Perbedaan dunia kuliah dengan dunia industri masih jadi permasalahan sampai saat ini. Hal ini terlihat dari bagaimana kita kebingungan terkait persiapan untuk masuk dunia kerja. Fresh graduate merasa bekal selama kuliah belum cukup menjawab kebutuhan dunia industri. Sedangkan di sisi lain pertumbuhan industri sangatlah cepat. 

Masalah ini terjadi karena kita belum menemukan jembatan yang sesuai antara dunia kuliah dengan dunia industri. Jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan supaya bisa mempercepat relevansi. Selama ini, upaya yang dilakukan pihak universitas adalah memaksimalkan pengetahuan dan pengalaman para dosen untuk membekali mahasiswanya agar lebih siap menghadapi dunia industri.

1. Permasalahan utama dari kasus ini adalah lag times yang terlalu jauh

Lag times (jarak masa) merupakan istilah yang digunakan oleh Robert Kiyosasi dalam bukunya berjudul "Why A Students Work With C Students". Definisi dari lag times adalah jarak masa antara pembentangan ide baru sampai dengan eksekusi. Setiap area memiliki durasi lag times masing-masing. 

Sebagai gambaran, industri teknologi memiliki lag times sekitar 18 bulan. Artinya perusahaan teknologi menghabiskan waktu 18 bulan untuk mencari ide baru sampai menghasilkan produk. Sedangkan industri otomotif memiliki lag times 25 tahun.

Lalu bagaimana dengan pendidikan?

Industri pendidikan memiliki lag times selama 50 tahun. Kedua terlama setelah industri konstruksi dengan durasi 60 tahun. 

2. Materi kuliah zaman dahulu masih digunakan oleh mahasiswa saat ini

Menurut Robert Kiyosaki, sistem pendidikan zaman dahulu sampai hari ini tidak mengalami perubahan signifikan. Ilmu yang kita pelajari masih sama dengan ilmu pengetahuan beberapa puluh tahun silam. 

Saat ini, masih ada dosen yang mengajar mahasiswa dengan memakai buku panduan yang mereka gunakan waktu kuliah. Walau begitu bukan berarti dosen nggak update ilmu di bidang mereka. Mereka tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkini lewat jurnal ilmiah.

Masalahnya adalah untuk menemukan teori baru sampai bisa masuk dalam kurikulum perkuliahan bukanlah proses sekali jadi. Ada berbagai kebijakan dan persyaratan yang harus ditaati bersama.

3. Gap yang jauh membuat dunia kuliah kewalahan mengejar pertumbuhan dunia industri

Lag times pada industri pendidikan yang cukup lama membuat sistem pendidikan kewalahan mengimbangi kebutuhan industri. Ketika kuliah mempelajari tentang kendaraan bahan bakar minyak sedangkan industri otomotif sudah berfokus pada kendaraan listrik. Tentunya menjadi tidak relevan. Hal ini menyebabkan kita untuk adaptif dengan situasi dan kondisi.

Perusahaan otomotif tidak bisa menurunkan standarnya begitu saja dan instansi pendidikan tidak bisa gaspol sistem pendidikan sembarangan. Sebab, keduanya terikat dengan peraturan politik yang berlaku. Jadi bagaimana cara menghubungkan dunia kuliah dengan dunia industri supaya hubungannya membaik?

4. Memanfaatkan teknologi digital sebagai jembatan penghubung

Salah satu cara untuk jadi jembatan antara kuliah dengan industri adalah melalui teknologi digital. Pasalnya perkembangan teknologi sangat pesat. Dari sepuluh tahun terakhir saja banyak sekali inovasi teknologi digital bermunculan. Mulai dari layanan streaming, cloud service, smartphone terbaru, OS terbaru, AI, VR, Bit Coin, dan lain sebaginya.

Ranah bisnis, keuangan, dan FMCG sudah mulai bergerak secara digital pada kondisi pandemi covid-19 ini. Pada masalah pendidikan, beberapa lembaga membuat pelatihan online course untuk menjadi jembatan antara dunia kuliah dengan dunia industri. Tujuannya untuk memperkecil jarak dan mempermudah fresh greduate berkenalan dengan dunia kerja langsung dari pelaku industri terkait.

Nah, kita bisa melewati jembatan dengan mengikuti sharing class berjudul Bagiamana Skill Lulusan Kampus Bisa Selaras dengan Kebutuhan Industri? dari PT PLN (Persero). Acara ini berlangsung hari Jumat, 9 Juli 2021 jam 19.00 WIB. Langsung klik link dibawah ini untuk registrasi.

Registrasi Sharing Career Class