Pengetahuan

Mengenal Teori Kepribadian Menurut Sigmund Freud dalam Psikologi Manusia

Teori Freud tentang Id, Ego, dan Superego membantu menjelaskan dinamika kepribadian manusia

rezki kurniawan31 Maret 2025

 

Teori kepribadian yang dikembangkan oleh Sigmund Freud merupakan salah satu kontribusi terbesar dalam bidang psikologi. Freud, seorang neurolog asal Austria, mengemukakan bahwa kepribadian manusia terbentuk melalui interaksi dinamis antara tiga elemen utama, yaitu Id, Ego, dan Superego.

Elemen-elemen ini tidak hanya berperan dalam membentuk karakter individu, tetapi juga mempengaruhi perilaku, emosi, dan pemikiran. Teori Freud tentang kepribadian ini telah memberikan pengaruh yang mendalam terhadap psikologi modern dan studi tentang psikologi kepribadian secara keseluruhan.

Konsep Dasar Teori Kepribadian Freud

Freud percaya bahwa kepribadian manusia dibentuk melalui serangkaian tahapan perkembangan yang dipengaruhi oleh ketegangan dan konflik antara tiga sistem utama dalam pikiran: Id, Ego, dan Superego. Masing-masing sistem ini memiliki tujuan dan cara kerja yang berbeda, namun semuanya saling berinteraksi untuk menentukan perilaku manusia.

1. Id: Insting dan Dorongan Bawaan

Id adalah bagian pertama yang berkembang pada manusia sejak lahir dan berfungsi sebagai sumber energi psikologis. Konsep ini mengacu pada bagian dari kepribadian yang sepenuhnya berada dalam alam bawah sadar, yang didorong oleh prinsip kesenangan. Id berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan dorongan instingtual tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau moralitas. Secara sederhana, Id adalah manifestasi dari dorongan alamiah manusia, seperti rasa lapar, haus, dan keinginan seksual, yang selalu ingin dipenuhi sesegera mungkin.

Id tidak mengenal waktu atau rasionalitas dan beroperasi tanpa penghalang. Ini menciptakan perilaku yang dapat digambarkan sebagai spontan, tidak terkontrol, dan terkadang berbahaya jika tidak dikendalikan oleh sistem lainnya, yaitu Ego dan Superego. Freud menyatakan bahwa Id adalah kekuatan dasar yang mendorong semua perilaku manusia, meskipun kontrol dan moderasi datang dari interaksi dengan Ego dan Superego.

2. Ego: Realitas dan Rasionalitas

Ego adalah bagian dari kepribadian yang berkembang setelah Id, dan berfungsi sebagai pengatur serta penyeimbang antara dorongan Id dan kenyataan sosial yang ada. Ego bertugas untuk menanggapi kenyataan eksternal dengan cara yang lebih rasional dan realistis. Freud menggambarkan Ego sebagai aspek dari kepribadian yang bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan Id dengan cara yang aman dan dapat diterima oleh masyarakat.

Ego beroperasi sebagian besar dalam alam sadar, tetapi juga dapat bekerja dalam alam bawah sadar. Salah satu tugas utama Ego adalah menunda pemenuhan kebutuhan Id hingga waktu yang lebih tepat dan dapat diterima. Misalnya, meskipun Id ingin segera makan kue manis, Ego akan menilai situasi dan memutuskan untuk menunggu sampai waktu yang tepat atau sampai kue tersedia dalam jumlah yang memadai, serta tanpa melanggar norma sosial.

Pentingnya Ego adalah untuk memastikan agar perilaku individu tetap dalam batas-batas yang diterima oleh masyarakat, dan menghindari impuls yang merugikan atau berisiko. Ego menggunakan berbagai mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari kecemasan yang timbul akibat konflik antara Id dan Superego, seperti penyangkalan, represi, atau rasionalisasi.

