Teknologi

Selandia Baru Sedang Uji Wireless Electricity, Kenalan sama Teknologinya Yuk

Bagaimana jikalau jalanan yang biasanya kamu lewatin bersih tanpa banyak kabel dan tiang sutet? Kok bisa? Yuk kenalan dulu sama Wireless Electricity.

Khomaria21 Juni 2021

Listrik adalah bagian menyeluruh dari setiap manusia. Sementara transmisi daya melalui kabel merupakan kebutuhan untuk memenuhi konsumsi listrik itu sendiri. Bagaimana jika kita bisa keluar dari teori benang kusut ini? Dahulu, Nikola Tesla memperkenalkan konsep transfer daya nirkabel di awal abad ke-20. Wireless Power Transfer atau yang disebut juga WPT, tidak hanya reliabel dan efisien tetapi juga ramah lingkungan dan hemat biaya.

Awal mula Wireless Power Transfer

Awal mula Wireless Power Transfer, sempat mengalami tenggelam ketika Tesla meninggal dan membawa penemuannya ke alam kubur. Akan tetapi pada 1891, listrik nirkabel mulai dihidupkan kembali oleh para ilmuwan, yang dikenal dengan “Efek Tesla/Tesla Coil”.

Dalam eksperimen salah seorang ilmuwan, dia menempatkan beberapa alat yang berisikan kumparan tembaga (coil) di penjuru ruangan untuk menghidupkan beberapa bohlam lampu yang ada di dalam ruangan itu. Eksperimennya ini dinamai dengan “Wireless Resonance”.

Konsep eksperimennya adalah bukan mengalirkan listrik di udaraakan tetapi membuat medan magnet di udara. Dengan begitu akan ada arus listrik yang bisa memberi tenaga pada suatu benda. Secara garis besar, tak jauh dengan cara kerja aliran transfer data internet menggunakan WiFi.

teknologi koil tesla milik nikola tesla

sumber gambar : 101kfe.id

Teknologi ini mengadopsi dari konsep WiFi

Dengan meniru konsep WiFi, mengirim energi listrik dapat dilakukan dengan aman. Contoh kecil adalah ketika menyalakan dan mematikan lampu. Sebuah kumparan kawat listrik yang menghasilkan medan magnet saat listrik terpasang dan tidak perlu kabel lagi.

Ketika lampu didekatkan medan magnet, akan menginduksi arus dalam lampu sehingga dengan begitu lampu akan menyala. Sebaliknya ketika lampu dijauhkan dari kumparan kawat yang menghasilkan medan magnet, maka lampu akan padam secara otomatis. Pada implementasinya, tidak ada bedanya dengan pemakaian WiFi.

Yang mengejutkannya adalah baru-baru ini Selandia Baru telah melakukan uji coba Wireless Electricity. Powerco, distributor listrik terbesar kedua di Selandia Baru, telah menguji coba teknologi Emrod. Teknologi Emrod merupakan inovasi kembangan dari Tesla Coil yang menerapkan konsep Wireless Electricity, dimana antena penyearah yang memancarkan gelombang elektromagnetik dari satu titik ke titik berikutnya. 

Rangkaian transformator Tesla Coil yang inovatif untuk arus bolak-balik, tetapi tidak dapat membuktikan bahwa rangkaian tersebut dapat mengendalikan seberkas listrik jarak jauh. Berbeda dengan Emrod yang dapat menahan listrik tetap kencang dan terfokus dengan dua metode.

Metode yang pertama adalah saluran transmisinya, karena elemen radio kecil dan pola gelombang tunggal membuat berkas terkolimasi. Kolimasi merupakan cara agar sinar dapat disejajarkan secara paralel dan tidak akan menyebar banyak setelah mereka mulai melakukan perjalanan.

Metode yang kedua adalah menggunakan metamaterial dengan rancangan pola mikroskopis yang berinteraksi secara efektif dengan gelombang radio tersebut. Antena nirkabel ini seperti kabel, yang tugasnya hanya menghubungkan catu daya ke pelanggan.

 

Dengan menghilangkan kebutuhan kabel tembaga tradisional, tentu sangat membantu daerah yang kesulitan membangun infrastruktur jaringan listrik. Selain itu, konsep wireless electricity juga dipandang sebagai solusi yang sangat cocok untuk medan pegunungan. So, sebagai anak Teknik apakah setuju dengan teknologi ini? Semoga artikel ini bermanfaat 😊

Share:

0 Komentar