Indonesia adalah negara maritim yang dibuktikan dengan banyaknya area lautan. Area laut Indonesia bukan hanya sekadar menjadi objek pariwisata tetapi aspek sumber daya dan energi juga terlibat. Tak sedikit kita menemukan anjungan lepas pantai di berbagai titik.
Latar belakang inilah membuat ITS membuka prodi teknik lepas pantai. Dilansir dari its.ac.id, program studi ini resmi dibuka pada tahun ajaran 2021/2022 lewat jalur penerimaan Seleksi Kemitraan dan Mandiri (SKM). Selain ITS, terdapat pula beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki prodi teknik lepas pantai yaitu ITB, UNHAS, ITERA, dan lembaga pendidikan khusus kelautan.
Prodi ini sangat cocok untuk kamu yang ingin bekerja di lautan lepas seperti perusahaan minyak. Untuk itu kamu perlu berkenalan dengan prodi ini sebelum memutuskan kuliah di teknik lepas pantai.
1. Teknik lepas pantai berhubungan dengan kegiatan eksplorasi migas
Teknik lepas pantai (offshore engineering) adalah ilmu yang berhubungan dengan desain dan konstruksi struktur untuk pekerjaan di area laut. Industri minyak dan gas bumi yang sering menggunakan struktur offshore.
Area offshore meliputi segala kegiatan eksplorasi dan ekstraksi minyak dan gas bumi. Pasalnya industri minyak dan gas bumi lepas pantai berkaitan dengan pengumpulan minyak mentah dan gas alam untuk diolah menjadi kebutuhan energi dunia. Mayotitas negara di dunia ini masih menggunakna minyak bumi sebagai bahan utama.
2. Teknik lepas lantai memiliki kompleksitas tinggi
Industri offshore memiliki tingkat kerumitan tinggi. Salah satunya tercatat dari jam kerja yang panjang dan melelahkan. Pekerja offshore menghabiskan waktu 12 jam untuk mengawasi anjungan. Pekerja offshore berada di lokasi selama dua minggu, lalu dua minggu libur, namum kembali kepada peraturan perusahaan.
Selain jam kerja, infustri offshore melibatkan berbagai disiplin ilmu dan orang untuk mengoperasikan eksplorasi migas. Para pekerja di sana bertanggung jawab dengan perancangan, pengoperasian, dan pemeliharaan alat-alat pengeboran migas.
3. Teknik lepas pantai terdiri dari berbagai disiplin ilmu
Teknik lepas pantai merupakan kumpulan dari teknik kelautan, sipil, dan mesin. Pekerjaan mereka bertanggung jawab dengan desain, analisis, dan kosntruksi di lingkungan laut. Dengan kata lain gak jauh berbeda dengan teknik kelautan.
Untuk lulusan teknik perkapalan diharapkan dapat merancang struktur lepas pantai terpancing (fixed offshore structure) dan struktur lepas pantai terapung (floating offshore structure), dan struktur lepas pantai bawah laut (subsea facilties) dengan prinsip-prinsip ilmu rekayasa. Pengerjaan ini harus mengikuti aturan, standar, regulasi, kode etik, dan pelatihan tersertifikasi.
4. Teknik lepas pantai mengandalkan kondisi fisik prima
Masalah fisik biasanya gak menjadi hal serius ketika masih kuliah. Banyak mahasiswa berfokus kepada skill dan akademik. Walau ada benarnya, tetapi industri migas memiliki aturan berbeda yaitu tes masuknya menggandalkan kemampuan fisik.
Kamu harus tahu bahwa offshore punya jam kerja 12 jam dengan kondisi alam yang tak menentu. Agar tidak menyulitkan seluruh kru maka perlu diadakan tes fisik. Pemeriksaan berlaku untuk semua awak. Dilansir dari halodoc.com, indikator pemeriksaan pekerja lepas pantai meliputi riwayat kesehatan, fungsi organ vital, pemeriksaan indeks massa tubuh, tes pendengaran, dan paru-paru.
5. Harus mengikuti pelatihan sebelum bekerja di lepas pantai
Modal IPK, lolos wawancara kerja, dan tes fisik bukan otomatis membuatmu auto keterima kerja. Orang-orang offshore harus mengikuti pelatihan keselamatan bersifat wajib. Lingkungan laut bisa tak menentu serta risiko kehilangan nyama dapat terjadi kapan saja. Maka penting untuk memiliki skill bertahan hidup di lautan lepas. Salah satu jenis pelatihannya bernama Basic Sea Survival (BSS)
Dan itu tadi penjelasan tentang teknik lepas pantai. Untuk dapat bekerja di pantai lepas memerlukan investasi yang gak sedikit mengingat tingkat kesulitan di sana sangat tinggi.