Pada dunia industri tentu tidak lepas dari adanya sistem perpipaan. Ketika kita sekilas melihat sistem perpipaan tentu kita menganggapnya begitu rumit. Hal itu karena tersusun dari beberapa komponen yang saling terhubung dan memiliki fungsi masing-masing. Lalu apa saja komponen-komponen penyusun dari sistem perpipaan, berikut penjelasannya.
1. Pipa
Pipa berfungsi sebagai media untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya. Bahan dari pipa berasal dari carbon steel, stainless steel, Chrome, galvanis , PVC dan bahan lainnya. Untuk ukuran dari pipa bisanya ditunjukkan dengan nilai OD dan Schedule. OD (Outside Diameter) yaitu ukuran diameter luar pipa, sedangkan schedule untuk menunjukan ketebalan pipa.
2. Fitting
Fitting adalah sambungan pada sistem perpipaan yang memiliki bentuk dan ukuran serta memiliki fungsi tertentu. Ada banyak jenis fitting seperti 90° elbow, 135° elbow, tee, reduser, cap dll. Penggunaan fitting ini memudahkan dalam sistem pemipaan yang memiliki desain yang kompleks.
3. Katup
Katup atau valve merupakan komponen yang cukup penting pada sistem perpipaan yang berfungsi untuk membuka, menutup, dan mengatur aliran fluida. Katup memiliki berbagai macam tipe seperti gate valve (katup gerbang), globe valve, ball valve, butterfly valve, check valve (katup searah), dan savety valve serta masih banyak jenis katup lainnya. Masing-masing katup memiliki kontruksi dan fungsi yang berbeda tergantung dari jenis tipe katup.
Seperti gate valve yang dioperasikan fully open atau fully close, globe valve untuk mengatur aliran. Lalu ada check valve yang berfungsi membuat aliran hanya satu arah dengan mencegah aliran balik. Jadi tipe katup memiliki fungsi masing-masing dan penggunaannya sesuai yang dibutuhkan pada sistem perpipaan.
4. Flanges
Pipa biasanya memiliki panjang yang terbatas, oleh karena itu diperlukan penyambungan pipa dengan menghubungkan antara dua pipa yang memiliki ukuran yang sama menggunakan flanges. Cara pemasangan flanges adalah dengan menempelkan keduanya lalu antara kedua flanges tersebut dipasang gasket untuk mencegah kebocoran. Setelah itu baru dikencangkan dengan baut.
5. Gasket
Gasket berfungsi mencegah kebocoran pada sambungan flanges. Gasket biasanya terbuat dari karet yang diletakkan diantara dua flanges. Ketika flange dikencangkan dengan baut maka gasket dapat mencegah keboncoran.
Gasket memiliki beberapa tipe lainnya seperti viton gasket yang bisa digunakan untuk bahan-bahan kimia tertentu, PTFE (Polytetrafluoroethylene), graphite gaskets, dan EPDM ( Ethylene Propylene Diene Manomer ).
6. Expansion Joint
Ketika sistem perpipaan bekerja dan mengalirkan fluida, kemungkinan akan terjadi getaran. Pada sistem perpipaan getaran ini dapat berasal dari pompa, kompressor ataupun peralatan lainnya. Selain itu pada sistem yang bekerja pada temperatur tinggi juga memungkinkan terjadinya pemuaian pada pipa.
Jika hal ini dibiarkan terjadi maka dapat menyebabkan beberapa kerusakan. Untuk mencegah hal itu maka dipasanglah expansion joint (sambungan expansi) yang berfungsi untuk meredam getaran dan mengamankan sistem perpipaan saat terjadi pemuaian.
7. Strainer
Strainer berfungsi untuk menyaring benda-benda tertentu pada aliran fluida. Seperti kotoran-kotoran, kerak, logam sisa las, karat, dan benda padat lainnya yang masuk ke sistem.
Strainer biasanya dipasang pada hulu sistem agar peralatan pada hilir tidak mengalami kerusakan. Saat saringannya sudah mulai tersumbat, maka saringan perlu dikeluarkan dan dibersihkan agar bisa digunakan kembali.
8. Alat Ukur
Alat ukur berfungsi menunjukan besarnya nilai parameter suatu sistem. Seperti tekanan, debit (flow), level, dan temperatur. Alat ukur diperlukan pada sistem perpipaan agar kita tahu besarnya parameter-parameter tersebut. Alat ukur dapat berupa manometer, tabung bourdon, flowmeter, dan alat ukur lainnya.
Semua komponen perpipaan ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Tujuannya tentu memudahkan distribusi fluida seperti air. Dan air sangat berguna untuk manusia.