peredam seismik pada bangunan masjid-masjidnya jauh sebelum digunakan oleh Jepang. Dengan menerapkan peredam seismik, ia mampu mengurangi tingkat kerusakan struktur pada getaran yang cukup tinggi. Mimar Sinan menempatkan elemen peredam di antara tanah dan dasar struktur bangunann untuk menyerap guncangan gempa. Jika struktur bangunan tanpa peredam seismik dapat memikul beban horizontal 1/10 dari beratnya sendiri, maka beban yang lebih besar dari itu menyebabkan kerusakan besar yang dimulai pada pertemuan kolom-balok. Dengan bantuan peredam seismik, bangunan akan lebih kuat dalam memikul beban saat terjadi gempa.
Mimar Sinan memperhatikan bagian fondasi, dimana ia akan meletakkan fondasi pada suatu bangunan dan menunggu selama satu sampai dua tahun sampai tanahnya mengendap. Ketika mengdahapi kondisi tanah yang lemah, ia memperkuat dengan mengkompres tanah dengan tiang pancang berat agar fondasi dapat menahan beban.
Karya Mimar Sinan
Berikut adalah beberapa karya dari Mimar Sinan yang masih bertahan hingga saat ini
Hagia Sophia
Pada abad ke-16 Mimar Sinan diperintahkan oleh pemerintah Utsmaniyah untuk membantengi tembok megah Hagia Sophia agar kubahnya berdiri kokoh. Sebab, kubah Hagia Sophia pernah runtuh beberapa kali sehingga perlu dilakukan perbaikan kubah.
Masjid Selimiye
Ada beberapa dugaan dari hasil pemeriksaan para ahli jika Masjid Selimiye hasil pekerjaan Mimar Sinan. Masjid Selimiye memiliki tanah gembur, dilakukan perbaikan fondasi menara dengan penjepit logam agar tidak rusak dan hancur. Hal ini sudah dilakukan oleh Mimar Sinan berabad-abad yang lalu. Selain itu, ia menunggu Masjid Selimiye selama delapan tahun setelah meletakkan fondasinya. Mak, masjid yang dibangun di Edirne pada tahun 1574 ini sangat tahan terhadap gempa bumi.
Sistem kereta api di bagian Masjid Selimiye
Banyak sistem kereta api di bagian Masjid Selimiye dibangunpada abad ke-16. Perlu diketahui bahwa bangunan tersebut dapat miring lima derajat di setiap sisinya saat terjadi gempa. Mimar Sinan memakai sistem ini untuk keawaten.
Direktorat Jenderal Yayasan memeriksa Masjid Selimiye dalam beberapa tahun terakhir. Hasilnya adalah masjid tersebut tidak akan terpengaruh oleh gempa bumi besar dalam 500 tahun ke depan.
Masjid Suleymaniye
Masjid ini dibangun dengan fondasi dan tanah yang tepat, sehingga dapat bertahan dari 89 gempa bumi, 15 diantaranya berkekuatan lebih dari 5,5 SR tanpa kerusakan apapun dan sudah berdiri selama lebih dari 5 abad. Padahal dalam arsitektur modern, umur bangunan umumnya bervariasi antara 1-1,5 abad dan setelah periode tersebut, tidak dapat terjamin keawetannya.
Masjid Suleymaniye
Masjid yang terletak di Manisa, Turki selesai dibangun pada tahun 1585. Terdapat batu-batu yang berputar untuk menunjukkan kekuatan masjid dan kerusakan yang terjadi akibat gempa. Batu ini bernama Libra yang telah berdiri selama 434 tahun, fungsinya untuk menguji kekokohan masjid.
Itulah teknik tahan gempa yang digunakan oleh Mimar Sinan, Arsitek terbaik pada masa Pemerintahan Utsmaniyah yang masih berdiri hingga saat ini.