Korea Selatan menjadi salah satu negara yang berhasil menginvasi dunia dengan karya-karyanya. Sudah biasa dengan industri hiburan, kali ini negara tempat Dita Karang mencari nafkah kembali mengguncang lewat karya sains dengan membuat matahari buatan, menyusul China.
Korea Selatan menyusul China membuat matahari buatan dengan suhu ion mencapai lebih dari 100 juta derajat Celcius. Pencapaian ini masih dibawah China yang mampu mencapai suhu 150 juta derajat Celcius, tetapi lebih tahan lama. Korea Selatan membuat mahatari dengan memanfaatkan pengembangan energi nuklir.
1. Proyek ini hasil kolaborasi Amerika Serikat dengan Korea Selatan
Pembuatan matahari buatan ini terjadi karena kerja sama dari Seoul University (SNU) dan Columbia University AS, yang dikembangkan oleh Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR). Mahatari plasma berkelanjutan ini beroperasi selama 20 detik, menurut para peneliti sudah memenuhi syarat inti fusi nuklir di Kampanye Plasma KSTAR 2020.
KSTAR mencapai fusi pertama pada tahun 2008 dan dianggap semacam persekutuan untuk proyek International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) internasional Prancis, reaktor ini memiliki jutaan komponen individu yang akhirnya membentuk tokamak terbesar di dunia.
Tokamak merupakan mesin pemroduksi medan magnet berbentuk torus untuk mengurung plasma. Alat ini pertama kali diciptakan oleh Igor Yevgenyevich Tamm dan Andrei Sakharov, fisikawan asal Uni Soviet pada tahun 1950-an.
2. Isotop hidrogen diletakan di dalam perangkat fusi nuklir
Sebelummnya, KSTAR melakukan percobaan serupa pada tahun 2018. Hasil dari percobaan adalah suhu ion plasma mencapai 100 juta derajat Celcius dengan waktu retensi 1,5 detik
Untuk melakukan kembali, isotop hidrogen diletakan di dalam perangkat fusi nuklir untuk menciptakan ulang reaksi fusi seperti yang terjadi pada matahari di Bumi. Tujuannya agar dapat tercipta keadaan plasma dimana ion dan elektron dipisahkan, lalu dipanaskan serta dijaga pada suhu tinggi.
3. Status plasma jadi panjang karena Internal Transport Barrier (ITB)
Semula, KSTAR berhasil mencapai suhu ion plasma 100 juta derajat Celcius dengan meninggalkan satu PR yaitu durasi kurang dari 10 detik. Pernyebabnya adalah kurang mampu memecah penghalang agar bisa mempertahankan operasi plasma berdurasi panjang. Batas operasional perangkat berkonduksi normal adalah 10 detik atau lebih, tujuannya agar mempertahakan status plasma stabil perangkat fusi pada suhu tinggi.
Direktur Pusat Penelitian KSTAR, Si-Woo Yoon mengutarakan kunci dari realisasi energi fusi adalah teknologi yang mampu beroperasi jangka panjang 100 juta plasma.
“Keberhasilan percobaan selama 20 detik merupakan langkah awal yang baik pada percobaan operasi plasma berkinerja tinggi, serta menjadi komponen penting dari reaktor fusi nuklir komersil di masa depan,” ujar nya.
Dari sini, KSTAR mulai meningkatkan kinerja mode Internal Transport Barrier (ITB) dan dilakukan percobaan pada tahun 2020. Mode ini berhasil mempertahankan status plasma pada matahari buatan dalam jangka lama, serta mengatasi batasan-batasan operasi plasma bersuhu tinggi.
KSTAR memulai modul ITB pada tahun 2016, ketika para peneliti menemukan jika fenomena teknologi efektif dapat dikendalikan maka dapat memperpanjang durasi waktu plasma panas. Berdasarkan penelitian, hambatan transportasi interal terjadi apabila daerah plasma inti terjadi pengurangan transportasi turbulen.
4. Target dapat beroperasi selama 300 detik di tahun 2025
Professor Teknik Nuklir, Yong-Su Na mengatakan keberhasilan percobaan KSTAR telah membawa selangkah ke depan ke pengembangan teknologi untuk realisasi matahari buatan.
“Tercapainya suhu ion 100 juta derajat Celcius memungkinkan plasma inti yang efisien pemanasan untuk durasi panjang menunjukan kemampuan untuk dari perangkat KSTAR superkonduktor, dan akan diakui sebagai landasan yang kuat untuk plasma fusi kondisi stabil dan kinerjanya tinggi” kata Dr. Young-Seok Park dari Columbia University.
Tujuan akhir dari pembuatan mahahari KSTAR adalah diharapkan bisa melakukan operasi plasma berkelanjutan selama 300 detik dengan suhu lebih dari 100 juta derajat Celcius di tahun 2025.
Selain K-POP yang mendunia, bidang ilmu pengetahuan juga mendunia. Buktinya bisa bikin matahari buatan