Jembatan merupakan karya konstruksi yang memberi banyak manfaat bagi manusia. Banyak sekali aktivitas yang terjadi ketika ada jembatan. Bayangkan apabila di dunia ini tidak ada jembatan. manusia akan mengalami kesulitan menjalin interaksi.
Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi jembatan bukan hanya sebatas alat penyebrangan. Jembatan juga menjadi objek wisata dan ikon di daerah tersebut. Salah satu contohnya adalah Jembatan Ampera yang berada di Palembang, Sumatra Selatan.
Banyak sekali tipe-tipe jembatan yang ada di dunia. Beragam juga jenis jembatan yang ada. Itu semua karena setiap jembatan memiliki karakteristis dari segi pemilihan bahan sampai pembuatan.
Jenis jembatan berdasarkan mobilitas
Secara umum jembatan memiliki tiga jenis berdasarkan mobilitasnnya yaitu fixed, temporary, dan moveable. Apa saja perbedaan dari ketiga tipe jembatan tersebut.
Jembatan fixed
Jembatan tetap (fixed) berada di tempat yang bisa menyediakan keamanan dan stabilitas jalur. Jembatan ini sering dipakai untuk kegiatan penyebrangan. Contohnya adalah jembatan rel kereta api, dan jembatan layang pengguna jalan raya.
Gelagar I-Beam mampu memberikan stabilitas pada jembatan balok seperti jalan layang. Namun gelagar kotak bisa memberikan perlindungan torsi yang lebih baik.
Jembatan temporary
Jembatan sementara (temporary) bisa dibilang jembatan yang hanya digunakan pada kondisi tertentu saja. Salah satu contohnya adalah pemakaian jembatan ponton pada masa peperangan.
Jembatan ponton memiliki fungsi sebagai pengantar persediaan kebutuhan tentara sewaktu perang. Secara struktur, jembatan ini dapat mengapung di atar air karena memiliki wadah udara. Walau begitu, jembatan ini dapat menghalangi perahu yang mellintas.
Jembatan moveable
Sesuai namanya, jembatan ini dapat bergerak. Penggunaannya terjadi ketika ada kapal yang melintasi di area sungai. Tujuannya agar kapal-kapal ukuran tinggi bisa melintas dengan nyaman.
Jembatan jenis ini memiliki banyak sekali varian, antara lain.
- Jembatan angkat vertikal
- Jembatan gantung
- Jembatan ayun
- Jembatan traverser
Perbedaan tipe jembatan berdasarkan konstruksi
Selain melihat jembatan secara mobilitas, jenis konstruksi dapat mempengaruhi pembangunan jembatan. Setiap jenis konstruksi jembatan memiliki karakterisik tersendiri. Terdapat 7 jembatan berdasarkan jenis karakteristiknya.
1. Jembatan lengkung
Jembatan lengkung adalah jembatan yang sudah adan sejak 3000 tahun yang lalu. Namun untuk jembatan lengkung modern menggunakan beton sebagai material pembuatan jembatan.
Beban jembatan lengkung dihasilkan dari beban jembatan itu sendiri dengan beban hidup. Contoh dari beban hidup adalah manusia, kendaraan ataupun benda lainnya.
Cara kerja jembatan lengkung yaitu membawa tekanan menuju pusat struktur, batu kunci (keystone). Hal ini bisa disebut sebagai kompresi.
Namun jembatan dapat tidak stabil karena perubahan suhu. Alhasil dalam desain jembatan lengkung, ada engsel di tiap alas maupun di tengah span. Keuntungannya agar jembatan lengkung lebih adaptif dengan suhu lingkungan karena terjadi kontraksi material.
2. Jembatan balok
Jembatan balok merupakan jembatan pertama kali dibangun di dunia sehingga perancangannya terbilang mudah. Pembuatannya cukup menggunakan palang melintang yang menutupi span, dan penyangga pada tiap ujungnya.
Kesulitan dari jembatan balok adalah tidak ada beban tumpu pada titik pusat jembatan. Alhasil untuk menumpu beban hanya mengandalkan beban dari tiap ujung jembatan. Dengan kata lain, makin jauh jarak abutment jembatan balok, struktur semakin tidak stabil.
