Teknologi

Langkah Kunci Menciptakan Masa Depan Hijau: Teknologi CCS dalam Upaya Dekarbonisasi

Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi ini bertujuan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan industri.

Jeremy Tumanggor2 Januari 2024

Karbondioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang memainkan peran penting dalam regulasi suhu di Bumi. Namun, ketika produksi CO2 melebihi kapasitas alamiah planet, gas ini menjadi ancaman serius bagi lingkungan. CO2 memiliki massa jenis yang cukup tinggi jika dibandingkan nitrogen (N2) dan oksigen (O2) yang ada dalam udara.

Pada suhu dan tekanan standar, massa jenis CO2 sekitar 1,98 kg/m3, atau sekitar 1,6 kali lipat lebih berat dari udara. Meskipun tidak seberat gas argon (Ar) atau lebih berat dari xenon (Xe), massa jenis CO2 lebih besar daripada komponen utama atmosfer.

Akibat massa jenisnya yang relatif tinggi, CO2 cenderung bertahan di atmosfer lebih lama. CO2 yang tertahan di atmosfer menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan. Dampaknya terasa di seluruh dunia, mulai dari kenaikan suhu global hingga perubahan pola cuaca yang ekstrem. Pencairan es, naiknya permukaan air laut, dan ancaman pada keanekaragaman hayati hanyalah beberapa dampak nyata yang kita alami.

Tahap-tahap teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)

Carbon Capture and Storage (CCS) adalah salah satu teknologi yang cukup sering diperbincangkan baru-baru ini. Teknologi ini bertujuan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan industri, mencegahnya dilepaskan ke atmosfer, dan menyimpannya secara aman. Berikut ini adalah tahapan-tahapan detail dari setiap proses unit kerja dalam teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)

Penangkapan (Capture)

Tahap pertama dari CCS adalah penangkapan CO2. Pada kegiatan ini digunakan amina, senyawa kimia yang dapat menangkap CO2 dari gas buang. Proses ini melibatkan reaksi kimia di mana CO2 larut dalam larutan amina. Beberapa metode dalam proses penangkapan karbon dioksida (CO2) adalah sebagai berikut:

  • Penangkapan Post-Combustion: Memisahkan CO2 dari gas buang setelah proses pembakaran bahan bakar, seperti pada pembangkit listrik.
  • Penangkapan Pre-Combustion: Memisahkan CO2 sebelum pembakaran bahan bakar, seperti pada gasifikasi batu bara atau gasifikasi biomassa.
  • Penangkapan Oksigen Terpilih: Memisahkan oksigen dari udara sebelum pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan gas buang dengan konsentrasi CO2 yang lebih tinggi.

Pemisahan CO2

Setelah penangkapan, langkah selanjutnya adalah memisahkan CO2 dari larutan amina. Pemanasan larutan amina memungkinkan pemisahan CO2 dari amina. Amina yang sudah bebas dari CO2 dapat digunakan kembali dalam siklus penangkapan. Selanjutnya, CO2 akan diberikan tekanan agar memasuki fase cair dan dipompa melalui pipa menuju lokasi penyimpanan.

Penyimpanan atau Penggunaan Kembali (Storage or Utilization)

CO2 yang telah ditangkap akan disimpan dalam reservoir bawah tanah yang aman. Metode penyimpanan ini melibatkan penyuntikan CO2 ke dalam formasi geologi yang cocok, seperti ladang gas atau minyak yang sudah tua. Formasi batuan yang memiliki kapasitas penyimpanan yang besar melalui proses mineralisasi. Alternatifnya, CO2 juga dapat digunakan kembali bagi industri yang membutuhkan.

Dalam perjuangan melawan perubahan iklim, teknologi ini memberikan harapan besar dalam upaya mengurangi emisi CO2 dari industri-industri besar, memungkinkan langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan terus mendorong inovasi dan investasi dalam teknologi ini, kita dapat mempercepat langkah-langkah menuju dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait