Dunia keinsinyuran didominasi oleh laki-laki. Padahal perempuan juga bisa menjadi insinyur yang berdampak. Terbukti dari banyak insinyur wanita yang berprestasi. Tak terkecuali insinyur asal Indonesia. Tokoh insinyur perempuan Indonesia.
Tokoh insinyur perempuan Indonesia
1. Alia Sandara
sumber : si.se
Wanita yang kerap disapa Alia ini merupakan salah satu sosok inspiratif di balik canggihnya MRT Jakarta lho. Ketika mimpinya menjadi dokter tidak terwujud, Alia banting stir ke bidang STEM.
Alia mengambil jurusan sistem informasi disalah satu universitas swasta Indonesia. Kemudian lanjut ke Central Queensland University, Australia. Ia mengambil jurusan Railway Signalling and Telecommunication, Railroad and Railway Transportation.
Tengku Alia Sandra saat ini menjabat sebagai kepala departemen railway engineering. Sebagai kepala, alia bertugas merancang kegiatan operasional kereta MRT. Selain itu, Wanita 38 tahun ini ikut serta dalam tahap pembuatan kerangka konstruksi dan pembuatan konsep MRT Jakarta.
2. Silvia Halim
sumber : elle.co.id
Jika tadi ada Alia, maka sekarang ada Silvia Halim. Direktur konstruksi PT. MRT Jakarta ini merupakan lulusan Teknik Sipil Nanyang Technological University. Sebelum bergabung dengan PT. MRT Jakarta, Silvia berkarir di Land Transport Authority (LTA) Singapura selama 12 tahun. Gak tanggung-tanggung kan ya pengalaman engineer wanita satu ini.
Sebagai satu-satunya wanita di jajaran direksi PT. MRT Jakarta, pembangunan jalur MRT dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia berada dibawah pimpinan. Silvia bertugas mengawal dan memastikan pengerjaan MRT Jakarta sesuai dengan rencana.
3. Moorissa Tjokro
sumber : anakteknik.co.id/
Siapa sih yang ngak tahu perusahaan start-up mobil listrik asal Amerika Serikat satu ini, yap Tesla. Dibalik kecanggihan mobil Tesla, ada Moorisa Tjokro, Autopilot Software Engineer asal Indonesia.
Moorisa menempuh pendidikan associate degree jurusan sains di Seattle Central College. Setelahnya lanjut bachelor degree di Georgia Institute of Technology, Atlanta jurusan Teknik Industri dan Statistik. Kecintaan dibidang sains, tidak membuatnya lantas puas. Moorisa mengambil master degree jurusan data science di Columbia University.
Semenjak dibangku perkuliahan, Moorisa telah meraih berbagai prestasi seperti lulus summa cum laude, juara satu Colombia Annual Data Science Hackathon serta juara pertama Colombia Impact Hackathon.
Sebagai Autopilot Software Engineer, Moorisa bertugas mengevaluasi perangkat lunak Autopilot atau fitur Full-Self-Driving. Seperti, gimana sih mobil mendeteksi lingkungan di sekitarnya.
So, ternyata gak mudah lho sobat kerja di posisi autopilot software engineer. Karena pekerjaan ini akan berhubungan langsung dengan nyawa orang.
4. Prof. Wiratni Budhijanto
sumber : twitter.com
Selanjutnya kita beralih ke bidang pendidikan engineering. Salah satu dosen teknik kimia UGM, Profesor Wiratni Budhijanto yang merupakan lulusan bachelor dan master degree teknik kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dosen teknik kimia UGM adalah satu dari 39 engineer perempuan berpengaruh di dunia. Beliau bersanding dengan para insinyur wanita dunia dari berbagai perusahaan seperti Tesla, Intel, Microsoft, Google Cloud, NVIDIA, Apple hingga Pinterest dan Adobe.
Prof. Wiratni Budhijanto berhasil menciptakan pengolahan air limbah yang 10 kali lebih efisien dari metode konvensional. Hanya butuh sedikit lahan, dan tidak mengemisikan gas rumah kaca. Wow luar bisa yang sobat ibu dosen satu ini.
Selain itu, beliau juga menggeluti bidang Science Journalism. Situs websitenya adalah warstek.com, yang berkomitmen untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia dengan menyampaikan berita sains dan teknologi yang mudah dimengerti.