3. Superego: Moralitas dan Standar Sosial

Superego adalah aspek dari kepribadian yang berkaitan dengan moralitas, nilai-nilai, dan aturan sosial yang dipelajari individu dari orang tua dan masyarakat. Superego bertindak sebagai pengawas internal yang menilai perilaku dan keputusan berdasarkan standar moral yang diterima. Superego memiliki dua bagian utama: ideal ego dan conscience (hati nurani). Ideal ego adalah gambaran tentang diri yang ideal, sementara conscience berfungsi untuk memberi rasa bersalah atau penyesalan ketika seseorang melanggar norma atau aturan yang telah diterima secara sosial.

Freud menganggap bahwa Superego berkembang melalui internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial, terutama dalam interaksi dengan orang tua. Proses ini terjadi selama masa kanak-kanak, di mana anak-anak belajar untuk membedakan antara yang benar dan yang salah berdasarkan umpan balik dari orang tua atau figur otoritas lainnya. Superego berfungsi sebagai penyeimbang yang berusaha mengendalikan dorongan-dorongan Id dengan cara memberikan standar moral yang lebih tinggi.

Konflik yang terjadi antara Id, Ego, dan Superego bisa menciptakan kecemasan atau ketegangan dalam diri individu. Misalnya, apabila dorongan Id yang impulsif bertentangan dengan nilai-nilai moral Superego, Ego harus mencari jalan tengah yang dapat mengatasi perbedaan ini. Proses tersebut, meskipun terkadang menghasilkan ketidaknyamanan emosional, adalah bagian dari pembentukan kepribadian yang sehat.

Hubungan antara Id, Ego, dan Superego

Menurut Freud, Id, Ego, dan Superego bekerja dalam suatu sistem yang dinamis dan saling mempengaruhi. Konflik yang terjadi antara ketiga elemen ini merupakan bagian alami dari kehidupan psikologis manusia dan memainkan peran besar dalam perkembangan individu.

  1. Konflik Antara Id dan Superego: Id cenderung mendesak individu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan segera tanpa mempertimbangkan nilai moral atau aturan sosial, sementara Superego berusaha untuk mengendalikan dorongan-dorongan tersebut dengan mengingatkan individu tentang apa yang benar dan salah. Ketegangan antara keduanya dapat menyebabkan rasa bersalah, kecemasan, atau frustrasi.

  2. Peran Ego Sebagai Pengatur: Ego berfungsi sebagai mediator antara tuntutan Id dan aturan Superego. Ketika keduanya bertentangan, Ego harus menemukan cara untuk mengatasi ketegangan tersebut, baik dengan menunda pemenuhan dorongan Id atau dengan menggunakan mekanisme pertahanan untuk melindungi individu dari kecemasan. Ego berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan individu dan harapan masyarakat.

Perkembangan Kepribadian Menurut Freud

Freud meyakini bahwa perkembangan kepribadian terjadi dalam lima tahap perkembangan psikoseksual: oral, anal, phallic, laten, dan genital. Masing-masing tahap ini ditandai dengan fokus yang berbeda pada area tubuh tertentu dan berpengaruh pada pembentukan Id, Ego, dan Superego. Misalnya, pada tahap oral, kepuasan oral menjadi fokus utama, dan apabila terjadi masalah atau ketegangan dalam tahap ini, maka bisa berpengaruh pada kepribadian individu di kemudian hari.

Teori kepribadian Freud dengan konsep Id, Ego, dan Superego memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana kepribadian manusia terbentuk dan bagaimana berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, mempengaruhi perilaku individu. Meskipun teori ini telah banyak dikritik dan berkembang seiring waktu, terutama dalam hal aplikasinya terhadap berbagai budaya dan konteks sosial, namun kontribusi Freud dalam memahami dinamika psikologis tetap relevan. Interaksi antara Id, Ego, dan Superego tidak hanya membentuk perilaku sehari-hari, tetapi juga menjadi dasar dalam pemahaman tentang gangguan mental, psikoterapi, dan perkembangan manusia secara keseluruhan.

Share:

0 Komentar