Stand up comedy merupakan seni berkomedi yang dilakukan seorang diri. Komika, sebutan pelaku standup comedy, melakukan aksinya diatas panggung selama hampir satu jam. Bayangkan bagaimana mereka menghibur penonton selama satu jam dengan mengandalkan dirinya sendiri.
Pertunjukan stand up comedy semakin menarik ketika komika mengolah identitas dirinya menjadi materi. Keunikan komika inilah membuat orang-orang semakin mengenali mereka, baik melalui budaya, lingkar pergaulan, sampai jenjang pendidikan.
Dari semua komika yang ada di Indonesia, beberapa merupakan lulusan teknik. Bahkan salah satunya adalah dosen. Siapa saja mereka?
1. Rigen
Rigen merupakan lulusan teknik informatika Sekolah Tinggi Teknik - PLN Jakarta. Komika ini terkenal dengan karakter marah-marah di atas panggung. Justru karakternya inilah yang membuat dirinya makin dikenal masyarakat. Saat ini, kita bisa melihat ia di TV maupun Youtube.
Pertama kali Rigen belajar stand up comedy pada tahun 2012. Dan pada tahun 2015, ia menjadi juara pertama kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) season 5. Saat itu, ia membawakan materi tentang kehidupan di Bima, Nusa Tenggara Barat.
2. Bene Dion
Bene Dion merupakan finalis Stand Up Comedy Indonesia season 3. Ketika berkompetisi, ia menceritakan kehidupannya menjadi orang batak sebagai materi stand up. Pertemuannya dengan stand up comedy terjadi ketika menempuh kuliah teknik industri di UGM dan lulus sebagai sarjana teknik.
Selain menjadi komika, Bene Dion juga terjun dalam dunia perfilman. Ia terlibat sebagai pemain, penulis naskah, konsultan komedi, sampai menduduki kursi sutradara film layar lebar. Beberapa film yang dikerjakannya antara lain Cek Toko Sebelah, Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss! dan Ghost Writer.
3. Arie Kriting
Arie Kriting mulai dikenal masyarakat ketika mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia season 3. Ia menyandang juara tiga. Materi stand upnya selalu berkaitan dengan kehidupan sebagai orang Indonesia Timur. Bisa dikatakan Arie Kriting adalah komika pertama di Indonesia yang menyuarakan keresahan orang-orang Indonesia Timur.
Arie Kriting juga merupakan lulusan Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Disanalah ia mengembangkan dirinya sekaligus menemukan bibit-bibit joke tentang Indonesia Timur. Selain itu, kemampuan teknis seperti mapping, pemetaan GIS (Sistem Informasi Geografi) dan animasi 3D juga terbentuk di kampus tersebut.
Selain menjadi komika, Arie Kriting juga terlibat dalam berbagai projek film. Judul film yang ia kerjakan antara lain Susah Sinyal, Comic 8, Comic 8 : Casino Kings, dan Pelukis Hantu.
4. Irvan Karta
Irvan Kartawiria atau Irvan Karta merupakan komika sekaligus dosen Swiss German University (SGU). Beliau sendiri adalah lulusan teknik kimia ITB.
Ia mengenal standup comedy pada tahun 2012 melalui komunitas stand up comedy di Tangerang. Irvan Karta terkenal dengan materi sains yang dikemas sederhana tetapi mudah dicerna oleh orang awam. Berkat kemampuannya membuat joke memudahkannya mengajarkan materi kuliah kepada mahasiswa. Sedangkan dalam stand up comedy, ia merupakan finalis dari Stand Up Comedy Indonesia season 6 lewat jalur special hunt.
5. Gideon Tulus
Gideon Victor Tulus merupakan komika dari Depok, Jawa Barat. Ia mengenal dunia stand up comedy setelah lulus SMA pada tahun 2016 silam. Ia terkenal sebagai komika yang rajin mengikuti kompetisi stand up dalam skala kecil maupun besar. Kompetisi stand up comedy yang ia ikuti antara lain Jikomfest 2019, Stand Up Battle Indonesia, dan Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) IX.
Gideon Tulus merupakan lulusan D3 Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
6. Levi Ofsanusi
Levi Ofsanusi merupakan komika dari Jakarta yang terkenal dengan permainan diksi. Perkenalannya dengan stand up comedy terjadi ketika kuliah Teknik Informatika di Universitas Negeri Jakarta. Namun ia baru menjajal open mic ketika berada di komunitas stand up comedy Karawang.
Pertama kali ia dikenal masyarakat luas ketika mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Academy musim kedua di tahun 2016. Sayangnya ia harus terhenti di 16 besar. Selanjutnya ia mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia IX di tahun 2021. Tetapi langkahnya terhenti di 10 besar.
Walau paka akhirnya memilih menjadi komika, bukan berarti ilmu tekniknya gak guna sama sekali. Kadang butuh waktu lama untuk merasakan hasil panen dari perkuliahan.