Dunia kemiliteran tentu sudah tidak asing dengan Iron Dome. Beroperasi sejak tahun 2011, Iron Dome menunjukkan keberhasilan dalam mengintersep roket yang mengincar sebuah negara. Efisiensi intersepsi sistem canggih Iron Dome mencapai 90% roket sehingga sejak tahun 2011 jumlah korban dari serangan roket menurun drastis.
Iron Dome yang sangat diandalkan, pada 6 November 2023 gagal mencegah dan menghancurkan roket dan peluru artileri. Rudal yang ditembakkan malah berputar terbalik dan jatuh. Kegagalan ini menyebabkan kerusakan pemukiman penduduk dan rumah sakit hingga memakan korban jiwa.
Ketidak berhasilan Iron Dome menimbulkan spekulasi penyebab kerusakan sistem dasar. Adanya dugaan campur tangan hacker membuktikan bahwa teknologi secanggih apapun harus memiliki sistem keamanan yang mumpuni. Tak terkecuali sistem pertahanan udara.
Untuk itu, kali ini akan dibedah dan dibahas bagaimana sebenarnya Iron Dome mampu menjadi sistem pertahanan andalan. Yuk simak hingga akhir ya Sobat Teknik!
What Detail about the Iron Dome?
- Launching pada 2011 ⇒ diperkenalkan pertama kali pada tahun 2011
- Ukuran fisik Iron Dome ⇒ memiliki panjang 3m, berat 90kg dengan diameter 160mm
- Ketahanan baterai ⇒ Iron Dome punya 9 baterai. Setiap 1 baterai bisa 3 kali luncuran dari 20 tamir missiles
- Cost unit ⇒ untuk develop Iron Dome membutuhkan biaya sekitar $90000 untuk setiap 1 missile dan $170 untuk setiap baterainya.
- Cakupan area ⇒ melindungi hingga luas wilayah 150km2
How the Iron Dome Works?
1. Mendeteksi Ancaman
Sebagai permulaan, Iron Dome mendeteksi ancaman melalui radar. Radar akan mengidentifikasi roket atau proyektil yang masuk ke wilayah cakupan areanya. Radar ini terletak pada setiap baterai Iron Dome.
2. Melacak Ancaman
Sesudahnya deteksi tahap awal, radar melacak pergerakan roket secara cermat dan tepat. Data pelacakan didapat secara real time untuk menghitung lintasan akurat.
3. Menentukan Ancaman
Dari data pelacakan tadi, Iron Dome menganalisis. Apakah roket yang masuk ke cakupan area, mengancam wilayah penduduk atau tidak. Iron Dome melepas misil apabila roket atau proyektil adalah mengancam. Sedangkan roket atau proyektil yang tidak mengancam akan dibiarkan jatuh ke area yang tidak berpenduduk.
4. Meluncurkan misil
Jika keputusan sudah diambil, hanya ada mengancam atau tidak mengancam. Jika mengancam, Iron Dome otomatis akan meluncurkan missile yang disebut Tamir. Missile punya kemampuan manuver tinggi yang dilengkapi hulu ledak proximate.
5. Intersepsi
Misil yang diluncurkan ke arah roket atau proyektil lawan, akan mengidentifikasi target menggunakan radar pencari. Setelah teridentifikasi, hulu ledak proximate diaktifkan untuk menghancurkan roket dan proyektil lawan.
6. Tolak Ukur Keberhasilan Intersepsi
Intersepsi dikatakan berhasil adalah ketika roket atau proyektil lawan dihancurkan di udara. Sebaliknya, intersepsi dikatakan gagal adalah saat roket atau proyektil lawan mendarat di wilayah sendiri. Keberhasilan intersepsi Iron Dome tergantung pada ability radar, misil pelacak (missile) dan kecepatan analisis ancaman.
Dengan cara kerja Iron Dome yang sangat luar biasa, Iron Dome tetap memiliki celah. Hal ini terbukti dengan gagalnya Iron Dome beberapa hari lalu. Perlu diingat bahwa setiap teknologi pasti punya kelemahannya masing-masing. Sehingga pendeteksian dini kelemahan teknologi sangat penting dibarengi dengan sistem keamanan yang tinggi.