Beton adalah material yang sering digunakan untuk pekerjaan konstruksi. Bukan tanpa alasan mengapa pekerja kosntruksi sering menggunakan beton.
Dalam konstruksi modern, beton memberikan kekuatan dan stabilitas. Berikutnya beton dapat dicetak dan jauh lebih murah. Terakhir, beton sangat fleksibel dan serbaguna untuk pekerjaan konstruksi.
Namun, sekuat-kuatnya beton tetap saja memiliki kelemahan. Faktor ketahan beton dapat berkurang seiring berjalannya waktu.
Faktor Ketahanan material jembatan beton
Salah satu kelebihan dari jembatan beton adalah permeabilitas. Gampangnya adalah kemampuan beton menahan air dan migrasi kimia. Apabila tidak punya kemampuan migrasi kimia dapat merusak beton.
Selain itu, beton memiliki ketahanan yang baik. Ada dua faktor ketahanan yaitu daya tahan fisik dan daya tahan kimia.
Daya tahan fisik beton
Ketahanan fisik adalah kemampuan beton untuk menahan kondisi lingkungan.akibat gesekan.
Abrasi
Abrasi adalah kemampuan untuk menahan aus. Kondisi paparan, kekuatan beton, sifat agregat, bahan semen, dan perawatan mempengaruhi keausan beton.
Hal terparah dari abrasi adalah dapat mengikis beton dari elemen struktural. Pada beton bertulang, abrasi mengurangi penutupan pada baja tulangan. Yang mengakibatkan terjadinya korosi akibat air dan klorida turun ke baja tulangan.
Pembekuan dan pencairan
Konstruksi beton pada lokasi seperti kutub utara harus tahan menghadapi siklus beku-cair (freeze-thaw). Es membawa lebih banyak volume daripada air. Hal ini yang menyebabkan patahan mikro pada beton dan berubah menjadi retakan.
Tambahan bahan kimia penghilang es dapat memperburuk keretakan ketika dimasukan klorida.
Hujan dan kelembaban
Karbonasi merupakan kondisi lingkungan dan kelembaban yang dapat mempengaruhi tingkat pH beton. Walau tidak merusak secara langsung, pembentukan karbomasi dapat menghilangkan lingkungan beton alkali (alkaline concrete environment) untuk tulagan. Hal ini memungkinkan baja tulangan terkorosi dan menimbulkan kerusakan yang serius.
Daya tahan kimia pada beton
Reaksi alkali-silica (Alkali-Silica Reaction)
Reaksi ini terjadi antara bahan kimia yang terkandung dalam beton. Silika dalam agregat bereaksi dengan alkali kalium dan natrium dalam semen.
Reaksi ini dapat menghasilkan pemuaian yang mengakibatkan muncul jaringan keretakan, spalling pada sambungan, pergerakan pada bagian struktur tertentu.
Bahan kimia
Beton dapat bertahan terhadap berbagai kondisi lingkungan dan bahan kimia. Namun ada juga beberapa bahan kimia yang bisa merusak beton. Terutama beton dengan premeabilitas tinggi. Pasalnya beton dengan permeabilitas rendah lebih tahan terhadap bahan kimia.
Klorida dan baja
Klorida berfungsi untuk menghilangkan lapisan es yang dapat turun menuju ke baja tulangan. Reaksi anatra klorida dengan baja dapat menyebabkan korosi serta merusak beton struktural secara signifikan.
Perawatan dan pelapisan bertyujuan untuk melindungi kortisi pada beton struktural, terutama pada baja tulangan.
Sulfat
Sulfat dalam air dan tanah dapat menyerang beton dan mengalami kerusakan. Sulfat bereaksi terhadap senyawa pada beton yang mengeras, dapat menciptakan tekanan dan menghasilkan disintegrasi.
Untuk itu, beton yang digunakan pada lingkungan mengandung sulfat harus diformulasikan secara khusus. Tujuannya agar mampu menahan efek sulfat.
Kesimpulan dari ketahanan beton
Terlepas dari keunggulan beton yang panjang umur. Tetap saja ketahannya dapat berkurang seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, perlu ada perawatan dan penanggulangan untuk memperpanjang usia beton.