Portable Circuit Board (PCB) adalah papan yang berfungsi untuk menghubungkan berbagai komponen elektronika dengan membuat jalur konduktor. Penggunaannya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti laptop, komputer, radio, dan perangkat lainnya.
Papan PCB memakai bahan tembaga dengan berbagai jenis lapisan. Pertama adalah PCB satu lapis (single sided), kedua adalah dua lapis (double sided) dan yang memakai berbagai lapisan atau multilayer PCB.
Pembuatan PCB wajib dipelajari teknik elektro maupun elektronika. Tetapi dalam proses pembuatan masih ditemukan berbagai kesalahan sehingga PCB gak dapat berfungsi sebagiamana mestinya. Namun kesalahan tersEBUT dapat diatasi dengan mengetahui gejalanya.
Penting untuk kamu ketahui penyebab mengapa papan PCB yang sudah dibuat tetapi tidak dapat berfungsi. Dan ini adalah berbagai gejalanya.
1. Kesalahan pemilihan alat untuk pengerjaan
Pemilihan alat yang tepat dapat memangkas waktu sehingga dapat selesai lebih cepat. Keuntungan lainnya adalah mengurangi biaya produksi, dan meminimalisir kesalahan pembuatan papan PCB. Penting untuk bijak dalam pengerjaan PCB, pilihlah alat pengerjaan yang dapat menghemat waktu dan menghasilkan papan yang bagus.
2. Peletakan komponen saling berdekatan
Selama pengerjaan, umumnya posisi komponen saling berdekatan satu sama lain. Alasan yang sering dipakai adalah menghemat papan PCB. Namun bukan berarti peletakan berdekatan tanpa masalah.
Salah satu risiko peletakan yang dekat-dekatan membuat beberapa komponen gak berfungsi dengan baik. Walau berdekatan, penting untuk mengatur tata letak supaya gak saling tabrakan terutama PCB berukuran kecil.
3. Tebal tembaga gak sesuai
Perancang PCB sering memakai tembaga dengan tebal 1 ons sebagai ketebalan akhir. Sayangnya seirng kali ketebalan satu ons gagal memastikan pelapisan di dalam lubang. Jadi, penting banget utuk memilih ketebalan papan PCB. Pembuat PCB menyarankan memakai tembaga dengan ketebalan akhir satu sampai dua ons/ ft2 untuk hasil terbaik.
4. Penempatan kapasitor decoupling gak sesuai
Kapasitor decoupling berfungsi membantu menjaga tegangan agar stabil. Berdasarkan fungsinya maka peletakaknnya gak bisa sembarangan. Posisi kapasitor decoupling harus berdekatan dengan dengan pin yang butuh tegangan stabil.
Kapasitor gak berfungsi dengan baik apabila posisinya jauh dari pin yang butuh tegangan stabil. Dengan demikian posisi kapasitor harus diperhatikan ketika membuat PCB.
5. Lupa ngesave desain
Serupa seperti Autocad, pengerjaan PCB sering kali gagal karena lupa menyimpan secara berkala. Terkadang sudah membuat namun hilang begitu saja. Ngeselin sih pasti, apalagi kalau besok harus dikumpulin.
Penting banget untuk menyimpan file secara berkala supaya gak hilang begitu saja. Kalaupun ngulang, setidaknya gak jauh-jauh amat.
6. Mimim referensi desain PCB
Banyaknya referensi desain sangat membantu para penggambar PCB. Selain menambah wawasan, referensi membantu pengerjaan agar meminimalisir kesalahan umum yang sering terjadi. Perancang yang mimim referensi justru kebingungan sehingga salah menggambar.
Untungnya software gambar PCB seperti Proteus memiliki daftar pustaka komponen. Keuntungannya adalah menyingkat waktu pengerjaan karena sudah ada gambar. Bagaimana dengan gambar lainnya? Mau gak mau harus dilakukan secara manual.
7. Kurangnya komunikasi
Walau berurusan dengan gambar, penting untuk menjaga komunikasi agar pekerjaan dapat selesai dengan baik. Hal sepele ini dapat membuat semuanya terbengkalai dan merugikan berbagai pihak. Masalah ini dapat diantisipasi dengan cara mengkomunikasikan dengan tepat agar terhindar dari kesalahpahaman.
8. Desain PCB terlalu rumit
Kerumitan desain berbanding lurus dengan jumlah komponen yang dibutuhkan. Walau banyaknya komponen, desain yang dibuat harus mudah dipahami, Dampaknya membuat penyolderan menjadi rumit.
Untuk mengatasinya bisa mempertimbangkan ukuran PCB, pemilihan komponen serta proses perakitan. Dengan demikian pengerjaan jadi lebih ringkas, hemat dan hasilnya bagus.
9.Jarak tepi terlalu lebar
Papan PCB memiliki lapisan tembaga dan dilapisi lagi dengan pelindung. Selama proses pembuatan, tepi papan dapat terpotong dan dapat menyebabkan korosi atmosferik. Jika dibiarkan maka PCB rentan korsleting. Untuk menanggulanginya dengan membuat jarak tepi secukupnya.
Sisakan ruang untuk tembaga dan tepi papan, minimal 0,010 inci untuk bagian luar dan 0,015 inci untuk bagian dalam. Cara lainnya bisa dengan memasukan ke dalam pengaturan desain pembuatan PCB.
10. Membuat persimpangan dengan sudut 90 derajat
Jalur dengan sudut 90 menyebabkan penumpukan asam dan masalah pengetasan. Tanda disadari, persimpangan dapat membuat pengumpulan. Masalah ini membuat sudut 90 derajat dihindari. Alhasil dalam membuat PCB sangat merekomendasikan persimpangan denagn sudut 45 derajat.
11. Posisi silkscreen berada pada pads
Jarak aman antara silkscreen dengan solder mask adalah 0,003 inci. Alasannya karena peletakan silkscreen ke pan membuat penyolderan menjadi lebih sulit. Jika gak ditaati dapat mengakibatakn gangguan produksi dan perakitan.
12. Menyolder pads secara langsung
Risiko dari menyolder pads tanpa bantalan/ pelindung adalah terbentuknya jembatan solderan. Akibatnya PCB mengalami konsleting. Terutama pada komponen-komponen vital. Untuk mengatasi masalah ini dapat menambahkan masker solder agar pads terlindungi dari solderan.
Masalah-masalah tadi bisa dikurangi dengan cara menambah jam terbang dan menambah referensi. Semoga PCB buatan kalian berhasil dan berfungsi dengan baik.