Terdengar aneh, namun pernahkah kamu bertemu orang yang suka ngobrol sama tanaman? Pasti disekitar kita ada saja orang-orang seperti ini yang menyempatkan waktu untuk bermesraan dengan tanaman, terutama tanaman kesayangan.
Ngobrol sama tanaman sering dipakai buat bercandaan sama teman. Ketika punya teman yang telat paham, sering kali nyeletuk kalimat “ngobrol sama tanaman sana”. Tetapi kalau kejadian beneran gimana hayo?
Para ahli dari Nanyang Technology University (NTU) berhasil membuat dan mengembangkan alat untuk manusia bisa ngobrol sama tanaman. Dan bagaimana cara manusia bisa ngobrol sama tanaman?
1. Tanaman ngobrol dengan memanfaatkan getaran dan gelombang suara
Berdasarkan penelitian pada jurnal Trend in Plant Science, tanaman ngobrol dengan mengeluarkan suara ‘klik’. Sementara tamanan yang terlihat pasif karena tertiup angin sebenarnya mereka sedang berkomunikasi dalam obrolan konstan. Ilmuwan dari Universitas Bristol menggunakan pengeras suara untuk mendengarkan suara ‘klik’ yang berasal dari akar tanaman jagung.
Bukti kuat bahwa tanaman bisa ngobrol adalah mereka memiliki bahasa sendiri lewat suara-suara yang mudah didengar oleh telinga manusia. Suara dan getaran memainkan peran dalam kelangsungan tanaman.
Monica Gagliano dari Universitas of Western Australia menyatakan masuk akal untuk tanaman ngobrol dan merespon getaran karena getaran suara memberikan informasi tentang yang terjadi di sekitar mereka. Salah satu contohnya adalah ngasih tahu bahwa daerah tersebut kekeringan lewat gelombang suara yang dikirim lewat tanah.
2. NTU membuat elektroda yang bisa berubah sesuai dengan permukaan tanaman
Peneliti dari NTU mencoba berkomunikasi dengan tanaman dengan cara membuat alat yang dapat menghantarkan sinyal listrik dari dan menuju tanaman. Alat tersebut terinspirasi dari elektrodiagram, sebuah alat untuk mendeteksi kelainan jantung dengan cara melihat aktivitas listrik dari organ tubuh.
Peneliti NTU mencari tahu bagaimana caranya mengukur aliran listrik yang dihasilkan tumbuhan. Secara umum, caranya dengan melalui elektroda. Namun pada kasus ini, tanaman yang digunakan sebagai percobaan adalah tanaman berbulu dan bergelombang. Tanaman ini menyulitkan elektroda agar tetap terpasang.
Solusinya adalah dengan membuat elektroda seperti gel. Tujuannya agar elektroda tersebut dapat berubah wujud dan mampu menyesuaikan serta menempel pada permukaan tanah.
3. NTU melakukan uji coba pada tanaman penangkap lalat
Pada tanaman perangkap lalat yang ditaruh elektroda gel, peneliti berhasil mendapatkan sinyal yang terpancar dari tanaman. Setelah dapat sinyal, peneliti mencoba untuk ngobrol langsung sama tanaman.
Hal ini dibuktikan dengan tanaman menutup daun setelah diberi instruksi dengan cara mengalirkan frekuensi lewat elektroda. Studi dari Nature Electronic juga menyebutkan tanaman penangkap lalat yang dipasang lengan robot dapat menutup dan mengambil sepotong kawat.
Eksekutif direktur IMRE, Professor Loh Xian Jun menyatakan “perangkat dapat menempel pada lebih banyak jenis tanaman, dan menjadi awalan penting kedepannya di bidang elektrofisiologi tanaman. Hal ini membuka peluang di bidang teknologi nabati.”
4. Harapannya dengan ngobrol dengan tanaman membantu mengatasi kelangkaan pangan di masa depan
Professor Chen Xiandong, selaku perwakilan tim penelitian mengatakan “Memantau sinar listrik tanaman dapat mengetahui kemungkinan sinyal bahaya dan kelainan. Untuk tujuan pertanian, petani dapat memantau perkembangan tanaman dan mencegah penyakit, bahkan sebelum penyakit itu muncul. Tentunya dapat memaksimalkan hasil panen untuk keberlangsungan manusia”
Jadi, kalau ada bercandaan ‘ngomong aja sama tanaman’. Pakai aja artikel ini, wong udah ada buktinya kok.