Bahasa pemrograman tidak cuma dipakai untuk membuat website. Sistem kendali memanfaatkan bahasa pemrograman PLC agar sistem industri dapat berjalan dengan baik.
Salah satu bahasa pemrograman PLC yang familiar adalah diagram ladder karena banyak penggunanya. Tetapi, diagram ladder bukan satu-satunya program PLC. Masih ada lagi ternyata.
Setiap industri memakai tipe bahasa pemrograman berbeda-beda. Satu dengan lainnya nggak sama, tergantung penggunaan dan pemakaian tools.
Baca juga : Penggunaan Teknologi PLC (Programmable Logic Controller) dalam Kontrol Listrik Industri
Bahasa pemrograman PLC
Bahasa pemrograman PLC terbagi dalam dua jenis yaitu grafis dan tekstual. Bahasa grafis memakai elemen visual sedangkan bahasa tekstual memakai teks.
Seperti halnya coding, menguasai banyak pemrograman PLC mampu mengembangkan keterampilan membuat program PLC. Serta lebih terampil apabila dihadapkan dengan kasus PLC di Industri.
Berdasarkan International Electrotechnical Commission (IEC) 61131-3, beritkut lima bahasa untuk menjalankan program PLC.
1. Ladder Logic
Ladder logic sering disebut sebagai diagram ladder pada kuliah teknik kendali. Diagram ini bekerja berdasarkan diagram rangkaian logika relay.
Diagram ini terdiri dari dua batang sejajar yang terhubung oleh anak tangga. Setiap anak tanggal terdapat kontak dan kumparan yang melambangkan input dan output.
Input adalah masukan dan nilai output adalah penggerak sistem mekanis seperti motor.
Diagram ladder banyak diminati oleh perusahaan di kawasan Amerika Utara. Penggunaan diagram ini cocok untuk kontrol PID dan sistem yang memakai aljabar Boolean.
Kelebihan dari diagram ladder adalah fleksibel, sederhana, dan mudah dipelajari. Hanya, masih ada keluhan jika makin kompleks programnya makin sulit untuk troubleshooting.
2. Function Block Diagram (FBD)
Function Block Diagram (FBD) adalah bahasa pemrograman PLC grafis yang populer. Seringkali disebut sebagai diagram blok.
Diagram blok terdiri berbagai blok yang memiliki input dan output. Perangkat yang terhubung ke PLC dapat terhubung ke input dan variabel akan dikirimkan menuju output.
Setiap blok yang terhubung satu sama lain akan menjadi output. Dari output ini dapat digunakan sebagai input selanjutnya. Proses ini nantinya mendefinisikan suatu sistem.
Diagram blok erbilang sederhana namun membutuhkan waktu untuk menguasainya. Bahasa ini cocok untuk membangun sistem keamanan, loop PID, serta berguna untuk menyimpan data maupun menyaring input analog.
3. Sequential Function Charts
Sequential Function Charts (SFC) merupakan bahasa pemrograman PLC berdasarkan GRAFCET, yang menyerupai diagram algoritma ilmu komputer. SFC terdiri dari tahapan dan transisi. Transisi adalah kondisi logis yang harus terpenuhi sebelum ke langkah berikutnya. Sifat inilah membuat SFC mengendalikan aliran operasi program.
Kelebihan dari SFC adalah dapat menyederhanakan proses rumit menjadi lebih mudah dikelola. Pengujian dan penyelesaian masalah jauh lebih mudah daripada bahasa pemrograman lainnya.
Bahasa pemrograman SFC ideal untuk proses kompleks multi-status yang berjalan paralel.
4. Structured Text (ST)
Teks Terstruktur merupakan bahasa pemrograman PLC tingkat tinggi. Bahasa tekstual dengan sintaksis yang menyerupai C atau C++. Karakteristiknya dapat bahasa ini adalah pemakaian logika IF untuk menjalankan suatu fungsi.
Bahasa pemrograman ST adalah bahasa singkat yang dieksekusi dengan cepat dan mudah dibaca. Di sisi lain, penyelesaian masalah menjadi rumit karena status variabel yang tidak terlihat.
Penggunaannya cocok untuk penguraian kode batang, perulangan, pencarian data, membuah bahasa mesin.
5. Instruction List (IL)
Terakhir, IL adalah bahasa pemrograman PLC tekstual tingkat rendah. Sudah tidak digunakna lagi dalam standar PLC. Namun masih ada beberapa PLC yang memakai bahasa IL.
Bahasa IL terdiri dari rangkaian instruksi sederhana yang mirip dengan bahasa assembler. Contohnya adalah “Jump” atau “Store” yang merupakan perintah bahasa IL.
Baca juga : Apa Saja Perbedaan PLC Analog dan Digital dalam Industri
Bahasa pemrograman PLC yang paling sering digunakan
Dari lima jenis bahasa pemrograman, hanya diagram ladder yang paling banyak digunakan. Bentuk grafis yang menyerupai diagram sirkuit listrik dengan bentuk anak tangga.
Setiap anak tangga mewakili rangkaian komponen macam kontak, kumparan, timer, limit switch, dan elemen lainnya. Diagram ladder dapat didokumentasikan dengan baik sehingga banyak diminati industri otomasi.
Baca juga : Cara Pengaplikasian PLC dalam Industri beserta Contohnya
Kuasai Bahasa Pemrograman PLC bersama Offline Training PLC for Basic Schneider Electric
Menguasai diagram ladder adalah bekal utama untuk bekerja di industri otomasi. Bahasa pemrograman ladder masih diminati praktisi PLC di Indonesia maupun dunia.
Mungkin kamu udah belajar diagram ladder sewaktu mata kuliah teknik kendali. Walau lulus nilai A, namun itu belum membantu banyak karena keterbatasan tools.
Bagaimana jadinya kalau kamu belajar diagram ladder PLC dengan alat standar industri bersama Schneider Electric.
Informasi lengkapnya dapat kamu temukan melalui tautan di sini.