Definisi biosensor berdasarkan International
Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)
adalah divais yang dapat memperoleh data kuantitatif atau
semi-kuantitatif analitik dengan menggunakan elemen pengenal biologi
yang dihubungkan dengan sebuah elemen transduksi [1]. Biosensor merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi
biomolekul karena sifatnya yang terintegrasi, respon yang cepat, dan harga yang relatif murah [2].

Konsep biosensor pertama kali diperkenalkan ketika pengembangan
divais elektro-kimia untuk mendeteksi analyte pada tahun 1950 [3]. Walaupun begitu, divais biosensor yang pertama kali dikenal
adalah biosensor yang dikembangkan oleh Clark dan Lyons pada tahun 1962 [4]. Mereka melakukan immobilisasi glucose oxidase (GOx) pada permukaan elektrode yang dapat mengkuantifikasi nilai konsentrasi glukosa.

Biochip sensor merupakan sebuah teknologi biosensor baru yang dapat digunakan
untuk mendeteksi penyakit secara simultan [46].
Kelebihan utama dari biosensor jenis ini adalah kemampuannya untuk
mendeteksi ribuan molekul secara simultan dengan satu buah divais dan sampel molekul yang sedikit.

Buku Biochip Sensor Berbasis Carbon Nanotube ini terdiri dari 3 Bab. Pada Bab pertama dipaparkan mengenai biosensor carbon nanotube. Pada Bab 2 dipaparkan mengenai fabrikasi biochip sensor. Pada Bab terakhir dipaparkan mengenai fungsionalisasi dan immobilisasi cnt.