Untuk mengatasinya, perlu memasang pier atau stachion sebagai penyangga beban pada titik tengah. Tujuannya agar jembatan balok mendapatkan kesetimbangan gaya. Contohnya dapat ditemukan pada Jembatan Yolo Causeway dengan panjang 3,2 mil (5,14 meter).
Gaya kompresi dari jembatan balok mendorong beban ke dalam pilar di tengah jembatan. Pada hal yang sama, gaya tarik menarik beban ke luar menuju abutment di ujung jembatan.
3. Jembatan kantiliver
Jembatan kantiliver dibangun dengan cara menambatkan pilar ke tanah secara vertikal. Tujuannya agar mampu menopang dek horizontal yang memanjang melintasi span. Salah catu contoh dari wujud konstruksi kantiliver adalah papan loncat.
Rangka batang merupakan material yang sering dipakai untuk menopang jembatan kantiliver. Beban rangka jembatan diambil dari deck dan dipindahkan menuju tiang penyangga. Tujuannya agar kantiliver dapat menahan tegangan (penyangga atas) dan kompresi (penyangga bawah).
Kantiliver terpanjang adalah Jembatan Quebec, Kanada dengan panjang 1800 kaki (299,721 meter). Panjang ini melebihi Jembatan Forth di Skotlandia.
4. Jembatan gantung
Sesuai namanya, jembatan gantung disebut setimbang ketika tiang vertikal terhubung dengan kabel suspensi. Kecilnya kabel utama untuk diikat, sehingga suspender vertikal memakai tegangan penahan dek jembatan. Dan gaya utamanya digunakan untuk untuk menopang jembatan.
Dahulu, jembatan gantung dibuat dengan papan katu yang diikat. Tetapi hadirnya teknik suspensi mendukung span panjang di atas saluran luas. Kelemahan jembatan gantung adalah mudah menghasilkan getaran karena bagian tertentu yang menyentuh tanah.
Apabila jembatan gantung menghasilkan getaran dengan frekuensi tertentu maka terjadi resonansi. Mudahnya adalah jembatan roboh
5. Jembatan cable-stayed
Jembatan ini adalah varian jembatan gantung yang menghubungkan crossbeam yang menuju ke pilar. Walau tidak punya kabel utama, terdapat suspensi vertikal yang nempel di puncak menara. Suspender memakai tegangan agar dek jembatan tetap stabil.
Jembatan Strömsund merupakan jembatan kabel modern pertama dari Swedia. Dengan struktur tiga span yang selesai pada tahun 1956 silam. Terdapat dek baja dan beton digantung oleh kabel diagonal dari dua tiang.
6. Jembatan bowstring
Jembatan bowstring atau tali busur merupakan gabungan dari jembatan gantung dan jembatan lengkung. Memanfaatkan gaya dorong horizontal untuk mendukung struktur lengkung, seperti halnya dengan jembatan lengskung. Bedanya lengkungan ada di atas jalan, serta ikatan vertikal menurun untuk membantu decking.
Pemilihan nama jembatan tali busur karena bentuknya menyerupai busur panah. Jembatan ini memakai kabel vertikal, bersamaan dengan kompresi lengkungan. Tujuannya agar jembatan tetap stabil dan sebagai penopang beban.
7. Jembatan truss
Jembatan truss mendistribusikan beban melalui section yang terpasang. Menggunakna balok struktural untuk jembatan kecil, dan gelagar kotak untuk jembatan besar. Rangka jembatan biasanya disambung dengan cara pengelasan atau sambungan paku.
Hadirnya penopang vertikal dapat menahan beban jembatan. Rangka penopang diagonal membuat jembatan jadi stabil karena proses kompresi.
Jembatan ini pertama kali dipakai pada abad ke-19 dengan memakai material kayu. Desain Pratt adalah desain truss yang terkenal. Desain ini menampilkan segmen diagonal ke arah tengah jembatan.
Berbagai tipe-tipe jembatan ini ada di seluruh dunia. Secara kosntruksi, jembatan ini dibangun menyesuaikan kebutuhan wilayah tersebut. Penjelasan lebih detail tentang kontruksi jembatan ada di Buku Teknik Sipil "JEMBATAN". Kamu bisa mendapatkannya melalui link di bawah ini
LINK Buku Teknik Sipil "JEMBATAN
LINK Buku Teknik Sipil "JEMBATAN
LINK Buku Teknik Sipil "JEMBATAN