5. Arvilla Delitriana
sumber : haibunda.com
Datang dari perancang jembatan lengkung LRT Jabodetabek, ada sosok wanita pribumi, Arvilla Delitriana. Dina, sapaan Wanita kelahiran 70 ini, sekarang bekerja di PT Cipta Graha Abadi yang kerap mengerjakan proyek jembatan di kota yang melintasi jalan tol.
Dina menempuh pendidikan sarjana dan masternya di jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Lucunya, memilih jurusan ini karena atas rekomendasi teman yang mengatakan bahwa jurusan ini tidak ada kimia, lantaran Dina tidak suka pelajaran kimia.
Selama 20 tahun berkarir di bidang teknik, Dina sering merancang jembatan, mulai dari yang berdesain mudah sampai sulit. Beberapa rancangannya adalah Jembatan Pedamaran, Jembatan Perawang, Jembatan Bagan Siapi-api yang berada di Riau serta jembatgan lainnya di seluruh Indonesia.
6. Hetifah Sjaifudian
sumber : suarakarya.co.id
Selain menjadi engineer, lulusan teknik bisa terjun ke politik lho sobat teknik. Seperti wanita inspiratif satu ini, Hetifah Sjaifudian. Menjadi lulusan dari Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung dan melanjutkan studi master di Public Policy, National University of Singapore.
Semenjak dibangku perkuliahan, beliau ini sudah aktif mengikuti organisasi dan pergerakan. Hingga belakangan ini Hetifah dilantik sebagai ketua Forum Perempuan Insinyur – Persatuan Insinyur Indonesia (FPI-PII).
Forum ini seperti Ikatan Dokter Indonesia, bedanya FPI-PII memiliki anggota hanya perempuan WNI lulusan teknik. Sebagai anggota dewan, Hetifah akan berusaha meningkatkan kontribusi insinyur perempuan di berbagai arena.
7. Latifah Nurahmi
sumber : rumahpengetahuan.web.id
Perempuan di jurusan teknik mesin akan menjadi ratu. Sobat teknik pasti udah sering denger kalimat itu, ya kan? Selain menjadi ratu di jurusan, cewek-cewek di jurusan teknik mesin juga gak kalah kompeten dengan cowok-cowok mesin. Latifah Nurahmi, mampu membuktikannya, tak hanya beradaptasi dan menjadi ratu tetapi juga mampu meraih prestasi yang gemilang.
Wanita cantik satu ini merupakan lulusan teknik mesin ITS. Satu tahun kemudian, Latifah memperoleh beasiswa master desain sistem dan produk di Perancis. Kemudian melanjutkan studi doktornya dengan jurusan robotik di Perancis.
Kecintaannya sejak SMA di bidang mekanik membawa Latifah menciptakan sebuah robot yang membantu dokter menjalankan operasi fraktur tulang. Dengan riset tersebut membuat dirinya menerima penghargaan bergengsi L’Oreal UNESCO for women in science National Fellowship 2020.
Selain tersebut, masih banyak penghargaan lainnya yang diterima Latifah. Salah satunya menjabat sebagai kepala laboratorium rekayasa kontrol dan sistem, teknik mesin ITS.
8. Prof. Eniya Listiani Dewi
sumber : tabloidbintang.com
Sobat teknik ingin kerja di perusahaan BUMN? Jadi pimpinan? Cewek? Ngak masalah, jangan minder dulu. Eniya Listiani Dewi, seorang wanita berdarah pribumi yang setelah selesai SMA memutuskan melanjutkan studi S1-nya di Waseda University dengan beasiswa hingga memperoleh gelar B.Eng.
Masih dengan beasiswa IWAKI Foundation, wanita ini meneruskan S2 di universitas yang sama dengan gelar M.Eng. Kemudian pada 2003 memperoleh gelar Dr-Eng-nya.
Prof. Eniya menekuni bidang material dan energi yang menurutnya masih sedikit sekali pelakunya. Tidak heran kalau professor satu ini mendapat amanah sebagai Deputi Kepala bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material di PT. Garam. Riset yang dilakukan beliau dan penghargaan yang didapat juga sudah sangat banyak.
Sebagai perempuan, jangan jadikan diskriminasi gender sebagai penghalang. Jadikan motivasi supaya kerja lebih keras 😊
“Don’t make a decision, doing or not doing certain things because you’re a woman” – Silvia Halim.