Teknologi

Perbedaan TikTok di China dan Indonesia

"Douyin dan TikTok: Mengapa Konten dan Pengguna Berbeda di China dan Indonesia?" Tahu lebih lanjut tentang bagaimana Douyin dan TikTok mengadaptasi konten untuk audiens yang berbeda di China dan Indonesia.

Irfan Naufal Marwan16 Februari 2025

TikTok adalah salah satu aplikasi berbagi video yang paling populer di dunia saat ini. Namun, meskipun TikTok dikenal luas di banyak negara, platform ini memiliki versi yang berbeda antara China dan negara lain. Di China, TikTok dikenal dengan nama Douyin, sementara di Indonesia, TikTok menjadi aplikasi global yang sangat populer.

Meskipun keduanya berasal dari perusahaan yang sama, yaitu ByteDance, terdapat perbedaan signifikan dalam hal konten, pengguna, dan bagaimana TikTok dimanfaatkan di kedua negara. Artikel ini akan membahas perbedaan TikTok di China dan Indonesia, dari segi konten hingga pengguna yang menikmatinya, serta tren yang berkembang di masing-masing pasar.

Perbedaan aplikasi Tiktok

Di China, TikTok dikenal dengan nama Douyin. Meskipun keduanya memiliki fungsi yang hampir serupa, Douyin dirancang khusus untuk pasar China dengan fitur yang lebih disesuaikan dengan kebudayaan dan regulasi lokal. Sementara itu, TikTok di Indonesia dan negara lain menawarkan pengalaman yang lebih global dengan fitur yang lebih universal dan dapat diakses secara bebas di berbagai negara.

Perbedaan konten dan algoritma

Konten yang ditampilkan di Douyin dan TikTok memiliki perbedaan yang cukup besar. Di China, Douyin didorong oleh algoritma yang lebih terfokus pada konten yang mendidik, berfokus pada teknologi, budaya China, dan pendidikan. Beberapa konten yang banyak ditemukan di Douyin termasuk video edukasi tentang sains, bisnis, dan sejarah, serta berbagai tips dan trik teknologi.

TikTok di Indonesia cenderung lebih berfokus pada hiburan, dengan video yang menampilkan tantangan viral, tarian, komedi, dan konten kreatif lainnya. TikTok di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh tren global dan konten yang mudah viral, seperti video musik atau lip sync.

Douyin memiliki lebih banyak fitur terkait belanja e-commerce, memungkinkan pengguna untuk membeli produk langsung dari aplikasi. Hal ini sangat populer di China, di mana e-commerce berkembang pesat. Di sisi lain, TikTok di Indonesia lebih banyak digunakan untuk hiburan dan pencarian tren terbaru, meskipun fitur e-commerce juga mulai diperkenalkan.

Pengguna TikTok di China dan Indonesia

Douyin lebih banyak digunakan oleh generasi muda, terutama mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Namun, yang membedakan Douyin adalah bahwa aplikasi ini lebih dikontrol oleh pemerintah China dalam hal konten yang dapat diakses.

Konten yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, atau yang dapat memicu kontroversi biasanya dibatasi atau dilarang. Selain itu, Douyin juga lebih fokus pada konten yang berorientasi pada pengetahuan dan pengembangan diri.

TikTok di Indonesia memiliki basis pengguna yang sangat besar, dengan mayoritas pengguna adalah remaja dan generasi milenial. Pengguna TikTok di Indonesia lebih tertarik pada konten yang bersifat hiburan, tantangan viral, dan tren musik.

Pengguna TikTok di Indonesia juga lebih banyak melakukan kolaborasi kreatif, seperti membuat video bersama teman atau mengikuti tantangan tertentu. TikTok di Indonesia juga lebih bebas dalam hal konten yang diunggah, meskipun tetap ada batasan terkait konten yang mengandung unsur negatif.

Tren digital di Douyin dan TikTok

Douyin sangat mengutamakan video edukatif dan konten yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti resep masakan, tips teknologi, dan tutorial bisnis. Douyin juga memiliki integrasi yang lebih kuat dengan e-commerce, memungkinkan pengguna untuk langsung membeli produk yang mereka lihat dalam video. Tren di Douyin sangat dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat China yang lebih tertarik pada pengembangan diri dan efisiensi.

TikTok lebih banyak didominasi oleh konten hiburan dan tren viral. Pengguna TikTok Indonesia aktif dalam membuat dan mengikuti tantangan seperti dance challenge, tutorial makeup, komedi, dan lip sync video. TikTok Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh musik lokal dan internasional, di mana lagu-lagu yang sedang viral menjadi sangat populer dan digunakan dalam banyak video.

Fitur

Douyin memiliki sejumlah fitur eksklusif yang tidak tersedia di TikTok versi global. Misalnya, Douyin menyediakan fitur live streaming yang lebih terintegrasi dengan e-commerce, di mana pengguna dapat membeli barang secara langsung selama siaran langsung. Fitur ini sangat populer di China, mengingat keberhasilan live streaming e-commerce di pasar tersebut.

TikTok Indonesia lebih menekankan pada aspek hiburan dan interaksi sosial, dengan fitur TikTok Live, duet video, dan reaksi terhadap video lainnya. TikTok Indonesia juga memberikan kesempatan besar bagi influencer lokal untuk tumbuh dan berkolaborasi dengan merek-merek besar untuk promosi produk.

Peraturan pembatasan konten

Douyin sangat ketat dalam hal pengaturan konten. Pemerintah China memantau secara ketat video yang dibagikan di Douyin, terutama yang berkaitan dengan topik politik atau isu-isu sensitif. Konten yang tidak sesuai dengan regulasi yang ada akan segera dihapus atau dibatasi.

Sementara itu, TikTok Indonesia memiliki kebijakan moderasi konten yang juga ketat, namun lebih longgar dibandingkan dengan Douyin. Meski begitu, TikTok Indonesia tetap mematuhi peraturan lokal dan menghapus konten yang melanggar norma atau hukum yang berlaku di Indonesia.

Meskipun Douyin dan TikTok berasal dari aplikasi yang sama, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal konten, pengguna, tren digital, dan kebijakan moderasi. Douyin di China lebih fokus pada konten edukatif, pengembangan diri, dan e-commerce, sementara TikTok di Indonesia lebih dominan dengan hiburan, konten viral, dan kolaborasi kreatif. Masing-masing platform ini disesuaikan dengan kebutuhan, budaya, dan kebiasaan pengguna di negara masing-masing.

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait