Industri

5 Langkah untuk Melaksanakan Analisa Keselamatan Kerja

Analisa keselamatan kerja berguna untuk meminimalsir kecelakaan kerja. Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan

Ishak Okta Sagita31 Agustus 2021

Dalam industri, orang yang bekerja disana harus mengikuti aturan kerja. Peraturan dibuat untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja. Namun, di lapangan masih saja ada kasus kecelakaan kerja. 

Untuk mengatasi kasus kecelakaan kerja perlu melakuakn identifikasi. Mencari tahu penyebab terjadinya kasus kecelakaan. Serta dampak yang terjadi pasca karyawan mengalami kecelakaan kerja. 

Dari sini lahirlah Job Safety Analysis (JSA) atau analisa keselamatan kerja. Melansir ehstoday.com, apa pengertian dari analisa keselamatan kerja. 

Apa itu analisa keselamatan kerja

Job Safery Analysis atau analisa keselamatan kerja adalah teknik manajemen keselamatan kerja dengan fokus mengidentifikasi bahaya serta meminimalisir ririko bahaya yang datang dalam rangkaian pekerjaan yang dilakukan di area kerja. JSA memiliki empat unsur penting, yaitu

  1. Langkah-langkah kerja secara spesifik
  2. Idetifikasi bahaya pada setiap langkah kerja
  3. Menentukian skala bahaya yang harus mendapat penanangan prioritas
  4. Menerapkan sistem pengendali bahaya

Tujuan dari kegiatan analisis kecelamatan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Tanggung jawab pelaksanaan JSA biasanya berada di tangan supervisor terkait. Dengan kata lain, supervisor diminta untuk membuat langkah prosedural di area kerja. 

Bagaimana cara melaksanakan analisis keselamatan kerja 

Terdapat lima tahap yang harus pada analisis keselamatan kerja. 

1. Memilih pekerjaan yang hendak dianalisis

Pertama kali ialah menentukan pekerjaan yang ingin dianalisa. Walau terkesan sederhana namun jadi krusial ketika tidak dilaksanakan dengan maksimal. Pertimbangan penting lainnya antara lain perubahan area kerja, ada peralatan/ mesin baru, serta perubahan peraturan dari perusahaan.

Ada berbagai faktor yang membuat sebuah pekerjaan harus dianalisa terlebih dahulu

  • Jenis pekerjaan dengan risiko kecelakaan kerja paling tinggi
  • Jenis pekerjaan dengan risiko menyebabkan cidera serius
  • Jenis pekerjaan yang berisiko melahirkan kecelakaan kerja atau cidera serius akibat kelalaian prosedural
  • Jenis pekerjaan baru atau pekerjaan yang mengalami perubahan prosedur kerja
  • Pekerjaan yang membutuhkan instruksi tertulis berupa buku atau catatan

2. Melakukan perincian langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesai

Analisa keselamatan kerja dapat terlaksana dengan baik ketika mengetahui rincian langkah-langkah pekerjaan. Langkah-langkah ini tidak terpaku pada satu pekerjaan saja, melainkan satu area kerja. Termasuk ketika ada perubahan area kerja walau pekerjaannya tidak mengalami perubahan.

Hindari melakukan perincian kerja yang terlalu sempit maupun terlalu luas. Pasalnya setiap pekerjaan tidak lebih dari 10 orang. Jika lebih dari 10 orang, perlu membagi dalam dua tahapan atau lebih. 

Perincian tugas dapat dilakukan dengan observasi lalu mendokumentasi rangkai tugas yang sedang dilaksanakan. Observasi bertujuan untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat. Selain itu, juga dapat memastikan tugas-tugas yang sering terlewatkan maupun kelalaian mendapatkan penanangan. 

Selain observasi, bertanya pada orang yang berpengalaman dapat membantu. Dalam perusahaan pasti ada orang yang sudah bekerja bertahun-tahun. Orang ini sudah familiar dengan lingkungan kerja dan prosedur kerja dari perusahaan.

3. Mengidentifiaksi bahaya

Setelah melakukan observasi, segera mungkin mengidentifiaksi bahaya yang muncul. Dalam pelaksanaan analisis kecelamatan kerja penting untuk mengidentifikasi bahasa. Ada yang harus dipertimbangkan dalam melakukan identifikasi yaitu

  • Penyebab kecelakaan kerja yang pernah terjadi
  • Pekerjaan lain yang berada dalam satu area kerja
  • Aturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan
  • Intruksi prosedural pelaksanaan kerja dari produsen

Setelah mengidentifikasi bahaya, jangan lupa untuk menanyakan pertanyaan berikut kepada orang yang bekerja di sana

  • Potensi bahaya fisik yang terjadi ketika melaksankan pekerjaan
  • Apakah peralatan kerja aman bagi para pekerja
  • Apakah ada risiko terjatuh, kepleset. atau tersandung dalam area pekerjaan
  • Apakah ada risiko terpapar suhu ekstrem
  • Apakah terdapat risiko terpapar zat berbahaya dan beracun untuk manusia
  • Apakah ada risiko tersengat arus listrik tegangan tinggi

Identifikasi bahaya yang muncul dapat membantu langkah ke empat yaitu memeprsiapkan tindakan pencegahan. 

4. Mempersiapkan tindakan pencegahan

Tindakan pencegahan diambil untuk bagaimana cara menghilangkan risiko bahaya di area kerja maupun kecelakaan kerja yang dialami tiap individu. Supaya bisa mengedalikan kerja terdapat sistem hierakri untuk mengendalikan bahaya kecelakaan kerja. 

Langkah kerja pencegahan bahaya dibuat oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Institusi tersbeut mendeskripsikan lima langkah pencegahan bahaya dalam area kerja, yaitu

  • Eliminasi : mengeliminasi bahaya dan meminimalisir bahaya yang terjadi
  • Subsitusi : Mengganti peralatan kerja yang dapat mengundang risiko kecelakaan kerja
  • Modifikasi rekayasa : Melakukan peningkatan peralatan kerja, memperbaiki sistem ventilasi, serta menyediakan instrumen penyelamatan pada area kerja
  • Administratif : membuat prosedur, aturan, memberikan pelatihan K3, dan rambu-rambu keamanan berbasis K3
  • Alat Protekdi Dini : Memastikan setiap area kerja memiliki APD

Tentunya penerapan pencegahan berdasarkan kasus yang sedang dialami oleh perusahaan. Namun secara umum ada dua cara tindakan pencegahan.

Pertama adalah mengeliminasi risiko bahaya yang muncul. Ini cara yang efektif dan solusi jangka panjang. Namun harus mengeluarkan biaya yang tinggi.

Cara berikutnya adalah menyiapkan APD dan mengawasi administrasi. Ini merupakan solusi singkat tetapi berisiko untuk jangka panjang.

5. Membuat dokumentasi hasil analisis

Langkah terakhir setelah melakukan analisa adalah mendokumentasikan dalam bentuk laporan. Laporan diberikan kepada pekerja supaya mereka dapat bekerja dengan aman dan nyaman. Yang terpenting adalah para pekerja dapat memahami isi laporan analisa.

Dokumentasi laporan dapat dipakai sebagai pedoman untuk menghindari kecelakaan kerja. Setidak-tidaknya bisa meminimalisir risiko cidera dari kecelakaan kerja. 

Ada baiknya jika laporan analisa keselamatan kerja direvisi secara berkala. Revisi dalam arti mengikuti perkembangan industri baik dari segi peralatan, undang-undang, maupun prosedural dari perusahaan. Tujuannya agar pekerja memahami risiko kerja yang dialami serta penyelesaiannya. 

 

Analisa keselamatan kerja perlu dibuat agar memberi rasa nyaman dan aman untuk pekerja industri. Pekerjaan dalam industri manufaktur, tambang, konstruksi, dan migas tidak lepas dari risiko kecelakaan. Maka penting menganalisa potensi bahaya sebelum mencelakai banyak orang.

 

 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait