Industri

Mengapa WhatsApp Kurang Populer di Amerika Serikat tapi Laku di Seluruh Dunia??

Harga kuota di Amerika Serikat Rp 180.000 per Gigabyte

Ishak Okta Sagita27 Desember 2020

WhatsApp adalah salah satu aplikasi mesengeer paling terfavorit di dunia. Menurut oberlo.com, pengguna WhatsApp di seluruh dunia di tahun 2020 mencapai lebih dari 2 milyar jiwa. Lebih dari 180 negara telah menggunakan aplikasi buatan Jan Koun dan Brian Acton tersebut.

Popularitas WhatsApp yang mendunia justru kurang diminati di Amerika Serikat. Pasalnya warga Amerika Serikat kurang tertarik menggunakan WhatsApp. Bahkan sudah diakuisisi oleh Facebook pun tingkat pengunaannya masih rendah. Faktor apa yang membuat WhatsApp populer di luar negeri, tetapi melempem di negara asal?

1. Harga kuota di Amerika Serikat terbilang mahal

https://www.androidauthority.com/whatsapp-audio-video-calls-desktop-1186193/
androidauthority.com

Harga paket data yang mahal membuat warga Amerika Serikat malas menggunakan WhatsApp. Harga kuota disana mencapai $12.37 untuk satu gigabyte (GB). Hal ini menjadikan Amerika Serikat sebagai salah satu negara dengan harga kuota internet termahal di dunia.

Untuk mengatisipasi biaya kuota yang mahal, Orang Amerika Serikat cenderung memakai SMS karena jauh lebih murah. Sangat berbeda dengan negara lain yang menjual kuota dengan harga murah, salah satunya Indonesia.

Membeli nomor di Amerika Serikat, besar kemungkinan mendapat kontrak dari telpon seluler. Hal ini disebabkan pasar seluler sangat ketat dan kompetitif, alhasil berbagai penawaran bergelimpangan. Persaingan ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Salah satunya penawarannya adalah tarif SMS yang stabil.

2. Facebook Messenger lebih diminati di Amerika Serikat

https://marketingland.com/facebooks-messenger-people-businesses-trade-2-billion-messages-month-230626
marketingland.com/

Keunggulan dari Facebook Messenger adalah dapat disambungkan dengan seluler sehingga dapat mengirim pesan lewat SMS, tanpa perlu lewat aplikasi. Tentu saja sangat menguntungkan warga Amerika Serikat.

Seandainya mereka harus berkomunikasi antar negara, mereka lebih memilih memakai Facebook Messenger. WhatsApp barulah jadi kebutuhan ketika keluarga atau temannya berada di luar negeri.

Berdasarkan data dari Pew Research Center, 69 persen orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan Facebook. Sedangkan pengguna WhatsApp hanya 20 persen saja. 

3. Warga Amerika Serikat malas mendownload berbagai aplikasi messenger sekaligus

https://www.citizensbanktx.com/
citizensbanktx.com

Smartphone yang dijual di Amerika Serikat memiliki aplikasi messenger bawaan. Baik itu Android maupun Ios, keduanya sama-sama punya. Sebagai contoh, iMessage merupakan aplikasi SMS bawaan iPhone. Faktor harga dan fitur sudah menjadi alasan yang sangat kuat.

Selain itu, memiliki banyak aplikasi membuat seseorang kehilangan banyak fokus. Terlalu banyak kegiatan multitasking dapat membuang banyak waktu produktif. Untuk mahasiswa, kemampuan menulis menjadi turun akibat terlalu sering membalas pesan dengan singkatan daripada mengikuti penulisan kalimat SPOK.

4. Keamanan privasi sangat dihargai di Amerika Serikat

https://www.inc.com/quora/how-jan-koum-rose-up-from-poverty-to-sell-his-business-for-22b.html
inc.com

Berdasarkan survei dari National Science Board, Warga Amerika Serikat sangat menghargai privasi. Sebanyak 74 persen menyatakan penting untuk menyeleksi siapa saja yang layak diberi informasi, dan 65 persen sangat peduli menyaring yang diperoleh. Mereka akan terusik ketika ruang pribadinya diganggu oleh orang tak dikenal.

WhatsApp memiliki fitur share loc, yang mana dapat membagikan lokasi posisi terakhir. Belum lagi ada notifikasi yang dapat mengetahui seseorang sedang online atau gak. Walau ada pengaturan untuk non-aktif, tetap saja masih berpotensi disusupi.

Sistem keamanan data WhatsApp pun masih diragukan di Amerika Serikat. Jan Koem memperdebatkan masalah keamanan data ketika WhatsApp walau sudah dibeli oleh Facebook.

Dan inilah berbagai alasan mengapa WhatsApp populer di luar Amerika, tetapi sepi di negara asalnya. Harga kuota, fitur dan faktor keamanan menjadi pertimbangan warga Amerika Serikat jarang menggunakan WhatsApp.

 

Share:

0 Komentar