Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menggunakan energi kinetik uap untuk menghasilkan energi listrik. Hingga beberapa tahun kedepan, pasokan listrik di beberapa negara besar seperti Indonesia masih mengandalkan PLTU sebagai pasokan listrik.
Pada umumnya, PLTU dibangun di tepi laut atau sungai besar. Contohnya seperti PLTU Paiton, PLTU Suralaya, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan alasan dari PLTU dibangun di tepi laut atau sungai besar.
1. Kemudahan dalam distribusi bahan bakar untuk PLTU
Di Indonesia, mayoritas industri atau kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa. Sehingga banyak PLTU beroperasi di Pulau Jawa. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penambangan batu bara sebagai bahan bakar PLTU. Lokasi tambang batu bara banyak terdapat di daerah Kalimantan dan Sumatera.
Hal tersebut menyebabkan pengiriman batu bara ke Pulau Jawa memakai kapal berkapasitas besar. Oleh karena itu, PLTU di Pulau Jawa banyak terdapat di tepi laut agar memudahkan pengiriman. Sehingga tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi darat.
Pulau Kalimantan dan Sumatera, banyak terdapat sungai besar dan panjang. Hal tersebut juga menyebabkan banyak PLTU terdapat di tepi sungai besar. Selain di tepi sungai besar, PLTU juga dekat dengan lokasi tambang batu bara, seperti PLTU Mulut Tambang.
2. Kemudahan dalam mendapatkan cooling water untuk sistem pendinginan kondensor PLTU
Kondensor merupakan peralatan yang berperanan penting dalam PLTU. Kondensor berfungsi mengubah uap pembuangan turbin menjadi air yang ditampung ke dalam hotwell. Air tersebut nantinya akan disirkulasi kembali ke boiler. Kemudian air dipanaskan menjadi uap yang dialirkan kembali ke turbin, dan begitu seterusnya.
Untuk mendinginkan uap air panas dari turbin bisa menggunakan air laut atau air sungai. Terutama yang telah terfilterisasi dan treatment. Bentuk treatmentnya seperti menyuntikkan bahan kimia sebagai air pendingin (cooling water) di kondensor.
Oleh karena itu, PLTU dibangun di tepi laut atau tepi sungai agar mudah mendapat air pendingin (cooling water). Untuk sistem pendinginan di kondensor PLTU dengan melimpahnya air laut atau air sungai.
3. Kemudahan dalam mendapatkan air sebagai pengisi boiler PLTU (air demineralisasi)
Air Demineralisasi adalah air di dalam siklus PLTU yang terbebas dari kandungan mineral terlarut. Kadar conductivity adalah kemampuan menghantar listrik.
Air demineralisasi memiliki kadar conductivity sebesar 0,2 us (micro siemen). Untuk perbandingan, air mineral punya kadar conductivity sekitar 100-200 micro siemen.
Kadar conductivity yang tinggi sangat berbahaya bagi peralatan yang bekerja pada siklus uap air. Beberapa dampak yang dapat timbul diantaranya
- korosif
- terbentuknya kerak
- terjadi short circuit (jika digunakan pada alat seperti motor cavity dan sistem pendingin pada generator sisi stator atau primary water system)
Setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan desalination dan demineralization plant untuk menghasilkan air demineralisasi. dengan sumber air dari air laut ataupun air sungai.
Oleh karena itu, PLTU dibangun di tepi laut atau tepi sungai agar memudahkan mendapatkan sumber air untuk dijadikan air demineralisasi. Air tersebut digunakan untuk pengisi boiler, supply tambahan atau digunakan dalam siklus PLTU.
Nah, sekian artikel tentang alasan PLTU dibangun di tepi laut atau sungai besar.