Untuk para penggemar badminton, istilah "Challenge" menjadi tidak asing sebagai permintaan pemain yang tidak puas dengan keputusan wasit tentang masuk atau tidaknya shuttlecock pada area yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar permainan dapat lebih adil dengan meminimalisir keputusan wasit yang kontroversial. Hal tersebut tidak terlepas oleh teknologi yang digunakan yaitu Hawk Eye atau "Mata Elang".
Definisi dan Sejarah
Hawk-Eye adalah sebuah sistem computer vision untuk melacak lintasan bola secara visual dan menampilkan berbagai kemungkinan besar secara statistik dalam sebuah video atau gambar 3 dimensi. Representasi hasil lintasan pada layar disebut dengan Shot Spot. Teknologi Hawk Eye mulai terkenal saat digunakan di olahraga tenis oleh International Tennis Federation (ITF) pada tahun 2006.
Pada Tahun 2001, Teknologi Hawk Eye dikembangkan di Inggris oleh Paul Hawkins dan David Sherry dalam perusahaan yang bernama Hawk-Eye Innovations Ltd yang bermarkas di Winchester, Hampshire. Tahun 2010, perusahaan tersebut dimiliki oleh Perusahaan asal Jepang yaitu Sony. Teknologi ini awalnya digunakan untuk tujuan televisi di olahraga Kriket pada tahun 2001.
Cara Kerja Teknologi Hawk Eye
Teknologi Hawk Eye memiliki dua prinsip kerja utama yaitu pemrosesan optical 2D vision (menemukan pusat bola) dan triangulasi 3D (memodelkan perpindahan bola dari waktu ke waktu) yang disediakan oleh kamera video berkecepatan tinggi yang terletak di berbagai lokasi atau sudut area permainan.
Kemungkinan Hawk Eye melakukan kesalahan dengan rata-rata akurasi adalah 3,6 mm (milimeter). Biasanya, kamera yang digunakan sebanyak 8 sampai 12 kamera yang beroperasi dengan frame rates sekitar 340 FPS (frame per second). Data yang diambil diproses dan disimpan dalam sistem kontrol pusat.
Setiap frame yang dikirim dari setiap kamera diidentifikasi kelompok piksel yang sesuai dengan gambar bola. Kemudian, dihitung dalam setiap frame posisi bola dengan membandingkan posisinya pada dua kamera atau lebih yang terpisah jaraknya pada saat yang sama.
Serangkaian frame membangun catatan jalur yang dilalui bola dan juga "memprediksi" jalur perpindahan bola di mana ia akan berinteraksi dengan salah satu fitur area bermain yang sudah diprogram ke dalam database. Sistem juga dapat menginterpretasikan interaksi tersebut untuk memutuskan pelanggaran atau keputusan sesuai aturan permainan.
Aplikasi Teknologi Hawk Eye
1. Badminton
Dalam badminton, teknologi Hawk Eye resmi diperkenalkan pada turnamen India Super Series 2014. Istilah "Challenge" menjadi aplikasi dari teknologi Hawk Eye untuk membantu wasit menentukan titik jatuhnya shuttlecock terkait dengan masuk atau tidaknya shuttlecock pada area yang ditetapkan. Hal itu dilakukan ketika ada pemain yang meminta "Challenge" dengan jumlah kesempatan yang telah ditetapkan.
Baca juga : Ternyata Mobil Sport Kalah Dengan Badminton
Pada awal penggunaan, tingkat akurasi dari teknologi Hawk Eye yang jauh dari harapan. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, teknologi Hawk Eye atau "Mata Elang" mengalami perbaikan untuk meningkatkan tingkat keakuratan sehingga sampai saat ini telah digunakan dalam pertandingan penting seperti Olimpiade, BWF World Championship, dan lain sebagainya
2. Sepakbola (Goal Line Technology)
Dalam sepakbola, aplikasi teknologi Hawk Eye adalah Goal Line Technology (GLT). Tujuannya adalah untuk membantu wasit dalam menentukan keputusan goal tentang apakah bola sepenuhnya telah melewati garis gawang ke gawang. Hal tersebut memininalisir keputusan wasit yang kontroversial seperti tidak disahkannya goal indah Frank Lampard saat menghadapi timnas Jerman pada Piala Dunia 2010, padahal bola telah melewati garis gawang.
Goal Line Technology telah disahkan dan diperkenalkan oleh FIFA pada tahun 2012 dan sudah digunakan di berbagai liga di dunia seperti La Liga, Serie A, dan lain sebagainya. Mahalnya teknologi Goal Line Technology membuatnya hanya digunakan dalam pertandingan ataupun kompetisi besar saja.
3. Tenis
Dalam tenis, teknologi Hawk Eye juga digunakan untuk meninjau jatuhnya bola setelah dipukul oleh pemain dengan ketentuan tertentu. Teknologi Hawk Eye juga pernah mengalami beberapa kesalahan salah satunya saat pertandingan perempat final Indian Wells Masters 2009 antara Ivan Ljubicic dan Andy Murray dimana sistem Hawk-Eye secara keliru mengambil pantulan kedua yang berada di garis, alih-alih pantulan bola pertama sehingga hasil yang diterima berbeda dengan tayangan ulang.
Sistem Hawk Eye mempunyai akurasi dengan kesalahan rata-rata 3,6 mm dan diameter standar bola tenis adalah 67 mm. Hal tersebut sama dengan kesalahan 5% relatif terhadap diameter bola.
Hawk-Eye telah mengembangkan teknologi yang disebut 'Hawk-Eye Live', yang menggunakan 10 kamera untuk memutuskan bola masuk atau keluar secara real time yang ditandai dengan speaker yang mengeluarkan suara "out" atau " in" yang meniru suara hakim garis suara manusia. Hal tersebut diharapkan sebagai pengganti hakim garis selama pandemi COVID-19.
4. Cricket, Basket, Rugby Union, dan Olahraga Lainnya
Nah, sekian artikel tentang teknologi Hawk Eye. Mudah mudahan bermanfaat dan terima kasih........