Relay merupakan komponen elektronika yang krusial untuk proses kendali. Tanpa adanya alat ini, komponen lainnya dapat mengalami konsleting karena kelebihan arus listrik. Oleh karena itu penggunaan relay nggak bisa dihindarkan.
Namun bagaimana kalau kamu dapat memakai satu set relay dengan resistor dan dioda. Set ini sering disebut sebagai modul relay.
Modul relay adalah kumpulan relay dengan berbagai ukuran dalam satu papan sirkuit. Komponen ini didesain untuk mengoperasikan kebutuhan tertentu seperti penerapan IoT dengan sensor suhu.
Pada kali ini, Anak Teknik Indonesia akan membahas tentang pengertian modul relay dan perbedaannya dengan relay.
Pengertian Relay
Relay merupakan rangkaian kendali otomatis untuk mengendalikan arus tinggi dengan sinyal arus rendah. Koil dan switch merupakan bagian utama dari relay. Fungsi komponen ini digunakan sebagai pelindung komponen listrik serta pengendali motor listrik.
Relay bekerja saat kumparan elektromagnetik mendapatkan aliran listrik. Yang aman nantinya muncul medan magnet semetara. Magnet tersebut dapat mengubah posisi kontak dari NC menjadi NO.
Pembahasan relay lebih lengkap dapat melalui Pengertian Relay Serta Fungsinya.
Fitur Relay
Relay 5V memiliki ciri-ciri yang dapat dijabarkan sebagai berikut
- Voltase Normal adalah 5V DC
- Normal Saat Ini adalah 70mA
- Arus beban AC Maks 10A pada 250V AC atau 125V AC
- Arus beban DC Maks 10A pada 30V DC atau 28V DC
- Ini termasuk 5-pin & didesain dengan bahan plastik
- Waktu pengoperasian adalah 10 msec
- Waktu rilis adalah 5 msec
- Peralihan maksimum adalah 300 operasi per menit
Pengertian modul relay
Modul relay merupakan papan sirkuit yang terdiri dari satu atau beberapa relay dengan berbagai bentuk dan ukuran. Biasanya terdiri dari 2 sampai dengan 16 relay. Selain itu masih ada komponen lain memakai LED, dioda, transistor sampai dengan resistor.
Modul relay memiliki memakai mekanisme elektromagnetik. Mulanya beban listrik input AC atau DC. Untuk voltase rendah biasanya 3 atau 5 V, sedangkan sistem tinggi memakai voltase 12 atau 24V.
Cara kerja modul relay
Modul relay memiliki prinsip kerja yang menyerupai relay. Mula-mula, elektromagnetik digunakan untuk membuka dan menutup satu set kontak listrik.
Modul relay memiliki titik sambungan yang terdiri dari 3 atau 4 pin jumper input dan 3 terminal sekrup output. Ketika sinyal kendali diterapkan ke sisi input, maka elektromagnetik akan aktif.
Hal ini nantinya akan menutup kontak saklar pada sisi output, sehingga listrik mampu mengalir dan memberi daya pada sistem yang terhubung. Untuk menghindari kerusakan relay karena tegangan, ditaruh dioda secara paralel dengan kumparan elektromagnetik. Dioda berfungsi agar arus mengalir dalam satu arah.
Modul relay tersedia dalam konfigurasi normally open (NO) dan normally closed (NC). Saklar NO akan terbuka jika elektromagnetik tidak aktif, namun akan tertutup jika elektromagnetik diaktifkan. Sedangkan relay NC akan terbuka jika diaktifkan.
Pemakaian modul relay
Modul relay banyak digunakan mulai dari sistem sederhana hingga kompleks. Salah satu contoh yang umum digunakan adalah sistem pengendali lampu menggunakan timer.
Prinsip ini dipakai untuk menghasilkan penerang otomatis dan akan aktif jika dalam keadaan gelap dengan sumber listrik utama 10A hingga 220V AC.
Perbedaan Relay dan Modul Relay
Hanya karena sebutannya relay, namun ada perbedaan antara relay dan modul relay. Relay umumnya perangkat yang memiliki elektromagnetik dengan tipe solid-state. Sedangkan modul relay adalah papan sirkuit dengan relay dan berbagai komponen siap pakai dengan pelindung.
Modul relay pun makin diminati oleh Arduino enthusiast untuk menyelesaikan proyek tugas akhir. Kamu hanya butuh Arduino, modul relay, dan komponen elektronika lainnya. Masalah sumber listrik dapat memanfaatkan daya listrik laptop.
Arduino IoT Starter KIT ESP8266 tersedia untuk mewujudkan tugas akhir sensor suhu.